32
4.8 Manajemen Risiko untuk Menurunkan Likelihood
Estimasi risiko yang didapat menunjukan perlu dilakukan suatu tindakan manajemen risiko untuk menurunkan likelihood untuk mencapai tingkat risiko
dapat diterima sehingga dapat tetap menjaga Maluku Utara sebagai Provinsi yang bebas dari AI. Tindakan manajemen risiko bertujuan untuk menurunkan tingkat
risiko sejak tahap pelepasan, pendedahan hingga dampak yang ditimbulkan. 4.8.1 Manajemen Risiko untuk Pemasukan DOC dari Sulawesi Utara ke
Maluku Utara Pada Tabel 20 terlihat tindakan manajemen risiko yang dapat dilakukan
untuk menurunkan likelihood untuk mencapai tingkat risiko yang dapat diterima. Tabel 20 Tindakan manajemen risiko untuk pemasukan DOC
No Tindakan Manajemen Risiko
Efek Manajemen Risiko Pelaksanaan pada Rantai
Pemasukan Unggas 1
Menetapkan Instalasi Karantina Hewan
Memonitor DOC yang akan dilalulintaskan, sehingga
memudahkan untuk mendeteksi DOC yang
terinfeksi AI Tahapan hatchery
2 Melaksanakan pemeriksaan
laboratorium Memudahkan untuk
menentukan tindakan karantina selanjutnya
Tahapan Karantina pada pintu pemasukan dan
pengeluaran 3
Pelaksanaan biosekuriti Meminimalkan penyebaran
virus AI Tahapan rumah tangga,
peternakan dan TPA 4
Pelaksanaan surveilans dan monitoring secara rutin
Deteksi dini terhadap munculnya AI sehingga
dapat melakukan tindakan untuk meminimalkan
penyebaran virus Tahapan rumah tangga,
peternakan
5 Program komunikasi,
informasi dan edukasi KIE dalam bentuk sosialisasi, 3 E
early detection, early responsive, early reporting
Meningkatkan kesadaran masyarakat dan khususnya
pelaku pada usaha perunggasan untuk
meningkatkan pemahaman penyakit, pencegahan,
respon cepat dan bahaya dari AI
Tahapan peternakan, rumah tangga, TPA
4.8.2 Tindakan Manajemen Risiko yang Dapat Dilakukan oleh Dinas
Pertanian di Provinsi Sulawesi Utara dan Maluku Utara
Tindakan manajemen risiko yang dapat dilakukan Dinas Pertanian Sulawesi Utara berupa tindakan monitoring dan surveilans rutin pada breeding farm dan
hatchery. Sementara Dinas Pertanian Maluku Utara perlu melakukan monitoring dan surveilans terhadap peternakan, TPA, poultry shop, rumah tangga sehingga
dapat mendeteksi secara dini apabila terdapat AI pada tahapan-tahapan tersebut. Namun pada praktiknya kegiatan ini sulit dilaksanakan oleh karena kurangnya
jumlah tenaga kesehatan hewan di Sulawesi Utara dan Maluku Utara serta sarana dan prasarana laboratorium yang kurang mendukung. Oleh sebab itu, kerjasama
dengan instansi terkait seperti Balai Besar Veteriner Maros perlu dilakukan
33 dengan cara menyusun kegiatan monitoring dan surveilans bersama sehingga
kegiatan tersebut dapat berjalan maksimal. Program komunikasi, informasi dan edukasi KIE juga dianggap perlu
dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Sulawesi Utara dan Maluku Utara dalam bentuk sosialisasi melalui media cetak, radio ataupun secara langsung kepada
masyarakat. Dinas terkait dapat membentuk Kader AI di tiap desakelurahan dalam membantu program sosialisasi sehingga diharapkan pemahaman
masyarakat terhadap AI akan meningkat. Pemahaman tentang AI yang meningkat akan berpengaruh terhadap tindakan masyarakat untuk melaporkan kejadian-
kejadian AI di lingkungannya sehingga kasus AI dapat terdeteksi lebih cepat. 4.8.3 Tindakan Manajemen Risiko yang Dapat Dilakukan oleh Unit
Pelaksana Teknis UPT Karantina Pertanian
UPT Karantina Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian BKP Manado dan BKP Ternate diharapkan dapat lebih meningkatkan pengawasan lalu lintas
DOC, melalui penambahan jumlah pegawai, meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada serta perlu dilakukannya pemeriksaan laboratorium terhadap
DOC yang akan dilalulintaskan, baik secara sampling setiap perusahaan atau setiap pengiriman. BKP Manado perlu menetapkan adanya instalasi karantina
hewan pada tahapan hatchery untuk dapat mendeteksi AI pada DOC yang akan dilalulintaskan.
4.8.4 Tindakan Manajemen Risiko yang Dapat Dilakukan oleh Rumah
Tangga, Peternakan dan TPA
Pelaksanaan program biosekuriti dapat diterapkan pada tahapan ini. Pelaksanaan biosekuriti yang baik dapat menurunkan penyebaran virus AI.
Tindakan biosekuriti yang dapat diterapkan meliputi penerapan higiene personal, pengaturan lalu lintas hewan dan orang keluar masuk, pembersihan tempat pakan-
minum, kandang dan lingkungan setiap hari, serta penyemprotan desinfektan secara rutin. Pada praktiknya kegiatan pelaksanaan biosekuriti di lapangan tidak
jarang menemui kendala. Oleh karena itu peran instansi terkait perlu dilakukan terutama dalam sosialisasi penerapan biosekuriti dan bantuan desinfektan.
4.8.5 Manajemen Risiko untuk Pemasukan Ayam Hobi dari Sulawesi Utara
ke Maluku Utara Pemasukan ayam hobi dari Sulawesi Utara ke Maluku Utara merupakan
tindakan ilegal, karena tidak melaporkan lalu lintas unggas ke karantina hewan dan tidak disertai dengan dokumen kesehatan hewan. Risiko pemasukan secara
ilegal perlu dilakukan suatu tindakan manajemen risiko untuk dapat menurunkan likelihood pada lalu lintas ayam hobi. Tabel 21 menyajikan tindakan manajemen
risiko yang dapat dilakukan untuk menurunkan likelihood pada lalu lintas ayam hobi secara ilegal.