Pengukuran Kuantitatif terhadap Media Group

5.2.3. Pengukuran Kuantitatif terhadap Media Group

  Stasiun televisi Metro TV tergabung dalam kelompok Media Grou pdi bawah kepemilikan Surya Paloh. Sebagaimana diketahui, selain sebagai pemilik Metro TV, Surya Paloh juga merupakan ketua umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang akan mengikuti konstes politik untuk pemilu 2014. Di kelompok media ini, kami menemukan jumlah iklan Partai Nasdem yang mendominasi dibandingkan dengan partai lainnya, yaitu sebanyak 248 kali tayangan dan hanya tersebar di televisi ini saja. Begitu juga di pemberitaan partai politik, kami menemukan kegiatan internal Partai Nasdem lazim diberitakan disertai peliputan Surya Paloh sebagai subjek pemberitaan. Penjelasan lebih lanjut akan kami paparkan di bawah ini.

1) Iklan Politik

  Dalam penelitian ini kami menemukan iklan politik Partai Nasdem mendominasi stasiun televisi milik ketua umumnya, baik itu pada periode tayangan sampling 24 jam dan pada periode tayangan prime time. Jumlah total tayangan iklan politik Partai Nasdem adalah 248 kali tayangan dengan rincian, 132 kali tayangan pada periode tayangan sampling 24 jam dan 116 kali tayangan pada jam prime time (Lihat Gambar 5.7). Kami juga menemukan iklan politik partai lain dengan jumlah jauh lebih sedikit dibandingkan Partai Nasdem. Iklan Partai Gerinda tayang sebanyak 32 kali tayangan, iklan PAN 14 kali tayangan, iklan PDI Perjuangan, iklan Golkar 11 kali tayangan, dan yang terakhir iklan Partai Demokrat sebanyak 2 kali tayangan.

  Dari monitoring, ditemukan bahwa iklan Partai Nasdem umumnya muncul menjelang hari- hari besar tertentu dengan frekuensi tayangan yang berulang-ulang. Misalnya pada tanggal

  4 Desember 2013 muncul iklan Partai Nasdem mengenai Hari Ibu, di 28 Desember 2013 muncul iklan ucapan Natal dan pada tanggal 3 Januari 2014 muncul iklan ucapan selamat tahun baru 2014. Kami juga menemukan pola sebaran iklan Partai Nasdem hanya tersebar di stasiun televisi yang terafiliasi dengan petinggi partai saja. Sebelumnya, pola sebaran yang sama juga kami temukan di dua kelompok media lain yang kami analisis, yaitu MNC Group (RCTI, Global TV,dan MNC TV) dan Visi Media Asia (ANTV dan TV One). Dengan demikian kami dapat mengatakan partai politik yang memiliki afiliasi secara langsung dengan pemilik televisi pada umumnya memasang iklan hanya di stasiun televisi milik mereka saja.

  Temuan ini dapat mengindikasikan bahwa pemilik televisi kemungkinan besar memperoleh perlakuan istimewa ketika memasang iklan partainya di televisi yang terafiliasi dengan mereka. Tentunya dibutuhkan kajian yang lebih mendalam apakah pemilik membayar rate yang sama ketika memasang iklan di televisi tersebut ataukah mendapatkan potongan harga. Jika mendapatkan keistimewaan, pertanyaannya kemudian adalah, apakah perlakuan istimewa ini berlaku juga pada partai politik yang tidak memiliki afiliasi dengan televisi? Jika ternyata tidak, maka apa yang dipersepsikan oleh publik benar adanya, bahwa pemilik televisi yang juga politisi telah menggunakan medianya untuk berkampanye.

  Tayangan prime time

  Tayangan full time

  PKPI

  PBB HANURA

  PDI PERJUANGAN

  Gambar 5.7 Jumlah Iklan Partai Politik di Media Group (Metro TV) pada Periode 16 September 2013-15 Januari 2014

  Sumber: Pengamatan CIPG

2) Pemberitaan

  Dalam aspek pemberitaan di Media Group (Metro TV), Partai Demokrat merupakan partai yang paling sering diberitakan pada periode tayangan sampling 24 jam, yaitu sebanyak 51 kali tayangan, disusul PDI Perjuangan sebanyak 29 kali tayangan. Kami menemukan pada periode ini tidak ada pemberitaan mengenai PKPI dan PBB. Sedangkan pada periode tayangan prime time, PDI Perjuangan merupakan partai yang paling sering diberitakan, yaitu sebanyak 137 kali tayangan, disusul Partai Demokrat sebanyak 117 kali tayangan, Partai Nasdem 28 kali tayangan dan yang paling sedikit yaitu PBB sebanyak 6 kali tayangan (selengkapnya lihat Gambar 5.8)

  Tayangan full time

  Tayangan prime time

  Gambar 5.8 Jumlah Pemberitaan Partai Politik di Media Group (Metro TV) pada Periode 16 September 2013- 15 Januari 2014

  Sumber: Pengamatan CIPG

  Hasil analisis menemukan, Jokowi adalah narasumber yang paling sering diberitakan baik itu pada periode tayangan sampling 24 jam, maupun pada periode prime time. Pada sampling

  24 jam, Jokowi muncul sebanyak 69 kali tayangan dan 142 kali tayangan pada periode prime time (Lihat Gambar 5.9). Banyaknya pemberitaan mengenai Jokowi tidak terlepas dari kegiatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sebagaimana diketahui, dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta Jokowi memiliki program blusukan mengunjungi warga secara langsung. Program blusukan ini berhasil mengambil perhatian stasiun televisi. Sebagai contoh, tayangan Metro TV pada tanggal 18 Oktober 2013 pukul 21:04:07 WIB di Topten News. Dalam tayangan tersebut Jokowi melakukan kunjungan mendadak ke kantor walikota Jakarta timur. Selain itu, pemberitaan mengenai Jokowi juga banyak muncul seputar pencalonan dirinya sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan pada Pemilu mendatang. Hal ini memengaruhi tingginya pemberitaan mengenai PDI Perjuangan seperti yang dipaparkan di atas.

  Tentunya, frekuensi pemunculan partai-partai dan narasumber dalam pemberitaan televisi memungkinkan adanya penggambaran oleh media televisi yang memberitakannya. Secara tidak langsung, penggambaran tersebut memengaruhi bagaimana publik menilai partai dan narasumber tersebut. Jika yang diberitakan adalah masalah korupsi yang melibatkan petinggi partai dan konflik internal partai, tentunya publik akan menikmati sisi negatifnya. Pemberitaan ini kemudian akan memengaruhi publik dalam menilai partai dan narasumber yang ditampilkan.

  Dalam konteks ini, kami menemukan tingginya pemberitaan mengenai Partai Demokrat justru banyak diberitakan seputar kasus korupsi yang menimpa petinggi partai tersebut.

  Salah satunya pemberitaan 31 Desember 2013 di Metro TV mengenai kasus korupsi Hambalang yang menjerat Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat.

  Sebaliknya, hasil analisis dan monitoring menemukan pemberitaan positif mengenai Partai Nasdem dan Surya Paloh di stasiun televisi ini. Salah satunya dalam pemberitaan Metro TV tanggal 25 September 2013. Dalam pemberitaan ini ditayangkan acara Partai Nasdem di Sulawesi Utara lengkap dengan penayangan pidato Surya Paloh saat memberikan orientasi calon anggota legislatif partai tersebut. Ada juga pemberitaan acara penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem pada tanggal 3 Desember 2013 dengan durasi yang cukup panjang. Dalam tayangan ini juga disebutkan pula pandangan Partai Nasdem terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Begitu juga, tayangan tanggal 24 Desember 2013 diberitakan mengenai Partai Nasdem yang dikatakan sebagai pelapor pertama dana kampanye.

  Pemberitaan positif ini tentunya tidak terlepas dari kedekatan Partai Nasdem dengan Surya Paloh sebagai pemilik televisi. Temuan ini menguatkan indikasi bahwa kepentingan pemilik yang juga adalah politisi lazim ditemui sebagai subjek pemberitaan. Dengan demikian, televisi yang harusnya menjadi pilar demokrasi dan menjadi ruang publik sangat potensial disalahgunakan untuk alat meraih simpati publik dan disisi lain rentan pula dimanfaatkan sebagai alat politik untuk menjatuhkan para pesaing politik pemilik televisi.

  Tayangan prime time

  Tayangan full time

  Yusril Izha Mahendra

  Ruhut sitompul

  Syarif Hasan

  muhaimin Iskandar

  Rhoma Irama

  Anas Urbaningrum

  Hilmi Aminuddin