Pendekatan dan Metode
3.1. Pendekatan dan Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method, yang berarti data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui lebih dari satu pendekatan metodologis – yakni kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Alasan digunakannya dua pendekatan ini adalah: penggunaan salah satu pendekatan secara murni akan lemah untuk mendapatkan pengetahuan secara memadai bagaimana strategi komunikasi parpol dan politisasi media terjadi di televisi. Oleh karena itu, kami menggunakan pendekatan kualitatif untuk memberikan pemahaman yang mendalam atas fenomena yang sedang diobservasi, dan Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed-method, yang berarti data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui lebih dari satu pendekatan metodologis – yakni kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Alasan digunakannya dua pendekatan ini adalah: penggunaan salah satu pendekatan secara murni akan lemah untuk mendapatkan pengetahuan secara memadai bagaimana strategi komunikasi parpol dan politisasi media terjadi di televisi. Oleh karena itu, kami menggunakan pendekatan kualitatif untuk memberikan pemahaman yang mendalam atas fenomena yang sedang diobservasi, dan
Kami perlu menekankan bahwa konteks merupakan hal yang penting dalam penelitian kualitatif, Sebagaimana jamak dalam pendekatan kualitatif, penelitian ini tidak mengasumsikan ada ‗kebenaran‘ tunggal yang harus diungkap. Sebaliknya, kebenaran – terkait dengan strategi komunikasi parpol dan politisasi media – adalah subjektif, tergantung pada pemahaman, pemaknaan dan konteks yang diterapkan kepadanya (Cassell and Symon, 2004). Oleh karena itu, riset ini juga menggunakan beberapa perspektif teoritis dengan pertimbangan penjelasan dengan perspektif tunggal kurang memadai untuk menjelaskan kompleksitas yang ada. Pendekatan ini tidak bermaksud untuk menjadi berlebihan, namun untuk menjamin keketatan tahapan penelitian, karena peneliti menyadari bahwa epistemologi yang berbeda yang diterapkan pada realita yang sama akan menghasilkan pemaknaan ‗kebenaran‘ yang berbeda pula (Cassell and Symon, 2004).
Terkait dengan penelitian ini, kami menggunakan beberapa perspektif teoritis mengenai ekonomi politik media (Herman dan Chomsky, 1988; Mansell, 2001; 2004), mengenai ruang publik dan media sebagai sarana komunikasi politik (Habermas, Castells, Bagdikian, 2004), serta perspektif teoritis mengenai bagaimana konsultan politik mempergunakan media sebagai alat komunikasi (Shea, Daniel M. Burton, Michael J, 2001 dan Farrell, David M., Kolodny, R., dan Medvic, S., 2001). Pemahaman mengenai hak warga negara dibangun dari karya-karya ilmiah sebelumnya (seperti Benhabib, 2004; Janowitz, 1980; Joseph, 2005). Beragam perspektif ini dipakai dalam kerangka pendekatan critical realism ‗realisme kritis‘ (Bhaskar, 1975). Pendekatan ini dipilih sebagai sebagai sarana untuk membantu melihat realitas yang kompleks secara apa adanya, tanpa melupakan sikap kritis melalui deskripsi asumsi ontologis dan argumentasi mengapa hal tersebut dapat terjadi (Ackroyd, 2009, Ackroyd and Fleetwood, 2000).
Penjelasan lebih lanjut mengenai pendekatan serta instrumen yang digunakan akan dijelaskan berikut ini.
3.1.1. Pendekatan Kualitatif
Di dalam pendekatan kualitatif tersedia aneka metode pengumpulan data, mulai dari wawancara, diskusi grup terarah, lokakarya, studi teks, pengamatanobservasi, etnografi, dan sebagainya (Creswell, 2003, Cassell and Symon, 2004). Untuk penelitian ini, kami mengumpulkan data primer melalui wawancara mendalam dan data sekunder melalui studi pustaka. Pengumpulan data sekunder melalui studi pustaka bertujuan untuk menangkap proses yang melandasi proses perancangan dan eksekusi strategi komunikasi parpol serta beberapa persoalan dalam kaitan dengan lansekap media di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah memahami aneka kebijakan yang mengatur ranah media dan penyelenggaraan Pemilu, tanggapan masyarakat sipil terhadap isu politisasi media, bagaimana teknologi komunikasi, media, serta konsultan-konsultan mengambil alih peran strategis parpol. Selain itu, kami juga menggunakan sumber data statistik dan kuantitatif, serta memanfaatkannya untuk memperkaya pendekatan kualitatif.
Terkait dengan tujuan kami untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi strategi komunikasi parpol di televisi dan mengungkap implikasi praktik tersebut pada warga dan demokratisasi di Indonesia, kami melihat bahwa pendekatan kualitatif interpretif (Denzin and Lincoln, 1994) adalah metode yang paling sesuai. Selain itu, kami juga bermaksud untuk menawarkan beberapa penjelasan dan makna dari temuan kami. Terakhir, pendekatan kualitatif seperti ini memungkinkan penggunaan ―pandangan dari dalam‖ (insider view) (Bryman and Bell, 2007). Demikian, peristiwa yang dialami oleh narasumber dapat disertakan dalam analisis.
Kami menyadari bahwa pendekatan kualitatif akan sangat bermanfaat ketika meneliti subyek yang kompleks. Pun, pendekatan ini menjadi sangat berguna ketika berhadapan dengan topik penelitian yang harus dikupas dengan kerangka konseptual yang masih terus berkembang (Creswell, 2003) atau membutuhkan kombinasi dari teori-teori yang berbeda (Cassel dan Symon, 2004). Dengan kata lain, pendekatan kualitatif di sini adalah alat untuk membuat beberapa teknik yang ditujukan untuk menunjukkan proses dasar yang membuat fenomena yang ada saat ini; dalam hal ini srategi komunikasi parpol.
3.1.2. Pendekatan Kuantitatif
Untuk menjawab pertanyaan apakah televisi telah digunakan untuk kepentingan politik pemilik yang juga politisi dan apakah televisi telah berlaku adil dalam artian memberikan kesempatan yang sama ke partai politik lainnya ataupun kepada tokoh politik yang diduga memiliki kepentingan politik pada pemilu 2014, kami melakukan serangkaian pengukuran kuantitatif melalui analisis konten. Analisis konten merupakan metodologi penelitian yang menggunakan pengujian konten yang terukur dalam kasus ini: program televisi sebagai data (Weber, 1990, (Krippendorff, 2004).
Metode kuantitatif dalam monitoring ini dilakukan utamanya untuk mengetahui sejauh mana politisasi media - khususnya di televisi - dilakukan oleh partai politik dan apa implikasinya bagi pemilih dan bagi pendidikan politik publik di Indonesia. Untuk memudahkan monitoring, dibuat unit analisis sebagai berikut:
Banyaknya iklan partai politik dan iklan para kandidat presiden yang kami anggap memiliki kepentingan politik di pemilihan umum mendatang. Dengan menghitung
semua jumlah iklan tersebut, akan diketahui partai politik dan kandidat presiden yang paling banyak ber-iklan di televisi dan diketahui pula bagaimana sebaran iklan partai politik yang pemiliknya terafiliasi dengan partai politik tertentu.
Banyaknya jumlah pemberitaan televisi yang memberitakan partai politik dan kandidat presiden yang kami anggap memiliki kepentingan politik di pemilihan umum mendatang. Dengan menghitung semua jumlah pemberitaan mengenai partai politik dan kandidat presiden akan diketahui berapa banyak parpol, capres dan cawapres diberitakan dan sejalan dengan itu diketahui pula apakah televisi dalam pemberitaannya sudah berimbang dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua partai politik ataupun kandidat CapresCawapres. Yang menjadi patokan untuk analisis ini adalah frekuensi berita. Jika ada satu berita mengenai partai politik dan narasumber yang ditayangkan beberapa kali (misalnya, satu berita ditayangkan di program berita sore, dan ditayangkan ulang di program berita Banyaknya jumlah pemberitaan televisi yang memberitakan partai politik dan kandidat presiden yang kami anggap memiliki kepentingan politik di pemilihan umum mendatang. Dengan menghitung semua jumlah pemberitaan mengenai partai politik dan kandidat presiden akan diketahui berapa banyak parpol, capres dan cawapres diberitakan dan sejalan dengan itu diketahui pula apakah televisi dalam pemberitaannya sudah berimbang dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua partai politik ataupun kandidat CapresCawapres. Yang menjadi patokan untuk analisis ini adalah frekuensi berita. Jika ada satu berita mengenai partai politik dan narasumber yang ditayangkan beberapa kali (misalnya, satu berita ditayangkan di program berita sore, dan ditayangkan ulang di program berita
Penjabaran atas strategi dan instrumen pengumpulan data dijelaskan sebagai berikut.