commit to user 29
hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa siswa SD umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun yang dalam
perkembangan kognitifnya masih terikat dengan objek konkret. Berkaitan ini, di dalam melaksanakan penelitian, peneliti menyesuaikan dengan karakteristik anak
kelas 3. Karena usia anak kelas 3 dalam fase operasional konkret, maka peneliti dalam pembelajaran bilangan pecahan juga akan menggunakan media konkret
seperti tali atau pita yang akan mempermudah siswa dalam memahami materi bilangan pecahan.
B. Penelitian yang Relevan
Nita Praniyati 2010 yang berjudul ’’Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Menghitung Pecahan Pada Siswa Kelas V SDN I
Macanan Karanganyar’’ menyimpulkan bahwa melalui penerapan model kooperatif STAD pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan
kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas V SDN I Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata
nilai matematika hasil kuis individual pada siklus I sebesar 60,37 dan pada siklus II sebesar 69,90. Sehingga terdapat kenaikan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus
II. Sedangkan prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I menunjukkan angka sebesar 63,33 19 siswa dari jumlah 30 siswa tuntas dalam belajarnya
dan pada siklus II prosentase ketuntasan sebesar 80 24 siswa dari jumlah 30 siswa tuntas dalam belajarnya. Sehingga terdapat peningkatan ketuntasan belajar
dari siklus I ke siklus II. Sarifah Nurhasanah 2010 yang berjudul “Penerapan Model Kooperatif
Tipe STAD Untuk Meningkatkan Pemahaman Peristiwa Proklamasi Indonesia Dalam Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Pereng Karanganyar”,
menyimpulkan bahwa melalui penerapan model kooperatif STAD dapat meningkatkan pemahaman peristiwa proklamasi Indonesia pada siswa kelas V SD
commit to user 30
01 Pereng Kecamatan Mojogedang, Karanganyar. Hal ini ditunjukkan dengan rerata pemahaman peristiwa Proklamasi Indonesia pada kondisi awal 51 siswa
tuntas belajar dengan nilai rata-rata 61,71. Pada siklus I rerata pemahaman sebesar 69,50, siswa tuntas belajar dengan nilai rata-rata pertemuan pertama sebesar
68,94 sedangkan pertemuan kedua nilai rata-ratanya 74,57. Pada siklus II rerata pemahaman sebesar 85, 59, siswa tuntas belajar dengan nilai rata-rata
pertemuan pertama sebesar 78,28 sedangkan nilai rata-rata pada pertemuan kedua sebesar 81,22.
Feria Mey Lestari 2010 yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Cahaya Melalui Metode Student Team Achievement Divisions STAD
Pada Siswa Kelas V SDN Dukuhan K erten No 58 Surakarta” menyimpulkan
bahwa penerapan metode STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat- sifat cahaya pada siswa kelas V SDN Dukuhan Kerten No 58 Kecamatan
Laweyan Surakarta. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata kelas pada kondisi awal 61,38 dengan ketuntasan klasikal 47,06 . Pada siklus I rata-rata kelas meningkat
menjadi 71,74 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 70,59. Pada siklus II rata-rata kelas meningkat menjadi 76,79 dan ketuntasan klasikal semakin
meningkat menjadi 88,24. Penelitian Nita Praniyati, Sarifah Hasanah, dan Feria Mey Lestari relevan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, karena penerapan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions STAD
digunakan untuk mengatasi masalah pembelajaran di dalam kelas. Nita Praniyati menggunakan STAD untuk meningkatkan kemampuan menghitung pecahan,
Sarifah Hasanah menggunakan STAD untuk meningkatkan pemahaman peristiwa proklamasi Indonesia, dan Feria Mey Lestari menggunakan STAD untuk
meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya. Berdasarkan 3 tiga penelitian tersebut, akan menambah semakin kuatnya peneliti untuk cenderung
menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD untuk meningkatkan penguasaan konsep bilangan pecahan pada siswa kelas III SDN I Pengkol Jatiroto.
commit to user 31
C. Kerangka Berpikir