Tinjauan Tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

commit to user 26 4 Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna akan mendapat penghargaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa ada beberapa hal yang harus disiapkan dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif STAD antara lain: mempersiapkan materi, membagi para siswa ke dalam tim, menentukan skor awal pertama, dan membangun tim. Selanjutnya langkah- langkah dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD antara lain siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang heteregon baik kemampuan maupun jenis kelaminnya, dimana tiap-tiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota kelompok, tiap anggota menggunakan lembar kerja untuk saling membantu dan diskusi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian guru memberikan evaluasi untuk mengetahui penguasaan terhadap bahan ajar, tiap siswa dan tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar dan kepada tim yang meraih prestasi tertinggi diberi penghargaan.

3. Tinjauan Tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dan pendidik pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, pendidik harus mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Hal ini diperlukan agar peserta didik merasa senang, tanggung jawab, dan konsentrasi selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan mengenali karakteristik siswa, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh. Dirangkum dari Martinis Yamin 2007:32-36, manfaat tersebut antara lain: a. Memperoleh gambaran yang lengkap dan terperinci tentang kompetensi kemampuan awal para siswa, yang berfungsi sebagai prerequisite kelanjutan bagi bahan materi baru yang akan disampaikan. Diharapkan bahan baru tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Sebaiknya materi itu merupakan kelanjutan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. b. Memperoleh gambaran tentang luas dan jenis pengalaman yang telah dimiliki siswa. Berdasarkan pengalaman tersebut, guru dapat memberikan bahan yang commit to user 27 tepat, mantap, dan memberi contoh yang akurat beserta elaborasi yang menarik kepada siswa, sehingga siswa lebih mudah menyerap bahan-bahan yang disajikan oleh guru. c. Mengetahui latar belakang sosial dan kultur para siswa. Dengan demikian guru dapat memberikan bahan yang sesuai dengan metode yang efisien. d. Mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa, baik jasmani maupun rohaniah. Tingkat perkembangan ini besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dan cara belajar siswa. Dengan mengetahui tingkat perkembangan siswa, guru dapat menyesuaikan pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. e. Mengetahui aspirasi dan kebutuhan para siswa. Dengan cara ini guru dapat merancang strategi yang lebih tepat dan akurat untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi itu, baik secara individual maupun kelompok. f. Mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan yang telah diperoleh siswa sebelumnya. Perkembangan aspek kognitif dan intelektual tersebut dijadikan sebagai dasar dalam merencanakan pengetahuan baru, yang dirancang secara tepat. g. Mengetahui tingkat bahasa siswa, baik lisan maupun tulisan. Dengan cara ini guru dapat menyesuaikan kemampuan berbahasa siswa agar terjadi komunikasi yang seimbang dan berhasil. h. Mengetahui sikap dan nilai yang menjiwai siswa. Hal ini dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam perencanaan pembelajaran. Siswa Sekolah Dasar SD umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Supandi 1992:44 dalam http:www.google.co.idhl =idsource=hpbiw=1366bih=580q=karakteristik+siswa+sdaq=oaqi=a ql=oq=fp=65637c177da1b125, diakses tanggal 13 Pebruari 2011, tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua dan tiga yang kisaran umurnya antara 6 atau 7 tahun. Sedangkan kelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam yang kisaran umurnya 9 atau 10 tahun sampai 12 atau 13 tahun. Makmun 1995:50 dalam http:www.google.co.idhl =idsource=hpbiw=1366bih=580q= karakteristik+siswa+sdaq=oaqi=aql=oq=fp=65637c177da1b125, diakses commit to user 28 tanggal 13 Pebruari 2011, mengemukakan bahwa usia 9-12 tahun memiliki ciri perkembangan sikap individualis sebagai tahap lanjut dari usia 6-9 tahun dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Pada dasarnya tahapan perkembangan pikiran anak terdiri dari beberapa tahap. Dirangkum dari Tim Dosen PGSD, 2003:63 , Piaget menjelaskan bahwa perkembangan anak yang pertama berada dalam tahap sensomotorik 0-2 tahun. Selama fase ini bayi mengembangkan kemampuan untuk mengkoordinasikan dan mengorganisasikan sensasi dan persepsi dengan gerakan fisik dan perilakunya. Kedua, anak mengalami tahap praoperasional 2,1-7 tahun, dalam tahap ini konsep-konsep stabil dibentuk, penalaran mental muncul, dan kepercayaan makin dibangun. Ketiga, anak mengalami tahap operasional konkrit 7,1-10. Tahap operasional konkrit adalah suatu tindakan mental yang dapat diputarbalikkan berdasarkan obyek yang riil dan konkrit. Keempat, anak mengalami tahap operasional formal 11,1-15, pada tahap ini memungkinkan kekuatan berpikir dapat mengembangkan wawasan kognitif baru dan sosial. Pada fase ini, pikiran anak menjadi lebih abstrak, logis, dan idealistik, mampu mengkaji pikiran sendiri dan orang lain. Menurut Piaget dalam Heruman 2007:1, anak sekolah dasar berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret. Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Dalam pembelajaran yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru sehingga siswa mudah mengerti. Proses pembelajaran pada fase konkret dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya abstrak. Dalam pembelajaran matematika, setiap konsep yang abstrak harus dipahami siswa dan segera diberi penguatan agar bertahan lama dalam memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk itu, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak commit to user 29 hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa siswa SD umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun yang dalam perkembangan kognitifnya masih terikat dengan objek konkret. Berkaitan ini, di dalam melaksanakan penelitian, peneliti menyesuaikan dengan karakteristik anak kelas 3. Karena usia anak kelas 3 dalam fase operasional konkret, maka peneliti dalam pembelajaran bilangan pecahan juga akan menggunakan media konkret seperti tali atau pita yang akan mempermudah siswa dalam memahami materi bilangan pecahan.

B. Penelitian yang Relevan

Nita Praniyati 2010 yang berjudul ’’Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Menghitung Pecahan Pada Siswa Kelas V SDN I Macanan Karanganyar’’ menyimpulkan bahwa melalui penerapan model kooperatif STAD pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas V SDN I Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata nilai matematika hasil kuis individual pada siklus I sebesar 60,37 dan pada siklus II sebesar 69,90. Sehingga terdapat kenaikan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II. Sedangkan prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I menunjukkan angka sebesar 63,33 19 siswa dari jumlah 30 siswa tuntas dalam belajarnya dan pada siklus II prosentase ketuntasan sebesar 80 24 siswa dari jumlah 30 siswa tuntas dalam belajarnya. Sehingga terdapat peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II. Sarifah Nurhasanah 2010 yang berjudul “Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Pemahaman Peristiwa Proklamasi Indonesia Dalam Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Pereng Karanganyar”, menyimpulkan bahwa melalui penerapan model kooperatif STAD dapat meningkatkan pemahaman peristiwa proklamasi Indonesia pada siswa kelas V SD

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Sd/Mi (Penelitian Tindakan Kelas Di Sdn Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa SD/MI (penelitian tindakan kelas di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)

0 4 165

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN.

0 0 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DISIONS) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA.

0 1 39

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SDN 01 MACANAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 80