Prosedur Penyusunan Tes Deskripsi Teori 1. Tinjauan Tentang Evaluasi

28 C3 : Penerapan = 25 C4 : Analisis = 10 C5 : Sintesis = 5 C6 : Evaluasi = 5 5 Penentuan waktu ujian, waktu keseluruhan maupun rincian waktu untuk masing-masing pokok bahasan. 6 Penentuan jumlah soal untuk setiap pokok bahasan. Selanjutnya langkah-langkah yang perlu dalam menyusun atau menulis soal, adalah : a Merencanakan jumlah soal : 1 Menentukan alokasi waktu tatap muka ujian. 2 Menentukan prosentase jumlah soal sesuai dengan alokasi waktu tatap muka ujian. 3 Menentukan persentase jumlah soal menurut bentuk tes. 4 Penyesuaian jumlah soal dengan waktu yang tersedia . 5 Menentukan jumlah soal secara keseluruhan . 6 Menentukan jumlah soal untuk setiap bentuk tes. 7 Menentukan jumlah soal sesuai tingkat kesukarannya. 8 Menentukan jumlah soal berdasarkan persentase aspek intelektual elemen-elemen dalam domain . b Mengisi format kisi-kisi lay-out soal ujian. Hasil perencanaan jumlah soal pada butir a. Dimasukkan dalam blangko format kisi-kisi soal ujian. c Penulisan butir soal 29 d Berdasarkan rencana kisi-kisi soal ujian yang telah dibuat, mulailah menulis butir- butir soal untuk evaluasi.

e. Prinsip Dasar Penyusunan Tes

Penyusunan tes untuk menilai hasil belajar peserta didik perlu memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan tes hasil belajar agar tes yang dibuat benar-benar dapat mengukur kemampuan siswa dan ketercapaian tujuan pembelajaran. Menurut Anas Sudijono 2011: 97 ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati dalam menyusun tes hasil belajar, yaitu: 1 Tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar outcomes learning yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional 2 Butir-butir tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representatif dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan 3 Bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat bervariasi 4 Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan 5 Tes hasil belajar harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan 6 Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru

f. Ciri-ciri Tes yang Baik

Menurut Suharsimi 2009: 57 ciri-ciri tes yang baik adalah bila tes tersebut memenuhi syarat tes berupa validitas, reliabilitas, objektifitas, praktibilitas, dan ekonomis 1 Validitas Validitas dapat diartikan sebagai ketepatan sebuah tes digunakan sebagai alat pengukur prestasi belajar peserta didik. “Tes hasil belajar dapat dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut sebagai alat pengukur keberhasilan belajar peserta didik dengan secara tepat, benar, shahih, atau absah telah dapat 30 mengukur atau mengungkap hasil belajar yang telah tercapai oleh peserta didik, setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu”. Anas Sudijono, 2011: 94 2 Reliabilitas Reliabilitas digunakan untuk menguji keajegan pertanyaan tes, bila diberikan berulang kali pada objek yang sama. Tes dikatakan reliabel atau ajeg bila dalam beberapa kali tes tersebut diujikan memberikan hasil yang relatif sama. 3 Objektivitas Suatu tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes tersebut tidak ada atau tidak dipengaruhi faktor subjektif yang mempengaruhi dan dilaksanakan menurut apa adanya. 4 Praktibilitas Praktibilitas adalah apabila suatu tes bersifat praktis dan mudah dalam pengadministrasianya sehingga tidak membutuhkan proses yang rumit. Tes yang praktis adalah tes yang: a Mudah dilaksanakan b Mudah pemeriksaannya c Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas dan mudah dimengerti 5 Ekonomis Tes dapat dikatakan ekonomis bila dalam tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.