Teknik Analisis Butir Soal
33 konstruksi, dan bahasa Djemari Mardapi, 2007: 140. Analisis
secara kualitatif dalam kaitannya dengan penelitian ini mencakup validitas isi dan konstruk. Melalui analisis kualitatif dapat diketahui
berfungsi tidaknya sebuah soal. 2 Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif
Analisis soal secara kuantitatif menekankan pada analisis karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris
dari soal yang telah diujikan. Adapun dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif antara lain adalah pendekatan secara
teori tes klasik dan pendekatan teori respon butir. a
Teori Tes Klasik Analisis butir soal secara klasik adalah proses
penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan
menggunakan teori klasik. Menurut Dali S Naga 1992: 4-6, pada pengukuran tes klasik, kelompok butir yang sama
ditempuh atau diisi oleh kelompok peserta yang sama. Artinya skor sangat tergantung kepada butir dan peserta tes, sehingga
semua peserta yang diskor perlu menempuh uji tes yang sama dan dalam waktu yang bersamaan. Interpretasi menjadi bersifat
khusus dengan acuan norma, serta tidak dapat mencerminkan kemampuan peserta dengan benar. Kelebihan analisis butir
soal secara klasik adalah mudah, dapat dilaksanakan sehari- hari dengan cepat menggunakan komputer, murah sederhana,
34 familiar, dan dapat menggunakan data dari beberapa peserta
didik atau sampel kecil BSNP, 2010: 4. Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal
secara klasik adlah setiap butir soal ditelaah dari segi reliabilitas tes, tingkat kesukaran tes, daya pembeda, juga
efektifitas pengecoh. b Teori Respon Butir
Teori respon butir merupakan teori pengkuran modern yang biasanya digunakan dalam analisis butir soal. Pada teori
ini digunakan model matematis untuk menghubungkan karakteristik butir soal dengan kemampuan responden yang
digambarkan melalui kurva karakteristik butir. Menurut Dali S Naga 1992:160, teori respon butir Item Response Theory-
IRT pada dasarnya ingin memperbaiki kelemahan yang terdapat pada sekor klasik yaitu ketergantungan ukuran ciri
peserta pada kelompok butir tes. Pada teori respon buitr terdapat tiga macam model
lodistik yaitu model logistik satu parameter L1P model logistik dua parameter L2P, dan model logistik tiga parameter L3P.
Model yang
biasa digunakan
adalah model
logistik satuparameter yang hanya menggunakan para meter
kemampuan yaitu indeks kesukaran butir soal, bentuk tes sesuai dengan model ini adalah tes pilihan ganda.
Model Rasch sama dengan model logistik satu parameter, sehingga ada kalanya model L1P disebut juga
35 model Rasch yang hanya memiliki satu parameter yaitu taraf
sukar butirr b, Rasch dalam Sudaryono 2013: 24 menerangkan bahwa model Rasch adalah salah satu teori
modern yang digunakan untuk menganalisis soal dikotomi, yaitu soal-soal yang diberi skor satu apabila menjawab benar
dan diberi skor nol apabila menjawab salah. Adapun probabilitas sukses pada model Rasch untuk
butir ke-i ditentukan dengan persamaan:
P
i
θ=
Dengan, P
i
θ = probabilitas peserta tes yang memiliki kemampuan dapat menjawab butir ke-i dengan
benar. θ = tingkat kemampuan peserta tes
b
t
= taraf sukar ke-i e = konstanta eksponensial yang nilainya ± 2,718
Sudaryono, 2013: 21