Prinsip Keseimbangan Balance Desain Media Pembelajaran

4. Prinsip Irama Ritme

Ritme terjadi karena adanya pengulangan pada bidangruang yang menyebabkan kita dapat merasakan adanya perakan, getaran, atau perpindahan dari unsur satu ke unsur lain. Gerak dan pengulangan tersebut mengajak mata mengikuti arah gerakan yang terjadi pada sebuah karya. Dari ritme dapat ditentukan eyeflow atau arah baca sebuah desain. Secara umum arah baca suatu desain adalah dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Gambar 23. Unsur pengulangan membentuk ritme dan eyeflow pada media pembelajaran Argaini, 2016

5. Prinsip Keselarasan Harmony

Kondisi selaras atau harmoni terbentuk karena tidak adanya pertentangan antara satu elemen dengan elemen lainnya. Dalam desain untuk membentuk harmoni dengan dilakukan dengan mengaplikasikan bentuk dan warna yang sama pada elemen sejenis dan menampilkan elemen dengan penggayaan yang sama. Gambar 24. Elemen yang selaras dari segi warna, gaya desain dan proporsi Pintaka, 2016 27

6. Prinsip Kesatuan Unity

Pada akhirnya prinsip kesatuan adalah sebuah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Prinsip ini akan tercapai jika prinsip-prinsip sebelumnya telah diterapkan. Untuk mememenuhi prinsip kesatuan, hal yang dapat dilakukan antara lain: - Menggunakan hanya dua atau tiga type styles jenis huruf dengan ukuran yang memiliki keterbacaan yang baik dan relatif sama di seluruh halaman media pembelajaran interaktif. - Menggunakan palet warna yang identik di seluruh halaman. - Mengulang warna, bentuk, atau tekstur untuk membentuk irama dan eyeflow - Menggunakan proporsi ukuran objek grafis yang baik dan peletakan yang teratur - Menyediakan ruang kosong untuk menghadirkan harmoni Gambar 25. Kesatuan di tiap-tiap halaman media pembelajaran interaktif Pintaka, 2016 29

Bab IV Adobe Flash

Setelah memahami proses perancangan suatu media pembelajaran interaktif, maka tahapan berikutnya adalah proses pengembangan untuk menghasilkan produk yang dimaksud. Pada saat ini cukup banyak tool atau aplikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran interaktif. Diantara aplikasi tersebut antara lain : - Microsoft Power Point - Prezi - Android Studio - Construct - Unity - Adobe Flash Masing-masing aplikasi memiliki keunggulan dan kelemahan. Namun demikian dalam memilih aplikasi kita dapat mengukur dari parameter harga aplikasi, kemudahan untuk didapatkan, kemudahan operasional, fitur yang ditawarkan dan sumber belajar. Dari beberapa parameter tersebut Adobe Flash dipilih oleh penulis sebagai aplikasi untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif, karena menawarkan berbagai fitur yang menunjang proses pengembangan media. Adobe Flash - sebelumnya bernama Macromedia Flash - adalah salah satu perangkat lunak komputer yang didesain khusus oleh Adobe dan merupakan program aplikasi standar authoring tool professional yang digunakan untuk membuat animasi, web maupun aplikasi yang interaktif dan dinamis. Flash didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi 2 dimensi yang handal dan ringan sehingga flash banyak digunakan untuk membangun dan memberikan efek animasi pada website, multimedia interaktif, film animasi, game dan yang lainnya. Pada tahun 2012 fitur Flash bertambah sehingga dapat mengelola grafik 3 dimensi melalui bahasa pemrograman dasar bernama AGAL. Flash memiliki fitur untuk membuat animasi berbasis motion, fasilitas action script 3 bahasa pemrograman, mengelola video lengkap dengan fasilitas playback FLV, mengelola audio dan menghasilkan output dalam berbagai format. Keunggulan lain yang