sisw abelajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang dengan heterogen.
Berdasarkan pendapat
diatas, dapat
disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupaka pembelajaran yang menekankan pada kerja sama secara berkelompok selama proses pembelajaran.
2.1.8.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Suprijono 2009 model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh J. Bruner
yaitu belajar penemuan atau discovery learning yakni pembelajaran yang menekankan pada aktivitas pedidikan. Proses pembelajaran meliputi
proses informasi, transformasi, dan evaluasi. Pada tahap informasi peserta didik memperoleh informasi mengenai materi yang dipelajari dan
memberikan respon. Pada tahap transformasi peserta didik melakukan identifikasi, analisis, mengubah, mentransforasikan informasi yang
diperoleh. Pada tahap evaluasi peserta didik menliai sendiri informasi yang telah ditransformasikan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah.
Kunandar 2007:35 menyatakan bahwa pembelajarn berbasis masalah adalah suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konsep yang sesuai dengan mata pelajaran. Dalam Problem Based Learning, masalah dibahas dalam kelompok-kelompok
kecil. Dalam pembahasan ini mereka catat apa saja yang sudah mereka ketahui untuk menjawab masalah dan apa saja yang belum
mereka ketahui. Mereka mengumpulkan data dan pengetahuan yang
belum mereka ketahui itu dengan menggunakan berbagai sumber.Mereka menganalisis seluruh data dan pengetahuan yang
terkumpul, untuk menjawab masalah. Tugas guru adalah mengamati seluruh proses, dan memberikan bantuan bila diperlukan Haris
Mudjiman, 2007 : 55. Berdasarka uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang memberikan konsep permsalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran
untuk selanjutnya siswa mencari informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut.
2.1.8.4 Model Pembelajaran Tematik
Menurut Kunandar 2007:226 Tema merupakan alat untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam
pembelajaran, tema diberikan dengan maksud berbagai menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan
bahasa anak didik dan membuat pembelajaran yang melibbatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada
ssiwa. Pembelajaran tematik dikemas dalam suatu tema. Pendekatan tematik ini merupakan satu usaha untuk mengintergrasikan pengetahuan,
kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dengan kata lain pembelajaran tematik adalah
pembelaajaran yang menggunakan tema dalam mengkaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bagi pembelajaran.
Adapun ciri khas pembelajaran tematik diantaranya: 1
Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa sekolah dasar.
2 Kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik bertitik
tolak dari minat dan kebutuhan siswa 3
Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama
4 Membantu mengembangkan keterampilan berpikir belajar
siswa 5
Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik di
lingkungannya. 6
Mengembangkan keterampilan siswa misalnya: toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap orang lain.
Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa model pembelajaran tematik erupakan suatu konsep pembelajaran yang menggunakan tema
tertentu dalam mengkaitkan mata pelajaran sesuai dengan Standar kompetensi dan Indikator
2.1.8.5 Model Pembelajaran PAIKEM