15
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dengan membaca seperti itu, artinya penuh perhatian terhadap ayat-ayat yang dibacanya, maka seorang pembaca
akan memahami dan respek terhadap ayat-ayat yang sedang dibaca. Dengan demikian, maka seorang pembaca akan membaca „tasbih’ ketika ia bertemu
dengan ayat-ayat yang mengandung perintah bertasbih, membaca ta’awudz
ketika membaca ayat-ayat yang bernada ancaman , dan lain sebagainya.
20
Jadi jelas bahwa tidaklah sama Al- Qur’an dengan buku ensikopedia,
kamus, atau buku-buku yang lainnya. Meski zahir-nya sama-sama terbuat dari kertas yang ditulisi tinta dan dicetak serta dijual dipasaran, namun di
dalamnya menuntut perlakuan yang berbeda terhadap Al- Qur’an. Seperti
adab-adab tersebut yang harus kita lakukan untuk memulai bacaan Al- Qur’an,
yaitu apabila ingin membaca Al- Qur’an harus diawali dengan membersihkan
diri terlebih dahulu dengan cara berwudhu, bersiwak atau gosok gigi dan sebagainya.
Demikianlah antara lain adab membaca dan menyikapi Al- Qur’an yang
terpenting, yang harus kita pelihara demi menjaga kesucian Al- Qur’an
menurut arti yang sesungguhnya.
B. Adab Pengajar dan Pelajar Al-Qur’an
Setiap mukmin yang mempercayai Al- Qur’an, mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu. Diantara kewajiban dan tanggung jawab itu adalah mempelajarinya dan mengajarkannya. Namun dalam
mempelajari dan mengajarkannya memiliki adab masing-masing.
a. Adab Pengajar Al-Qur’an
Dalam melaksanakan pembelajaran Al- Qur’an, terdapat beberapa
ketentuan yang sebaiknya dilalui oleh pembelajar, yaitu guru dan murid. Bagi seorang guru ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam mengajar Al-
Qur’an diantaranya yaitu; Menurut Abdul Aziz dalam bukunya yang berjudul Bersanding Dengan Al-
Qur’an, adab pengajar Al-Qur’an ada 5; diantaranya yaitu:
20
Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al- Qur’an…h. 33.
16
1. Yang harus diperhatikan oleh pengajar Al-Qur’an adalah niat.
Niat mengajar Al- Qur’an adalah untuk mencari keridhoan Allah SWT. Di
dalam Shohihain di sebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal-amal itu tergantung niatnya dan setiap orang
tergantung dengan apa yang diniatkan”.
21
2. Menghiasi diri dengan akhlak mulia sesuai tuntunan syar’i.
Seyogyanya seorang pengajar Al- Qur’an berakhlak luhur sesuai tuntunan
syar’i, menghiasi dirinya dengan sifat-sifat terpuji, berperilaku yang diridhoi Allah, seperti penuh kekhusyu’an, tenang, berwibawa, dan rendah
hati, dan berperilaku lembut terhadap murid.
22
Lebih lanjut Imam Nawawi menjelaskan bahwa guru sepatutnya tidak merasa besar diri berhadapan
dengan murid-muridnya. Seharusnya dia hendaklah berlembut dan merendahkan diri. Hal ini tertulis dalam hadits Rasulullah SAW:
“Berlemah lembutlah terhadap muri-murid kamu dan terhadap guru- guru kamu”.
23
3. Suka memberi nasihat.
Seorang guru Al- Qur’an harus ikhlas menasihati para murid yang
merupakan bagian dari umat Islam dan pengikut Nabi Muhammad SAW. Yang termasuk bagian dari nasihat bagi Allah dan Kitab-Nya ialah
memuliakan murid dan pelajar, menunjuki kepada mereka kemaslahatan, menyikapi dengan lembut, murah hati dalam menuturkan pengajaran dan
ramah, bertutur kata lembut serta mendorong mereka giat belajar.
24
4. Bersemangat dalam memberikan pengajaran Al-Qur’an.
Seorang pengajar Al- Qur’an haruslah mengajari dan mendidik pelajarnya
dengan penuh semangat sehingga dapat memberikan pengaruh kepada para pelajarnya, dan Para guru Al-
Qur’an harus berupaya membuat pelajarnya paham. Memberi pengajaran kepada masing-masing anak sesuai dengan
kemampuannya. Ia tidak boleh mengajar mereka lebih banyak atau lebih lama, sementara mereka tidak menyanggupinya. Sebaiknya, pengajar tidak
boleh mengajar terlalu singkat untuk pelajar yang memerlukan tuntunan pengajaran yang lebih banyak.
25
5. Memuliakan ilmu
21
Abdul Aziz, Bersanding Dengan Al- Qur’an, Bogor: Pustaka Ulil Albab, 2007, Cet
ke- I, h.25-26
22
Ibid...h. 30
23
Imam Nawawi, Adab Pengemban Al- Qur’an, Jakarta: Pustaka Salam SDN. BHD,
1996, Cet ke-I, h. 36
24
Abdul Aziz, Bersanding Dengan Al- Qur’an...h. 31
25
Ibid...h. 32
17
Di antara adab-adab yang amat perlu diperhatikan adalah ilmu tidak boleh di hina. Termasuk adab yang ditekankan dan diperhatikan adalah tidak
merendahkan ilmu dengan pergi ke suatu tempat untuk mengajarkan muridnya disana. Meskipun yang didatangi itu seorang pemimpin atau
dibawahnya.
26
Sedangkan Imam Nawawi menjelaskan bahwa adab guru dalam mengajar Al-
Qur’an ialah guru jangan mendengki para pelajarnya yang cemerlang dan jangan pula terlalu membesar-basarkan nikmat yang diperoleh oleh pelajarnya
itu. Karena perasaan dengki terhadap orang lain adalah diharamkan sekeras- kerasnya. Kemudian seorang guru Al-
Qur’an hendaklah menjaga tangannya daripada merayau-rayau ketika mengajar, menjaga matanya daripada
memandang tanpa ada keperluan.
27
b. Adab Pelajar Al-Qur’an
Sedangkan hal yang harus dilakukan oleh seorang pelajar dalam melaksanakan pembelajaran Al-
Qur’an yaitu; Menurut Abdul Aziz bahwa adab membaca Al-
Qur’an bagi seorang pelajar Al-
Qur’an adalah sebagai berikut: 1.
Niat untuk mencari keridhoan Allah SWT. 2.
Berperilaku tawadhu terhadap guru dan berperilaku sopan Meskipun gurunya lebih muda, kurang terkenal, tidak berasal dari keluarga
terpandang dan yang lainnya; pelajar harus tetap tawadhu ’ kepada gurunya,
maka dengan sikap tawadhu’ tersebut, ia akan mendapatkan ilmu. Seorang
penyair berucap: “Ilmu itu jauh dari murid yang sombong, Bagaikan air
bah yang menjauhi tempat yang tinggi ”.
3. Pelajar harus bersedia menerima nasihat guru
Pelajar yang menerima nasihat dari guru seperti seorang yang sakit yang pintar menerima nasihat dari dokter yang cerdik lagi pemberi nasihat.
Maka guru lebih mulia ucapannya daripada dokter.
28
4. Semangat dan tekun
Termasuk adab-adab yang penting bagi seorang pelajar adalah semangat menggebu dalam menuntut ilmu, giat dan rajin belajar pada setiap saat yang
memungkinkan untuk belajar. Ia tidak boleh merasa puas dengan ilmunya yang sedikit jika masih mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan ilmu
26
Ibid …h. 33
27
Imam Nawawi, Adab Pengemban Al- Qur’an…h. 38
28
Abdul Aziz, Bersanding Dengan Al- Qur’an...h. 36
18
yang banyak. Meskipun demikian, setiap pelajar tidak boleh memaksakan diri untuk mencapai ilmu yang lebih tinggi yang melewati kemampuan
dirinya. Sebab boleh jadi hal itu akan menimbulkan kebosanan, bahkan merusak ilmu yang telah dicapainya. Dan hal ini tentunya berbeda-beda,
tergantung keadaan dan kondisi pelajar.
29
Sedangkan menurut H. Ramlan Mardjoned, bahwa seorang pelajar Al- Qur’an harus mempunyai adab sebagai berikut:
a Adab terhadap guru
Adab pelajar terhadap guru harus dimulai dengan niat ikhlas untuk belajar dan menimba ilmu dari gurunya, agar mendapatkan kemudahan dalam
belajar menulis dan membaca Al- Qur’an untuk diamalkan, yaitu:
- Membaca Ayat Al-Qur’an dengan tartil, memahami pelajaran yang
diberikan, disiplin menghapal ayat kemudian mengamalkannya; -
Bersikap sopan dan santun atau hormat dengan akhlakul karimah terhadap guru yang mengajar,.
- Bersikap taat, patuh dan hormat kepada guru, dan senantiasa
bekonsultasi kepadanya dalam hal pelajaran dan memperhatikan nasihatnya;
- Bersikap merendahkan suara, agar jangan suara pelajar lebih keras dari
gurunya. b
Disiplin belajar, sikap disiplin belajar bagi pelajar, yaitu; -
Datang ke ruang belajar atau kelas hendaklah secara disiplin, sesuai dengan waktu belajar yang ditetapkan guru.
- Taat pada peraturan yang telah ditetapkan guru atau sekolah.
c Sikap terhadap sahabat
Di dalam pergaulan antar sesama teman atau kawan belajar di ruang kelas hendaknya;
- Saling menebarkan kasih sayang untuk menyambung silaturrahmi dan
membina ukhuwah, saling melepaskan senyum tanda persahatan. -
Jangan saling mengejek dan mentertawakan dengan tujuan merendahkan sahabat atau kawan.
- Pelajar jangan saling melihat ke kiri dan kanan atau kebelakang, dengan
tujuan menggoda teman dan berbincang-bincang.
30
Demikianlah adab-adab yang harus dilaksanakan oleh seorang pengajar guru dan pelajar agar ilmu yang diperolehnya bermanfaat. Adab yang paling
utama bagi pengajar dan pelajar yaitu niat, apa yang diniatkan haruslah semata-mata karena mencari keridhoan Allah SWT. Dan dari penjelasan di
29
Ibid...h. 40
30
Ramlan Mardjoned, Akhlak Belajar dan Mengajar Al- Qur’an, Jakarta: LPPTKA-
BKPRMI, 1994, Cet ke-I, h. 48-49