Cara Mengatasi Kesulitan Membaca Al- Qur’an
29
pertengahan abad 19, banyak metode-metode pengajaran baca Al- Qur’an.
Mulai dari yang dianggap klasik seperti al-baghdady, kemudian dilanjutkan dengan metode yang bernama q
iro’ati, dan sebagainya. Metode-metode tersebut disusun secara sistematis dan diupayakan mencakup materi-materi
yang dibutuhkan, terdiri dari beberapa jilid dan setiap jilid memiliki tahapan serta target kemampuan yang terencana.
Keberhasilan suatu program, terutama pengajaran dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari pemilihan metode. Pada sekarang ini begitu
banyaknya metode belajar membaca Al- Qur’an yang digunakan, yang
tujuannya untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa. Diantaranya yaitu:
a Metode Al-Baghdady
Metode Baghdady berasal dari Baghdad Irak. Metode Al-Baghdady adalah metode tersusun tarkibiyah, maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun
secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan metode
alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia.
Cara pembelajaran metode ini adalah: -
Hafalan -
Eja -
Modul -
Tidak variatif -
pemberian contoh yang absolut
b Metode Hattaiyyah
Adalah suatu metode pengajaran membaca Al- Qur’an dengan pendekatan
pengenalan huruf Arab, tanda baca melalui huruf latin.
c Metode Al-Barqi
Metode ini sifatnya bukan mengajar namun mendorong, disini siswa dianggap telah memiliki persiapan dengan pengetahuan yang tersedia. Siswa
membuka atau melihat peragapapan tulis, tidak dalam keadaan kosong. Karena sudah punya kesiapan, maka siswa hanya membaca, memisah,
memilih dan memandu sendiri.
d Metode Iqro’
30
Metode iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang berdomisili di Yogyakarta.
Metode Iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang menekankan langsung pada latihan membaca.
Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana , tahap demi tahap
sampai pada tingkatan yang sempurna. Model
pengajaran metode iqro’ yaitu, a Cara Belajar Siswa Aktif CBSA, guru tak lebih hanya sebagai penyimak, bukan penuntun bacaan, b
Privat, guru menyimak seorang dengan seorang, c Asistensi, yaitu jika guru tidak mencukupi, murid yang mahir bisa turut membantu mengajar murid-
murid yang lainnya.
47
e Metode Jibril
Metode ini ditemukan oleh KH. M. Bashori Alwi dalam Taufiqur- Rohman sebagai pencetus metode jibril, bahwa dasar metode jibril bermula
dengan membaca satu ayat atau lanjutan ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat menirukan bacaan
guru dengan pas.
Istilah metode jibril yang digunakan sebagai nama dari pembelajaran Al- Qur’an yang diterapkan di Pendidikan Ilmu Al-Qur’an PIQ Singosari
Malang, adalah dilatarbelakangi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Al-
Qur’an yang telah diwahyukan melalui malaikat Jibril.
Dalam pelaksanaannya metode Jibril menempuh dua tahap, yaitu tahqiq dan tartil.
1
Tahap tahqiq adalah pembelajaran Al- Qur’an dengan pelan dan
mendasar.Tahap ini dimulai dengan pengenalan huruf dan suara, hingga kata dan kalimat. Tahap ini memperdalam artikulasi pengucapan
terhadap sebuah huruf dengan tepat dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat huruf.
2 Tahap tartil adalah pembelajaran membaca Al- Qur’an dengan durasi
sedang dan bahkan cepat sesuai dengan irama lagu. Tahap ini dimulai dengan pengenalan sebuah ayat atau beberapa ayat yang dibacakan guru,
lalu ditirukan oleh para santri secara berulang-ulang. Disamping pendalaman artikulasi pengucapan, dalam tahap tartil juga diperkenalkan
praktek hukum-hukum ilmu tajwid seperti: bacaan mad,
waqaf, dan ibtida’, hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati, dan sebagainya.
48
f Metode Qira’ati
Metode Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada tahun 1986. Metode ini ialah membaca Al-
Qur’an yang langsung memasukkan dan
47
Tombak Alam, Metode Membaca Menulis Al- Qur’an 5 Kali Pandai, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1995, .134
48
http:idb4.wikispaces.comfileviewur4001.pdfIQ,2005