Interpretasi data HASIL PENELITIAN
bimbingan belajar kepada siswanya. Tujuan bimbingan secara umum adalah membantu murid-murid agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi
belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
4
Sedangkan peran guru sebagai motivator yaitu dalam bentuk menyuruh siswa untuk mengulangi pelajaran Al-
Qur’an di rumah 46 selalu dilakukan oleh guru agar siswa dapat terlatih secara khusus dalam memahami ilmu tajwid. Kemudian
motivasi dalam bentuk memberikan pujian kepada siswa yang memperoleh nilai baik 36 selalu dilakukan agar dapat merangsang siswa untuk terus bersaha
mengembangkan pengetahuannya dalam belajar membaca Al- Qur’an. Selanjutnya
motivasi dalam bentuk memberikan hadiah kepada siswa yang baik dalam membaca Al-Quran 76 tidak pernah dilakukan, atau dapat dikatakan guru kurang
sekali dalam hal memberikan hadiah kepada siswa yang baik dalam membaca Al-
Qur’an. Sedangkan motivasi untuk selalu belajar membaca Al-Qur’an setiap hari di
rumah 44 selalu dilakukan oleh guru agar siswa terbiasa membaca Al- Qur’an di
luar jam belajar, yakni di rumahnya masing-masing di bawah pengawasan dan bimbingan dari orang tua.
Dari uraian di atas mengenai peran guru PAI sebagi motivator dapat dikatakan cukup baik, yaitu dengan memberikan dorongan agar siswa selalu belajar membaca
Al- Qur’an dengan sungguh-sungguh dan membacanya setiap hari di rumah,
sedangkan dalam bentuk materil kurang dilakukan. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran khususnya pendidikan formal ditentukan oleh banyak faktor, salah
satunya adalah interaksi antara siswa dan guru, selain materi pembelajaran yang disampaikan, dorongan semangat dari guru ditambah dengan faktor kepribadian
guru juga sangat mempengaruhi dalam mendorong motivasi siswa demi
meningkatkan keberhasilan dalam belajar.
Peran guru sebagai evaluator yaitu dengan cara memberikan penilaian kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah berhasil atau faham terhadap pelajaran
yang telah disampaikan. Peran guru sebagai evaluator dalam hal memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperagakan bacaan di depan kelas 54 atau
jarang sekali dilakukan dan dalam bentuk memberikan tugas kepada siswa setelah
4
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, Cet ke-I, h. 105
kegiatan belajar mengajar selesai juga jarang sekali dilakukan oleh guru, karena pada saat pelajaran berlangsung dengan sistem membaca Al-
Ma’arif buku panduan belajar membaca Al-
Qur’an SMP Islam Al-Ikhlas secara individual, siswa yang tidak dapat giliran membaca diberikan tugas oleh guru.
5
Selanjutnya dalam memberikan penilaian 51 selalu dilakukan dalam setiap pelajaran Al-
Qur’an dan 44 guru tidak pernah memberikan tugas yang bervariasi kepada siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa peran guru sebagai evaluator sudah cukup
baik, hanya dalam penyampaiannya terlalu monoton. Selanjutnya dalam penggunaan media tentang pengajaran ilmu tajwid sebagian
kecil siswa 49 mengatakan jarang dilakukan oleh guru. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis
pedagogis, maka pengajaran Al- Qur’an yang efektif adalah menggunakan alat
peraga, bagan dan alat sebagainya dengan maksud memberikan kejelasan yang dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Dengan media yang ada, diharapkan
proses pengajaran terhindar dari verbalisme yaitu siswa hanya tahu kata-kata yang diucapkan oleh guru tetapi tidak tahu maksudnya.
Sedangkan kesulitan yang dialami siswa adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tajwid, hal ini disebabkan karena siswa menganggap
bahwa materi yang diajarkan cukup sulit, akibatnya siswa tidak dapat membaca Al- Qur’an dengan baik dan lancar. Selain itu kesulitan siswa dalam membaca Al-
Qur’an disebabkan oleh faktor intern atau dari dalam diri siswa itu sendiri dan
ekstern. Faktor intern meliputi, kurangnya semangat siswa untuk mengulang kembali pelajaran Al-
Qur’an di rumah, kurang membaca Al-Qur’an di rumah dengan menggunakan kaidah ilmu tajwid dan jarang mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru al- Qur’an, sedangkan faktor ekstern meliputi, kurangnya
motivasi dan perhatian dari kedua orang, kurang mendapatkan pendidikan agama sebelumnya baik pendidikan formal maupun non formal serta guru kurang melatih
murid-muridnya secara personal dalam pengucapan hokum bacaan tajwid.
5
Tri Wahyu Ningrum, Guru Al- Qur’an, Wawancara Pribadi.
Guru adalah pejuang bagi peradaban dunia pendidikan. Semua tetesan keringat dan air mata guru tidak akan sia-sia, karena semua itu melahirkan kebaikan di
dunia dan akhirat. Kebaikan guru tersebut tak mengharap balasan dari para siswanya. Melihat siswanya sukses pun bagi seorang guru adalah lebih dari cukup
dan menjadi kebahagiaan tersendiri. Profesi guru memang sangat mulia.
Sedangkan metode yang dilakukan dalam pembelajaran Al- Qur’an di SMP Al-
Ikhlas memiliki beberapa metode dan masing-masing guru memiliki ide-ide tersendiri dalam mengajarkannya, diantaranya yaitu:
Bukan hanya motivasi dari guru, motivasi dari orang tua juga sangat mempengaruhi juga sangat mempengaruhi minat siswa dalam belajar membaca Al-
Qur’an baik di rumah maupun di sekolah. Dengan kurangnya motivasi yang diberikan oleh orang tua, anak pun akan merasa tidak adanya beban untuk bisa atau
mampu dalam membaca Al- Qur’an. Sesungguhnya adanya semangat bagi anak