Tabel Hasil Pengamatan Analisa Data

LEMBAR KERJA SISWA PETA ARGUMENTASI ARGUMENT MAPPING Nama: Kelas:

1. Stand point:

Apakah dinding tumbuhan sama dengan dinding sel jamur? Data : Jamur memiliki dinding sel. Posisi : Tidak. Dinding sel jamur tidak sama dengan dinding sel tumbuhan. Karena : Dinding sel jamur terbuat dari bahan kitin. Tetapi : Dinding sel tumbuhan tersusun dari bahan selulosa. Pendukung alasan: Dinding sel jamur yang terbuat dari bahan kitin merupakan polimer karbohidrat yang berfungsi untuk memberti bentuk dan menyokong sel- sel jamur. Score : Level 4

2. Stand point:

Apakah miselium dapat berfungsi sebagai alat penyerap makanan dan juga sebagai alat reproduksi? Data : Tubuh jamur tersusun atas hifa. Hifa-hifa bercabang membentuk miselium. Posisi : Ya. Hifa pada jamur dapat berfungsi sebagai alat penyerap makanan dan juga sebagai alat reproduksi Karena : Jaringan hifa akan membentuk miselium. Miselium inilah yang merupakan tempat pembentukan spora dan juga sebagai alat reproduksi. Pendukung alasan: terdapat 2 macam miselium, yaitu miselium vegetatif berfungsi sebagai alat penyerap makanan dan miselium generatif berfungsi sebagai alat reproduksi Score : Level 3

3. Stand Point:

Apakah jamur mampu membuat makananya sendiri? Data : Jamur dapat hidup dengan memperoleh energi dari organisme lain. Posisi : Tidak. Jamur tidak mampu membuat makanannya sendiri. Karena : Jamur tidak memiliki klorofil seperti tumbuhan. Tetapi : Jamur menyerap nutrisi dari lingkungan atau substratnya. Pendukung alasan: Jamur merupakan organisme heterotrof, tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu melakukan fotosintesis untuk membuat makananya sendiri. Score : Level 4 Materi Ajar KINGDOM FUNGI JAMUR

A. Ciri-ciri umum Jamur

Fungi atau jamur didefinisikan sebagai kelompok organisme eukariotik karena sel-selnya sudah memiliki membran inti sel. Dinding sel jamur terbuat dai bahan kitin, yaitu polimer karbohidrat. Zat kitin berfungsi memberi bentuk dan menyokong sel-sel jamur. Hal tersebut sangat berbeda dari dinding sel tumbuhan yang terbuat dari bahan selulosa. Sebagian besar jamur merupakan organisme bersel banyak multiseluler, contohnya jamur merang Volvariella volvacea, tetapi ada juga yang merupakan organisme bersel tunggal uniseluler, yaitu yeast atau ragi. Jamur uniseluler berukuran mikroskopis, sedangkan jamur multiseluler ada yang berukuran makroskopis dan mikroskopis. Tubuh jamur multiseluler tersusun atas benang-benang yang disebut hifa. Hifa merupakan tabung-tabung kecil berisi sitoplasma dan nucleus. Terdapat dua macam hifa, yaitu hifa tidak bersekat dan hifa bersekat. Sekumpulan hifa akan membentuk anyaman yang disebut miselium. Jamur tidak memiliki klorofil sehingga jamur bersifat heterotroph, artinya tidak dapat menyusun atau mensintesis makanan sendiri. Jamur hidup dengan memperoleh makanan dari organisme lain atau dari materi organik yang sudah mati. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, jamur hidup secara saprofit, parasit dan simbiotik.

B. Cara jamur memperoleh makanan

Kebanyakan jamur hidup secara saprofit. Jamur yang hidup secara saprofit akan mendapatkan makanan dari materi organik yang sudah mati atau sampah. Hifa jamur memiliki enzim untuk merombak materi organik menjadi materi anorganik sehingga mudah diserap oleh jamur. Jamur yang hidup secara parasit akan mendapatkan makanan langsung dari inangnya. Jamur tersebut hidup sebagai parasit yang menyerang tumbuhan, biasanya mempunyai hifa khusus yang disebut haustoria. Jamur parasit sering menimbulkan penyakit pada tanaman dan manusia. Beberapa jenis jamur ada yang membentuk hubungan simbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan. Dalam hal ini, jamur menyediakan materi organik bagi tumbuhan dan sebaliknya jamur memperoleh materi organik dari tumbuhan. Selain itu, beberapa jamur ada juga yang bersimbiosi dengan ganggang hijau Cyanophyta atau ganggang hijau-biru Cyanobacteria membentuk lumut kerak atau liken. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Kelas Argument Mapping Mata Pelajaran : Biologi Materi : Kingdom Fungi Kelas Semester : X Sepuluh1 Alokasi Waktu : 3 X 45 menit Pertemuan : II Standar Kompetensi Memahami prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup Kompetensi Dasar Mendeskripsikan ciri-ciri dan jenis-jenis jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan, dan kajian literatur serta peranannya bagi kehidupan Indikator Pencapaian Kompetensi  Menjelaskan cara reproduksi jamur  Mengklasifikasikan dan mengidentifikasi divisi-divisi jamur

I. Tujuan

Siswa dapat:  Menjelaskan ciri-ciri umum jamur berdasarkan hasil pengamatan dan kajian literature  Mendeskripsikan cara jamur memperoleh makanan  Menjelaskan cara reproduksi jamur  Mengklasifikasikan dan mengidentifikasi divisi-divisi jamur  Menjelaskan hubungan jamur dengan tanaman lain  Menyebutkan jenis jamur dan peranannya dalam kehidupan Karakter siswa yang diharapkan: Berpikir kreatif, kritis, logis, bekerja teliti, jujur, rasa ingin tahu, dan bertanggung jawab

II. Materi Ajar Terlampir

 Cara jamur bereproduksi secara seksual maupun aseksual  Klasifikasi divisi jamur

III. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Pembelajaran Langsung 2. Metode : Peta Argumentasi Argument Mapping, diskusi, dan ceramah

IV. Langkah-langkah Pembelajaran No

Kegiatan Aktivitas belajar Guru Karakter Aktivitas belajar Siswa Alokasi Waktu

A. KEGIATAN AWAL

1. Pembukaan  Salam  Memeriksa kesiapan Tanggung jawab  Menjawab salam 5 menit siswa 2. Apersepsi  Mengingatkan materi yang lalu  Menanyakan tentang pengklasifikasian jamur 1. Tahu kah kalian, termasuk ke dalam anggota apa jamur tempe dan jamur kuping yang sering kita makan? 2. Berdasarkan apakah pengelompokkan jamur tempe dan jamur kuping tersebut?  Merespon jawaban siswa dan mengarahkan kepada jawaban yang benar Aktif  Memperhatikan  Salah satu siswa menjawab pertanyaan guru dengan singkat dan jelas  Memperhatikan jawaban yang tepat dari guru 10 menit 3. Motivasi  Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran mengenai cara reproduksi pada jamur dan pengklasifikasiannya  Memotivasi siswa untuk belajar dengan semangat Aktif  Memperhatikan  Mendapat motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran 5 menit

B. KEGIATAN INTI

1. Eksplorasi  Meminta siswa duduk secara berkelompok  Membagikan hand-out mengenai materi Kingdom Fungi  Meminta siswa membaca dan mengkaji literatur Aktif  Memperhatikan tugas yang diberikan guru  Mengkaji literatur mengenai Kingdom Fungi 20 menit 2. Elaborasi  Meminta siswa membuat peta argumentasi secara Bekerja sama  Duduk secara berkelompok 60 menit berkelompok.  Meminta siswa mendiskusikan secara berkelompok peta argumentasi yang dibuat  Memfasilitasi siswa dalam membuat peta argumentasi Meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil peta argumentasi  Membuat peta argumentasi secara berkelompok  Mendiskusikan peta arguemnetasi yang dibuat dalam kelompok  Mempresentasikan hasil peta argumentasi 3. Konfirmasi  Membahas hasil peta argumentasi siswa dan memberikan penjelasan terkait materi  Menampilkan peta argumentasi yang benar  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya Tanggung jawab  Memperhatikan penjelasan guru  Menanyakan hal-hal yang belum dipahami 20 menit

C. KEGIATAN AKHIR

1. Penutup  Meminta siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran mengenai cara reproduksi dan pengklasifikasian jamur  Mengevaluasi pembelajaran  Memberikan apresiasi hadiah kepada kelompok dengan peta konsep tertinggi  Menutup pelajaran dengan salam Aktif  Menyimpulkan Pelajaran  Mendengarkan penjelasan guru  Menerima hadiah  Menjawab salam 15 menit

Dokumen yang terkait

Perbedaan penguasaan konsep antara siswa yang menggunakan concept mapping dan argument mapping pada konsep kingdom fungi (jamur).

4 21 236

Pengaruh model pembelajaran sains teknologi masyarakat terhadap peningkatan penguasaan konsep fisika pada konsep usaha energi; penelitian kuasi eksperimen di SMP Negeri 48 Jakarta Selatan

0 28 162

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi terhadap retensi siswa: kuasi eksperimen pada konsep sistem ekskresi di SMAN 5 Tangerang Selatan

1 11 208

Pemanfaatan peta konsep (concept mapping) untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep senyawa hidrokarbon

0 25 8

Pengaruh startegi peta konsep (concept mapping) terhadap hasil belajar fisika siswa: studi quasi eksperimen di MTs Al-Mukhsin Cibinong

1 8 88

Hubungan antara konsep diri ( self concept ) dengan kebermaknaan hidup narapidana di lembaga pemasyarakatan tangerang

1 20 109

Pengaruh strategi belajar metakognitif terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pencernaan pada manusia : Kuasi eksperimen di SMAN 8 Tangerang Selatan

0 21 234

Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation (GI) pada Konsep Fungi

0 18 288

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN CONCEPT MAPPING ( PETA KONSEP ) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

0 0 17