13
Langkah ke-5: Menyajikan contoh-contoh
Ada tiga cara yang dapat ditempuh dalam menyajikan contoh-contoh kepada siswa, yaitu sebagai berikut.
a. Penyajian bertahap succive presentation, suatu contoh dipertunjukkan, dan setelah dua puluh detik kemudian
dipertunjukkan contoh lainnya. b. Kondisi fokus, dua contoh disajikan bersama-sama, misalnya
dua contoh positif atau satu yang positif dan satu lagi yang negatif.
c. Penyajian simultan, tiap contoh baru dipertunjukkan bersama dengan contoh yang telah dipertunjukkan sebelumnya.
Langkah ke-6:
Sambutan siswa
dan penguatan
reinforcement
Dalam belajar konsep, penguatan terutama memberikan informasi balikan agar siswa dapat memisahkan antara contoh
positif dan yang negatif, dan merumuskan hubungan antara macam-macam atribut. Penguatan yang lebih banyak dan sering
akan lebih mempercepat belajar konsep dibandingkan dengan melakukan penguatan secara sebagian-sebagian. Disamping itu,
penguatan yang berintensitas tinggi akan lebih efektif untuk mempelajari konsep-konsep yang sulit, penguatan verbal kurang
efektif dibandingkan dengan penguatan auditoris.
Langkah ke-7: Menilai belajar konsep
Langkah ini
menekankan pada
aspek penyimpulan
generalisasi tentang sejauh mana siswa telah memahami sesuatu. Langkah ini berfungsi sebagai kegiatan penilainan
terhadap penguasaan konsep oleh siswa, dan sekaligus dapat berfungsi sebagai penguatan atau umpan balik untuk perbaikan
selanjutnya.
9
9
Ibid., h. 166-169.
14
f. Penguasaan Konsep
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Penguasaan
adalah pemahaman, atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan dan
kepandaian”.
10
Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai pemahaman atau kesanggupan seseorang untuk
menggunakan pengetahuan dan kepandaiannya. Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan siswa mampu
memahami konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini, siswa tidak hanya hafal secara verbal tetapi memahami
konsep dari masalah atau fakta.
11
Penguasaan konsep merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami konsep, situasi dan fakta
yang diketahui, serta dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya
tanpa mengubah arti. Penguasaan konsep seseorang mampu membedakan anatara
benda yang satu dengan benda yang lain, peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain. Dengan menguasai konsep, siswa
mampu menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep tertentu. Dengan demikian konsep-konsep itu sangat penting bagi manusia
dalam berpikir.
12
Penguasaan konsep sangat penting dimiliki oleh siswa yang telah mengalami proses belajar. Penguasaan konsep yang dimiliki
siswa dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan konsep yang dimiliki. Penguasaan konsep
merupakan hasil belajar yang penting pada ranah kognitif. Domain
10
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, h.1.
11
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet. 15, h. 44.
12
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Kencana, 2011,
cet. 4, h. 158.
15
kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui dan pemecahan masalah. Pada domain ini
terdapat enam tingkatan dari yang paling rendah hingga yang paling kompelks. Tingkatan kemampuan pada domain kognitif,
yaitu: 1 Mengingat Remember
Mengingat diartikan sebagai mengeluarkan kembali pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang.
Mengingat terdiri atas 2 macam, yaitu mengenali regonize dan mengingat kembali recall
2 Memahami Understand Memahami artinya menyusun makna dari pesan-
pesan pembelajaran, mencakup komunikas oral, tertulis, dan grafis. Kemampuan memahami terdiri dari hal-hal
berikut, antara lain menginterpretasikan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan,
membandingkan, dan menjelaskan. 3 Menerapkan Apply
Menerapkan artinya menggunakan prosedur dalam suatu situasi tertentu. kemampuan menerapkan terdiri dari
melakukan dan mengimplementasikan. 4 Menganalisis Analyze
Menganalisis artinya menguraikan sesuatu ke dalam bagian-bagian dan menentukan bagaimana hubungan antara
bagian-bagian tersebut dan antara bagian-bagian tersebut dengan struktur keseluruhan atau tujuan. Kemampuan
menganalisis antara lain memisahkan, mengorganisasikan, dan mengatribusikan.
16
5 Mengevaluasi Evaluate Mengevaluasi
artinya membuat
penilaian berdasarkan suatu kriteria atau standar tertentu. kriteria
yang paling sering digunakan adalah kualitas, keefektifan, efisiensi, dan konsistensi. Kemampuan mengevaluasi terdiri
atas kemampuan mengecek, dan mengkritik. 6 Mencipta Create
Mencipta artinya memadukan berbagai elemen untuk membentuk sesuatu yang koheren atau berfungsi;
mereorganisasi elemen-elemen kedalam suatu pola atau struktur
baru. Kemampuan
mencipta terdiri
atas kemampuan menyusun hipotesis alternative, merencanakan,
mendesain, dan memproduksi serta membangun.
13
Menurut Piaget, setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan
mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya. Cara
mengkonstruksi pengetahuan menurut Piaget dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema yang sudah ada.
Skema adalah struktur kognitif yang terbentuk melalui proses pengalaman.
14
Asimilasi adalah proses penyempurnaan skema sedangkan akomodasi adalah proses mengubah skema yang sudah
ada sehingga terbentuk skema baru. Asimilasi dan akomodasi terbentuk berkat pengalaman siswa.
15
Menurut Bell, belajar terjadi dalam empat fase yang berurutan yaitu:
1. Apprehending phase fase pemahaman yaitu fase balajar yang pertama dimana siswa menyadari adanya stimulus atau
sekumpulan yang disajikan di dalam situasi belajar. Kesadaran itu
13
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009, h. 101-103.
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2006, h. 123-124.
15
Ibid., h.257.
17
akan mengantarkan siswa untuk mengerti karakteristik kumpulan stimulus itu. Segala sesuatu yang dipahami siswa tersebut akan di
”kode” kan tersendiri oleh setiap individu dan dicatat dan disimpan dalam ingatan.
2. Acquisition phase fase penguasaan merupakan fase belajar kedua dimana siswa sedang memperoleh atau memproses fakta,
ketrampilan, konsep atau prinsip yang dipelajari. 3. Storage phase fase ingatan merupakan fase dimana setelah
seseorang memperoleh suatu pengetahuan baru, pengtahuan itu harus disimpan atau diingat.
4. Retrieval phase fase pengungkapan kembali adalah fase belajar dimana kemampuan siswa untuk menyebutkan kembali informasi
yang telah diperoleh dan disimpan dalam ingatan.
16
Menurut Wirsanto, ciri-ciri siswa yang sudah menguasai konsep adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui ciri-ciri suatu konsep b. Mengenal beberapa contoh dan bukan contoh dari konsep
tersebut c. Mengenal sejumlah sifat-sifat dan esensinya
d. Dapat menggunakan hubungan antar konsep
e. Dapat mengenal hubungan antar konsep f. Dapat mengenal kembali konsep itu dalam berbagai situasi
g. Dapat menggunakan
konsep untuk
menyelesaikan masalah.
17
Berdasarkan uraian di atas, Untuk membangun suatu konsep, siswa harus melakukan pengamatan atau membayangkan sesuatu yang konkret
terlebih dahulu. Siswa dikatakan dapat membangun konsep jika siswa tersebut dapat membedakan mana yang termasuk contoh dan bukan contoh
16
Nuri Rokhayati, “Peningkatan Penguasaan Konsep Matematika melalui Model Pembelajaran