Mengatasi Kemacetan di Jakarta

c. Mengatasi Masalah Premanisme:

Melakukan pendekatan sosial kepada pihak –pihak tersebut. Contoh yang pernah dilakukan Jokowi adalah datang langsung kepada mereka, sehingga mereka merasa dianggap. Kemudian berbicara apa saja yang dapat dilakukan bersama dalam sebuah kota.

d. Mengatasi Masalah Menjamurnya Mal dan Minimarket:

1 Mal, pasar tradisional, dan food court dilakukan sistem simbiosis dengan sistem pembangunan berdampingan. 2 Kalau malnya diperuntukkan shelter para pedagang kaki lima, ya tidak apa –apa. Itu memang rencana Jokowi, yairu merelokasi para PKL, agar mendapat tempat berdagang yang layak dan tanpa ada pungutan liar. Namun pembangunan mal ini juga harus melihat konsep tata ruang, tetep tidak boleh dibangun di situ. 3 Pembangunan pusat jajan serba ada, di dalamnya ada parkiran motor dan preman –preman memiliki pekerjaan. 4 Pembangunan superblok, pasar dua lantai, ruang serba guna, bioskop, tempat pelatihan dan tempat sewa dan tidak ada tempat parkir mobil, dan ini akan mengatasi pengangguran.

e. Mengatasi Masalah Trotoar dan Pedestrian:

Akan menatanya agar lebih baik dan akan melihat dulu kondisi di lapangan.

f. Mengatasi Ormas Anarkis yang Meresahkan Warga DKI:

1 Harus ada intervensi sosial dengan pendekatan kelompok. 2 Pemberian pekerjaan melalui sistem perparkiran terpadu.

g. Mengatasi Masih Banyaknya Angka Anak Putus Sekolah:

1 Lewat pasar superblok nanti ada praktik gigi, dokter, dan psikiater mahasiswa tingkat akhir yang memberikan konseling pada anak –anak putus sekolah. 2 Jokowi sudah menyiapkan kartu khusus untuk para siswa yang kurang mampu seperti yang sudah dilakukan di Solo. Jokowi juga akan mengajak sekolah –sekolah untuk mau bekerjasama. Nanti akan dilihat juga apakah siswa tersebut benar –benar layak menerima kartu tersebut atau tidak. Di Solo memang belum sepenuhnya selesai program ini. Namun dengan anggaran pendidikan di Jakarta yang cukup besar, ini diharapkan bisa terwujud di Jakarta.

h. Iklan dan Advertising:

Sepanjang Monas hingga Kebayoran Baru tidak boleh pasang dalam bentuk bilboard. Semua iklan harus dalam bentuk digital. i. Apa yang Anda Lakukan dengan Museum–museum di Jakarta yang belum mampu Menyumbang Sektor Pariwisata secara Signifikan: Tentunya harus ada renovasi dan restorasi. Jangan malah dihancurkan baik museum atau bangunan cagar budaya. Anggarannya ada untuk itu. Sumber: Lipsus Jakarta, Kompas.com, 2012