66.80 Rivalitas Kekuatan Joko Widodo dan Fauzi Bowo Pemilukada DKI

Sumber: KPUD DKI Jakarta, 2012 Melihat grafik perolehan suara Foke dan Jokowi, menjelaskan bahwa di Jakarta Pusat, pasangan Foke-Nara memperoleh 249.427 suara yang sah, dan Jokowi-Ahok unggul tipis dari Foke, yaitu memperoleh 256.529 suara yang sah. Pasangan Foke-Nara, unggul di Kecamatan Menteng, Tanah Abang, Senen, dan Johar Baru. Kemudian, Pasangan Jokowi-Ahok umggul di Kecamatan Cempaka Putih, Sawah Besar, Gambir, dan Kemayoran. Dan jumlah golput di daerah Jakarta Pusat mencapai 273.755 orang. Di Jakarta Utara, Jokowi-Ahok unggul dengan perolehan suara sebanyak 432.714 suara yang sah. Sedangkan Foke-Nara memperoleh suara sebanyak 300.188suara yang sah. Pasangan Jokowi-Ahok unggul hampir semua kecamatan, dan Foke-Nara hanya unggul di Cilincing.Jumlah golput mencapai 425.408 orang. Di Jakarta Selatan, Jokowi- Ahok mengantongi 507.257 suara yang sah . Untuk pasangan dengan nomor urut 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 Gambar 6 Grafik Hasil Suara Jokowi Versus Foke Putaran II Foke-Nara Jokowi-Ahok Golput 1, yakni Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli mendapat perolehan 476.742 suara yang sah. Jakarta Selatan memiliki jumlah golput yang besar, yaitu sekitar 512.286 orang. Perhitungan suara Pemilukada DKI Jakarta Timur, Jokowi-Ahok lebih unggul dari pasangan Foke-Nara. Jokowi-Ahok meraih 695.220 suara yang sah, dan Foke-Nara 611.366 suara yang sah.Dari 10 kecamatan di Jakarta Timur, pasangan Jokowi-Ahok menguasai 7 kecamatan yakni kecamatan Pulogadung, Jatinegara, Pasar Rebo, Cakung, Duren Sawit, Kampung Makasar, dan Ciracas. Sedangkan pasangan Foke-Nara hanya unggul tipis di 3 kecamatan yaitu kecamatan Cipayung, Matraman, dan Kramat Jati. Kemudian jumlah golput di Jakarta Timur 670.096 suara. Wilayah Jakarta Barat, pasangan Jokowi-Ahok memiliki suara terbanyak, sementara Foke-Nara hanya unggul di 2 kecamatan saja. Pasangan Foke-Nara berhasil mengantongi 474.298 suara yang sah, sementara Jokowi-Ahok memperoleh 577.232 suara yang sah. Jokowi berhasil unggul 6 kecamatan, yakniCengkareng,Grogol, Kalideres, Tambora, Taman Sari, dan Kembangan. Sementara pasangan Foke-Nara unggul 2 kecamatan, Kebon Jeruk dan Palmerah.Jumlah golput di Jakarta Barat dengan jumlah sebesar 443.214 orang. Kemudian Kepulauan Seribu, pasangan Foke-Nara jauh lebih unggul dari pasangan Jokowi-Ahok. Jokwi-Ahok hanya mengantongi 3.178 suara, sementara Foke-Nara mengantongi 8.373 suara. Jumlah angka golput terkecil ada di Kabupaten Kepulauan Seribu, yaitu mencapai 4.201 orang.

c. Hasil Akhir Rivalitas Joko Widodo dan Fauzi Bowo pada Putaran

Kedua Pasangan Cagub dan Wacagub DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama memenangi perolehan suara pemilihan kepala daerah DKI Jakarta putaran kedua. Jokowi-Basuki unggul dengan selisih 351.315 suara yang sah dari rival politik mereka, yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Hasil akhir rivalitas Joko Widodo dan Fauzi Bowo dengan hasil rekapitulasi final pemilukada DKI Jakarta yang sudah dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum KPU DKI Jakarta pada hari Jumat, 28 September 2012. Di bawah ini adalah grafik hasil akhir pertarungan pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran kedua: Sumber: KPUD DKI Jakarta, 2012 Keterangan: Dalam rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara putaran kedua ditingkat Provinsi oleh Komisi Pemilihan Umum KPU DKI Jakarta, Jumat, 28 September 2012. Hasil akhir perhitungan suara pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran kedua, maka secara resmi pasangan Jokowi-Basuki dengan nomor urut 3 Gambar 7 Hasil Akhir Perhitungan Suara Pemilukada DKI Jakarta 2012 Putaran Kedua Jokowi-Ahok Foke-Nara Foke- Nara 2.120.815 46,8 Jokowi- Ahok 2.472.130 53,82 dinyatakan secara resmi menjadi pemenang pemilukada DKI Jakarta putaran kedua dengan perolehan hasil 2.472.130 suara yang sah dari masyarakat DKI Jakarta, dan Foke-Nara memperoleh hasil 2.120.815 suara yang sah dari masyarakat DKI Jakarta. Maka yang akan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta masa priode 2012-2017 adalah Joko Widodo sebagai Gubernur dan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Wakil Gubernur. Setelah menggelar rapat rekapitulasi penghitungan suara, KPU DKI Jakarta akan menetapkan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih pada hari Sabtu, 29 September 2012. Pemilihan Umum Kepala Daerah Pemilukada DKI Jakarta 2012 resmi dimenangkan oleh pasangan nomor urut 3, yakni Joko Widodo –Basuki Tjahaja Purnama. Sikap Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli sangat elegan ketika mengetahui hasil pemilihan putaran kedua yang dimenagkan oleh Jokowi-Ahok. Hal positif yang dapat kita lihat dari seorang Foke, meskipun tidak memenagkan di Pemilukada 2012, Foke tetap menunjukkan ke publik bahwa telah berkompetisi secara baik, tidak melanggar hukum, dan mengakui kekalahannya. Karena tidak mudah kita temukan pemimpin yang seperti ini, yang mau mengakui kekalahannya yang dilakukan Foke. Menurut analisis Arya Fernandes, Faktor sikap elegan Foke adalah: “Menurut saya ini didorong karena faktor kepribadian Foke, atau pendidikannya Foke atau lingkungan. Foke adalah seorang Doktor dari universitas ternama di Jerman, seorang yang berpendidikan, dan rasional. Faktor tersebut mempengaruhi Foke secara kesatria dia harus mengakui kekalahannya. Kalau kita lihat point-point dalam pidato Foke adalah dia kalah dan mau membantu Jokowi dalam menangani Jakarta, itu salah satu hal yang baik menurut saya. Kemudian, strategi Foke menunjukkan kepada kita bahwa pemimpin yang besar itu adalah berani mengakui kekalahan, dan apa yang dilakukan Foke harusnya menjadi pembelajaran bagi politisi-politisi yang lain dalam mengakui kekalahannya. Dan target utamanya dia adalah untuk memperbaiki citranya setelah berdarah-darah dalam kampanye dan mencitrakan pada beberapa kalangan bahwa dia sangat emosioanal itu ingin dikenang juga sebagai pemimpin yang sportif. Dan hal itu biasa saja dalam hal berdarah-darah dalam kampanye dan mengakui kekalahannya yang cukup bagus dan berani, itu sangat penting juga memperbaiki citranya di akhir. Tetapi dalam kekalahan ini karir Foke tidak akan mati, dia masih memiliki potensi yang besar untuk menjadi mentri misalnya, atau lebih dari itu”. 3 Hasil wawancara dari Arya Fernandes menjelaskan, akhir sikap Foke yang elegan, karena atas pendidikannya, baik pendidikan dari keluarga, lingkungan, dan pendidikan akademisi. Foke adalah seorang Doktor dari Universitas ternama di Jerman. Dan Foke adalah seorang yang cerdas dan rasional. Menerima kekalahan dari seorang pemimpin jarang sekali kita temukan, dan ini merupakan strategi akhir memperbaiki citra Foke yang sudah membangun citra emosional, arogan, elitis di benak khalayak.

B. Analisis Komparatif Retorika Politik Joko Widodo dan Fauzi Bowo pada

Pemilukada DKI Jakarta 2012 Putaran Kedua 1. Kampanye Joko Widodo dan Fauzi Bowo pada Putaran Kedua Kampanye pemilihan umum idealnya merupakan proses penyampaian pesan-pesan politik yang salah satu fungsinya memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. 4 Retorika akan bermain di dalam kampanye yang akan digunakan oleh Cagub dan Cawagub demi mengambil simpati masyarakat.Retorika menggunakan bahasa untuk mengidentifikasi pembicara dan pendengar melalui pidato. Menggunakan bahasa yang baik, kata-kata yang indah, dan dapat merayu publik dengan tujuan bersama. Pidato adalah 3 Wawancara pribadi dengan Arya Fernandes. 4 Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia: Dinamika Islam Politik Pasca- Orde Baru, Bandung: Rosda Karya, 2008, cet. 1, h. 145.