Jenis dan Klasifikasi Media

Selain faktor diatas disebutkan dalam Hamalik, ada dua pendekatan yang bisa dilakukan dalam usaha memilih media, yakni: 1. Dengan cara memilih media yang telah tersedia di pasaran yang dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pembelajaran. 2. Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan. 17 Sudirman dalam Djamarah mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media. Prinsip tersebut dibagi menjadi 3 kategori, sebagai berikut: 1. Tujuan pemilihan. Media yang dipilih, harus jelas tujuannya. Apakah digunakan untuk sasaran TK, SD, SMP atau SMA. Apakah digunakan untuk pembelajaran atau digunakan untuk informasi yang sifatnya umum saja. 2. Karakteristik media pengajaran. Setiap media memiliki karakteristik tertentu. Dengan mengenal karakteristik media pengajaran, akan memudahkan guru melihat mana yang lebih sesuai untuk digunakan. Disamping itu, pengenalan karakteristik akan memungkinkan guru menggunakan media pengajaran secara bervariasi. 3. Alternatif pilihan. Setelah dilihat tujuan dan karakteristiknya, jika ternyata media yang memungkinkan terdiri dari banyak pilihan, maka guru bisa memilih dengan membandingkan mana media yang paling memberikan keuntungan. 18 Selain prinsip di atas, ada pula beberapa faktor lain yang menentukan tepat atau tidaknya sesuatu dijadikan media pembelajaran. Faktor-faktor tersebut adalah: 17 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005, Cet. 5, h. 202. 18 Syaiful Bahri Djamarah Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet. 4, h. 126. 1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; hal itu berarti media pengajaran dipilih atas suatu tujuan instruksional yang telah ditetapkan 2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; 3. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh atau setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. 4. Keterampilan guru dalam menggunakannya; pada poin ini, nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak penggunaannya oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. 5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya; 6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa. 19 Ada juga prinsip yang menggunakan pola, yang dirumuskan dalam satu kata yaitu ACTION, yang merupakan akronim dari acces, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty. 20 Access menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media, yaitu apakah media tersebut tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan. Cost, mahalnya biaya harus dihitung dengan aspek manfaatnya. Technology, dalam hal ini kita mempertimbangkan apakah media tersebut tersedia, dan mudah digunakan. Interactivity, yaitu dapat menimbulkan interaksi dua arah atau tidak, walaupun perlu juga kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang bersangkutan. Organization, adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah kepala sekolah mendukung atau tidak. Novelty, yaitu kebaruan media yang dipilih. Media yang lebih baru biasanya akan lebih baik dan menarik bagi siswa. Prinsip-prinsip pemilihan media diatas dimaksudkan agar media pembelajaran yang digunakan dapat sesuai sasaran sehingga benar membantu proses belajar dan mengajar dikelas, mengingat bahwa setiap 19 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op. cit., h. 4. 20 Sanjaya, op. cit., h. 224. media memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Walaupun terdiri dari banyak prinsip, diharapkan guru dapat membandingkan dan bijak dalam menentukan media yang akan digunakan. Sehingga, guru dapat memperkecil celah kelemahan dari media yang bersangkutan.

2. Film Animasi

Film merupakan serangkaian gambar-gambar didalam frame. Setiap frame diluncurkan dengan cepat dan bergantian sehingga seolah-oleh terlihat hidup dan bergerak dan memberikan visualisasi yang kontinue. 21 Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar, mengingat bahwa film mengandung suara dan gambar sekaligus. Film animasi berasal dari dua disiplin ilmu. Film berakar pada dunia fotografi dan animasi berakar pada dunia gambar. 22 Chabib Wahyu menyatakan bahwa, film digunakan untuk mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan, dan kenyataan. Dalam hal ini berarti film digunakan untuk mengkomunikasikan atau menyampaikan materi pelajaran. Ide awal pembuatan film adalah ketika serangkaian gambar diam berurutan, diletakan rapat-rapat dan ditunjukkan berganti-ganti dengan kecepatan tinggi maka orang yang melihatnya akan merasa bahwa film itu bergerak dan hidup. Saat ini, teknologi perkembangan sudah sangat pesat dan serba digital sehingga memudahkan praktisi pendidikan untuk lebih kreatif dan inovatif lagi dalam pembuatan media film untuk pembelajaran. Film pembelajaran itu sendiri merupakan perpaduan antara pemaparan imajinatif, faktual dan teknis. 23 Dikatakan imajinatif karena pembuatan film memerlukan daya khayal. Dikatakan faktual karena imajinasi tersebut berisi informasi-informasi materi pelajaan yang akan disampaikan kepada peserta didik. Dan dikatakan teknis karena pembuatan film harus berdasarkan karakteristik peserta didik dan kompetensi dasar yang harus dicapai. 21 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, op. cit., h. 64. 22 Chabib Syafrudin Wahyu Pujiyono, Pembuatan Film Animasi Pendek “Dahsyatnya Sedekah” Berbasis Multimedia Menggunakan Teknik 2D Hybrid Animation dengan Pemanfaatan Graphic, Jurnal Sarjana Teknik Informatika, Vol. 1, 2013, 387-398. http:journal.uad.ac.idindex.phpJSTIFarticleview1783. 23 Daryanto, op. cit., h. 85.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran pencapaian konsep terhadap pemahaman konsep matematika siswa: studi eksperimen di SMA Pemabngunan UIN Jakartamp

6 25 123

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh metode mendongeng terhadap keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Tangerang Selatan tahun pelajaran 2014/2015

2 9 152

Pengaruh metode diskusi terhadap hasil belajar IPA kelas III MI Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta Utara: kuasi eksperimen pada kelas III Madrasah Ibtidaiyah Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta

0 5 126

Pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: kuasi eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 8 273

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa sma pada konsep momentum dan impuls (kuasi eksperimen di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan)

1 11 207

Penerapan model pembelajaran Modificationaction Process Object Schema (M-APOS ) untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa: penelitian kuasi eksperimen di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kabupaten Tangerang.

7 40 173

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah: kuasi eksperimen di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

2 15 257

b10 pengaruh penggunaan media film animasi review 2

0 1 3