Kontrol terhadap Validitas Internal

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran dengan menggunakan ANATES, diperoleh soal dengan kategori sangat sukar berjumlah 3 soal yaitu nomor 26, 36, dan 54. Sedangkan soal dengan kategori sukar berjumlah 11 soal yaitu nomor 4, 15, 16, 17, 18, 25, 32, 40, 43, 45, dan 47. Sedangkan untuk kategori sedang berjumlah 14 soal yaitu 6, 10, 11, 20, 21, 22, 27, 34, 37, 39, 41, 42, 51, dan 53. Sedangkan untuk soal dengan kategori mudah berjumlah 21 soal yaitu nomor 2, 3, 5, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 19, 23, 24, 28, 29, 30, 31, 38, 44, 48, 50, dan 55. 6. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. 10 Daya beda yang baik adalah D 0,3. Rumus untuk menentukan daya beda adalah: D= Ba - Bb 0,5 N Keterangan: D = Daya pembeda soal Ba = Jumlah yang menjawab benar, pada kelompok atas Bb = Jumlah yang menjawab benar, pada kelompok bawah N = jumlah peserta tes Berdasarkan hasil perhitungan daya beda soal dengan menggunakan ANATES diperoleh hasil daya beda terendah sebesar - 0,25 yang termasuk kategori Drop dan daya beda tertinggi sebesar 0,63 yang termasuk kategori baik sekali. 10 Ahmad S., Tonih F., dan Burhanudin M., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 104.

H. Teknik Analisis Data

1. Pengujian prasyarat penelitian a. Uji Normal gain N-gain N-Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian. Karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda maka digunakan uji normal gain dengan rumus 11 : Dengan kategorisasi perolehan: tinggi : N- gain ≥ 0.70 sedang : 0.30 ≤ N-gain 0.70 rendah : N-gain 0,30 b. Uji Normalitas Uji normalitas data ini untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji liliefors 12 , dengan rumus: Lo = F Zi – S Zi Keterangan: Lo = Harga mutlak terbesar F Zi = Peluang angka baku S Zi = Proporsi angka baku. 11 David E. Meltzer, The Relationship Between Mathematic Preparation and Conceptual Learning Gain in Physic: Possible- Hidden Variable “In Diagnostic Pretest Scores”. http:physic.iastate.eduperdocsaddenum_on_normalited.gain.pdf . Diakses 11 maret 2013. 12 Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, h.466. Untuk mengetahui besar Lo, mulanya data sampel diurutkan dari data terkecil hingga data terbesar. Kemudian tentukan nilai Zi dengan rumus Zi = xi-x:s dengan keterangan Zi adalah skor baku, xi adalah skor data, x adalah nilai rata-rata, dan s adalah simpangan baku. Selanjutnya, tentukan besar peluang untuk masing –masing nilai Zi dan sebut dengan F Zi dengan aturan, jika Zi 0, maka F Zi = 0,57 nilai tabel dan jika Zi 0, maka F Zi = 1 – 0,5 + nilai tabel. Jika besar peluang sudah ditentukan, selanjutnya hitung proporsi Z 1 , Z 2 , Z 3 ,…, Z n yang lebih kecil atau sama dengan Z 1, jika proporsi ini dinyatakan oleh SZ i , maka rumus yang digunakan adalah SZ i = banyaknya Z1, Z2, Z3, …..,Zn: n. Kemudian nilai selisih F Zi – S Zi dihitung dan tentukan harga mutlaknya. Nilai terbesar antara harga –harga mutlak selisih tersebutlah yang dinamakan nilai Lo. Untuk memberikan interpretasi Lo, caranya adalah dengan membandingkan dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors. Selanjutnya, langkah terakhir adalah mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat. Apabila Lo Lt, maka sampel berasal dari distribusi normal. Dengan kriteria pengujian: Jika L hit L tab, berarti data berdistribusi normal Jika L hit L tab, berarti data berdistribusi tidak normal c. Uji Homogenitas Uji homogenitas data ini adalah untuk mengatahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji F, dengan rumus 13 : 13 Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, h.466. Keterangan: F = Uji Fisher S 1 2 = Variansi Terbesar S 2 2 = Variansi terkecil Untuk mendapatkan nilai F, mulanya hitung terlebih dahulu nilai Standar deviasi pada data, lalu nilai standar deviasi tersebut dikuadratkan untuk mendapatkan nilai varians. Setelah mendapatkan nilai varians, selanjutnya nilai varians dimasukkan dalam rumus Uji Fisher yaitu F = , dengan keterangan adalah nilai varians terbesar dan adalah nilai varians terkecil. Nilai yang didapatkan dari perhitungan diatas adalah nilai homogenitas berdasarkan Uji Fisher. Selanjutnya, langkah terakhir adalah mengambil kesimpulan berdasarkan nilai uji yang didapat. Dengan kriteria pengujian: Jika F Hitung F Tabel maka Ho diterima, berarti varians kedua populasi homogen. Jika F Hitung F Tabel maka Ho ditolak, berarti varians kedua populasi tidak homogen Untuk taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan pembilang dk = nb –1 serta penyebut dk = nk-1, dengan nb merupakan ukuran sampel yang variansnya besar dan nk merupakan sampel yang variansnya kecil. d. Uji Hipotesis Menganalisis data pretest dan posttest secara statistik untuk mengetahui apakah kenaikkan hasil belajar biologi tersebut signifikan atau tidak. Dalam hal ini digunakan Uji-t karena data tersebut berdistribusi normal dengan taraf signifikansi α = 0,05. 2 1 2 1 1 1 n n dsg t hitung      Dengan dsg 2 1 1 2 1 2 2 1 1      n n V n V n Keterangan: N1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen N2 : Jumlah sampel kelompok kontrol V1 : Varians data kelompok eksperimen V2 : Varians data kelompok kontrol Dsg : Standar deviasi gabungan X1 : Nilai rata-rata kelompok eksperimen X2 : Nilai rata-rata kelompok kontrol Adapun kriteria t tabel, jika: t hitung t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak t hitung t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima e. Teknik Analisis Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengetahui gambaran keterlaksanaan proses pembelajaran. Adapun analisisnya dengan cara menjumlahkan indikator yang teramati, selanjutnya dihitung dengan mengkonversi skor ke dalam standar 100 dengan rumus: 14 Presentase = Skor yang diperoleh X 100 Skor ideal yang diharapkan f. Teknik Analisis Lembar Angket Lembar angket berisi seperangkat pertanyaan yang harus direspon siswa dengan memilih SS sangat setuju, S setuju, TS tidak setuju, 14 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009,Cet. X, h. 242.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran pencapaian konsep terhadap pemahaman konsep matematika siswa: studi eksperimen di SMA Pemabngunan UIN Jakartamp

6 25 123

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa : penelitian quasi eksperimen terhadap siswa Kelas VIII SMPI Ruhama.

2 21 217

Pengaruh metode mendongeng terhadap keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Tangerang Selatan tahun pelajaran 2014/2015

2 9 152

Pengaruh metode diskusi terhadap hasil belajar IPA kelas III MI Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta Utara: kuasi eksperimen pada kelas III Madrasah Ibtidaiyah Nur Attaqwa Kelapa Gading Jakarta

0 5 126

Pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: kuasi eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 8 273

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa sma pada konsep momentum dan impuls (kuasi eksperimen di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan)

1 11 207

Penerapan model pembelajaran Modificationaction Process Object Schema (M-APOS ) untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa: penelitian kuasi eksperimen di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kabupaten Tangerang.

7 40 173

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Pengaruh penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah: kuasi eksperimen di SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

2 15 257

b10 pengaruh penggunaan media film animasi review 2

0 1 3