menempatkan  atau  memperlihatkan  media  pada  waktu,  tempat  dan  situasi yang tepat. Dari hasil perhitungan persentase data diperoleh 76,6.
C. Pembahasan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan media film animasi pada kelompok  eksperimen  mampu  memberikan  pengaruh  yang  lebih  besar  terhadap
peningkatan pemahaman belajar siswa dari pretest ke posttest  bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal itu terjadi karena penggunaan media animasi dapat
memberikan pembelajaran bermakna sehingga membuat  pemahaman siswa lebih meningkat.  Hal  itu  sejalan  dengan  hasil  sebuah  penelitian  yang  dilakukan  oleh
Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra dengan judul effect of animation in reconstructing students’ knowledge of cell division mitosis
9
yang  menunjukkan bahwa penggunaan media animasi dapat memberikan pembelajaran bermakna.
Lebih  besarnya  penguasaan  konsep  kelompok  eksperimen  juga  disebabkan karena  dalam  proses  pembelajaran  dengan  menggunakan  media  film  animasi,
proses-proses  biologis  yang  kompleks  dapat  lebih  mudah  dijelaskan  pada  siswa dengan cara analogi maupun dengan mengkonkretkan proses-proses yang abstrak
sehingga membantu  siswa dalam hal  visualisasi  yang kuat,  serta dorongan minat belajar siswa.
Hal  tersebut  sejalan  dengan  sebuah  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Yosi Rotbain,  Gili  Marbach-Ad  d  dan  Ruth  Stavy  dengan  judul  using  a  computer
animation  to  teach  high  school  molecular  biology
10
yang  menyatakan  bahwa media  animasi  mampu  membantu  pemahaman  siswa  dalam  hal  visualisasi,
penggambaran  konsep  abstrak,  serta  memberikan  dorongan  dalam  hal  minat belajar .
Seperti  yang  dinyatakan  oleh  Munadhi,  bahwa  media  film  animasi  memang memiliki  kelebihan-kelebihan  yang  terkait  dengan  optimalisasi  pembelajaran.
9
Animesh K. Mohapatra dan Reena Mohapatra, Effect Of Animation In Reconstructing Students’
Knowledge Of Cell Division mitosis. Proceedings of epiSTEME 4, India. H. 358-362
10
Yosi  Rotbain,  Gili  Marbach-Ad  d  dan  Ruth  Stavy,  Usinng  A  Computer  Animation  To  Teach High School Molecular Biology.  J Sci Educ Technol 2008 17:49-58. DOI 10.1007s10956-007-
9080-4
Misalnya,  pesan  yang  disampaikan  menjadi  cepat  dan  mudah  diingat  siswa.
11
Muhammad  Rahmatullah  dalam  sebuah  penelitian  yang  berjudul  pengaruh pemanfaatan  media  pembelajaran  film  animasi  terhadap  hasil  belajar
12
juga menyatakan  bahwa  film  animasi  mampu  memperkaya  pengalaman  dan
kompetensi  siswa  dalam  beragam  materi  ajar,  juga  mampu  menyediakan tampilan-tampilan  visual  yang  lebih  kuat  dari  berbagai  fenomena  abstrak,
meningkatkan  minat  dan  pemahaman,  serta  meningkatkan  proses  dan  kualitas hasil  belajar.  Sehingga  pembelajaran  konsep  sistem  pertahanan  yang  kompleks
dapat dengan mudah dijelaskan pada siswa. Tahap  penggunan  media  dikedua  kelompok  memiliki  proses  yang  sejalan.
Keduanya  menggunakan  pendekatan  kontruktivisme  dengan  metode  diskusi  dan tanya  jawab.  Namun,  berbeda  dengan  siswa  yang  belajar  dengan  menggunakan
media  film  animasi,  media  power  point    dianggap  hanya  menenakankan  pada pengenalan visual saja.
13
Sedangkan media film animasi, ia masuk pada golongan media  audiovisual  yang  berarti  menekankan  keterlibatan  indera  visual  dan  audio
sekaligus. Dengan kata lain, penekanan dua sensor indera sekaligus dalam proses pembelajaran  akan  memberikan  dampak  yang  lebih  positif  dibanding  dengan
menekankan pada satu jenis  indera saja. Pada  pertemuan  pertama  kelompok  eksperimen,  mulanya  guru  memberikan
sedikit  ulasan  mengenai  konsep  sistem  pertahanan  tubuh.  Lalu  siswa  diarahkan untuk membentuk lima kelompok diskusi. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan
materi dan dengan bantuan penyajian media film animasi mengenai konsep sistem pertahanan  tubuh,  lalu  setelah  media  film  animasi  tersebut  disajikan,  masing-
masing kelompok dibagikan lembar LKS untuk didiskusikan dan dipresentasikan. Setelah  seluruh  kelompok  mempresentasikan  hasil  diskusi  mereka,  selanjutnya
diadakan  tanya  jawab  untuk  menanggapi  dan  memperkuat  pemahaman  siswa. Pada pertemuan kedua kelompok eksperimen, mulanya  guru memberikan sedikit
ulasan  mengenai  konsep  sistem  pertahanan  tubuh,  selanjutnya  siswa  diarahkan
11
Munadi, yudhi, Media Pembelajaran, Ciputat: Gaung persada Press, 2008, h. 116.
12
Muhammad Rahmatullah, Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi terhadap Hasil Belajar. Edisi khusus no. 1, Agustus 2011 ISSN 1412-565X
13
Daryanto, Media Pembelajaran, Bandung: Satu Nusa, 2012, Cet. 2, h. 157.
membentuk  lima  kelompok.  Setelah  itu,  siswa  diberikan  penjelasan  materi  dan dengan  bantuan  penyajian  media  film  animasi  mengenai  konsep  sistem
pertahanan tubuh, lalu setelah film  animasi disajikan, guru dan siswa melakukan evaluasi dengan menggunakan kuis course review horray, yang selanjutnya soal-
soal  dalam  kuis  tersebut  dibahas  dan  didiskusikan  secara  bersama  untuk memperkuat pemahaman siswa.
Pada  pertemuan  pertama  kelompok  kontrol,  mulanya  guru  memberikan sedikit ulasan mengenai konsep sistem pertahanan tubuh dan mengarahkan siswa
membentuk  5  kelompok  diskusi.  Setelah  itu,  siswa  diberikan  penjelasan  materi dengan  menggunakan  media  power  point  yang  ditampilkan,  selanjutnya  masing-
masing kelompok diberikan lembar LKS untuk didiskusikan dan dipresentasikan. Setelah  seluruh  kelompok  mempresentasikan  hasil  diskusi  mereka,  selanjutnya
diadakan  tanya  jawab  untuk  menanggapi  dan  memperkuat  pemahaman  siswa. Pada  pertemuan  kedua  kelompok  kontrol,  mulanya  guru  memberikan  sedikit
ulasan  mengenai  konsep  sistem  pertahanan  tubuh,  selanjutnya  siswa  diarahkan membentuk lima kelompok. Setelah itu, siswa diberikan penjelasan materi dengan
menggunakan  media  power  point  yang  ditampilkan.  Lalu  setelah  media  power point ditampilkan, guru dan siswa melakukan evaluasi dengan menggunakan kuis
course review horray, yang selanjutnya soal-soal dalam kuis tersebut dibahas dan didiskusikan secara bersama untuk memperkuat pemahaman siswa.
Berkaitan  dengan  kelebihan  media  film  animasi,  film  animasi  mengandung media audiovisual sekaligus yang mampu menarik perhatian siswa. menurut teori
tingkat pengolahan, dalam faktor  yang meningkatkan daya ingat jangka panjang, disebutkan  bahwa  makin  banyak  perhatian  yang  diberikan  pada  bagian-bagian
tertentu,  makin  banyak  pengolahan  mental  yang  dilakukan  atas  bagian  tertentu, maka  makin  besar  pula  kemungkinan  bagian-bagian  tertentu  tersebut  diingat.
14
Hal  itulah  yang  menjadi  salah  satu  faktor  film  animasi  mampu  memberikan dampak positif yang lebih kuat. Diketahui selanjutnya, film juga yang melibatkan
14
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT indeks, 2008, h.231.
legenda  tokoh,  yang  ternyata  juga  mampu  meningkatkan  retensi  memori  jangka panjang.
15
Peningkatan  siswa  didukung  juga  oleh  hasil  analisis  lembar  observasi  dan angket.  Berdasarkan  hasil  observasi  terhadap  guru  mengenai  keterlaksanaan
kegiatan  guru  dalam  melakukan  tahap  pembelajaran,  menunjukkan  bahwa pengajar  telah  melakukan  tahapan  kegiatan  pembelajaran  dengan  baik.
Berdasarkan hasil observasi yang dihubungkan dengan hasil belajar siswa, terlihat adanya perubahan tingkat pemahaman konsep yang lebih baik. Hal ini terlihat dari
perolehan data posttest yang secara signifikan meningkat. Berdasarkan  perhitungan  angket,  dari  keempat  prinsip  pemilihan  media,
secara keseluruhan mendapatkan kategori yang tinggi. Baik pada prinsip pertama, kedua, ketiga maupun keempat. Berikut penjabaran respon siswa mengenai angket
yang disebar: Prinsip  pertama  yaitu,  menentukan  media  dengan  tepat  atau  media  dipilih
sesuai  dengan  tujuan  dan  bahan  pelajaran  yang  diajarkan.  Dengan  kata  lain, pemilihan  media  yang  tepat  akan  akan  mempengaruhi  sampai  atau  tidaknya
informasi dari pendidik kepada peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film
animasi  yang  disuguhkan  merupakan  media  belajar  yang  tepat,  sesuai  dengan bahan  dan  tujuan  pembelajaran  sehingga  dapat  membantu  memahami  konsep
yang diajarkan. Prinsip  yang  kedua  yaitu,  menetapkan  dan  mempertimbangkan  subjek
dengan  tepat,  penggunaan  media  diperhitungkan  sesuai  dengan  tingkat kematangan  kemampuan  peserta  didik.  Berdasarkan  hasil  perhitungan  yang
didapat, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa media film animasi  yang  disuguhkan  membuat  proses  belajar  mengajar  menjadi  lebih
menarik dan menyenangkan dengan alur cerita yang dapat dipahami dengan baik. Hal  itu  berarti  media  film  animasi  yang  disuguhkan  sesuai  dengan  tingkat
kematangan berpikir peserta didik.
15
Danton  H.  O’Day,  The  Value  of  Animations  in  Biology  Teaching:  A  Study  of  Long-
Term Memory Retention. CBE
—Life Sciences Education. Vol. 6, 217–223, Fall 2007. h. 217-223.