V.HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Struktur Pasar Industri Pengolahan Susu di Indonesia
Terdapat tiga elemen pokok dalam menganalisis struktur pasar, yaitu pangsa pasar, konsetrasi dan hambatan masuk. Kondisi struktur persaingan pasar
dalam Industri Pengolagan Susu dapat dianalisis dengan menggunakan pangsa pasar masing-masing perusahaan dalam industri, namun karena adanya
keterbatasan data masing-masing perusahaan maka struktur pasar dalam penelitian ini dianalisis melalui konsentrasi empat perusahaan terbesar CR
4
dalam industri pengolahan susu serta berdasarkan besarnya hambatan masuk pasar yang diteliti
berdasarkan data Minimmum Effisiency Scale MES. Rasio konsentrasi diperoleh dengan mengukur besarnya kontribusi
penjualan empat perusahaan terbesar terhadap total penjualan industri, sedangkan hambatan masuk dapat diidentifikasi berdasarkan persentase output perusahaan
terbesar terhadap total output industri pengolahan susu di Indonesia.
5.1.1 Analisis Rasio Konsentrasi Industri Pengolahan Susu di Indonesia
Konsentrasi merupakan kombinasi pangsa pasar dari perusahaan- perusahaan “oligopolis” dimana mereka menyadari adanya saling ketergantungan.
Pengukuran rasio konsentrasi dilakukan pada empat perusahaan terbesar CR
4
dalam industri pengolahan susu berdasarkan total penjualan serta jumlah tenaga kerja. Pengelompokan empat perusahaan terbesar ini berdasarkan klasifikasi susu
secara umum. Perusahaan-perusahaan yang masuk dalam kelompok empat
perusahaan terbesar merupakan perusahaan-perusahaan yang memproduksi bermacam-macam jenis susu, yaitu susu cair, susu kental manis, dan susu bubuk.
Data CR
4
dalam industri pengolahan susu dapat dilihat pada Lampiran 1. Perkembangan nilai CR
4
industri pengolahan susu dari tahun 1984 hingga 2008 cenderung fluktuatif. Rata-rata rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar dari
tahun 1984 hingga 2008 cukup tinggi, yaitu sebesar 72,68 persen. Dalam rentang waktu 1984-2008 nilai rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar terjadi pada
tahun 1998 yaitu sebesar 94,17 persen. Nilai CR
4
tertinggi terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 94, 17 dan nilai terendah terjadi pada tahun 1990 yaitu sebesar 60,67
persen. Tingginya nilai CR
4
pada tahun tersebut diduga dipengaruhi oleh faktor krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 yang menyebabkan berkurangnya
jumlah perusahaan dalam industri pengolahan susu sehingga perusahaan- perusahaan susu yang sudah mempunyai posisi kuat berusaha mempertahankan
posisinya dalam pasar dengan meraih pangsa pasar dengan sebesar-besarnya. Sebaliknya rendahnya nilai CR
4
diduga karena prospek pasar industri pengolahan susu yang tinggi membuat banyak perusahaan baru tertarik untuk masuk ke
industri sehingga pangsa pasar empat perusahaan terbesar menurun karena sebagian pasar diambil oleh perusahaan baru.
89.89 77.22
61.99 60.67 70.74 69.16
65.49 94.17
79.64 69
78
20 40
60 80
100
1984 1986
1988 1990
1992 1994
1996 1998
2000 2004
2008
CR4
Sumber : BPS, 1984-2008
Gambar 3. Fluktuasi Nilai CR
4
Tingkat konsentrasi industri pengolahan susu yang relatif tinggi ini dapat disimpulkan bahwa struktur pasar pada industri pengolahan susu di Indonesia
tahun 1984-2008 rata-rata diatas 60 persen per tahun, yaitu sebesar 72,68 persen. Dimana menurut ekonom bila terdapat kondisi gabungan beberapa perusahaan
terkemuka yang pangsa pasarnya CR
4
antara 60-100 persen maka dapat dikatakan bahwa struktur pasar industri pengolahan susu di Indonesia
mengambarkan struktur pasar oligopoli ketat. Struktur pasar ini menandakan bahwa adanya tingkat konsentrasi yang cukup tinggi, jumlah produsen relatif
sedikit, barrier to entry cukup tinggi, jenis produk dapat berupa produk homogen maupun heterogen, serta persaingan selain harga cukup besar. Industri pengolahan
susu yang memiliki struktur pasar oligopolis ketat mempunyai kecenderungan kearah kerjasama atau kolusi dengan tujuan menaikan harga dan memperoleh
keuntungan di atas keuntungan normal.
5.1.2 Analisis Hambatan Masuk Pasar