pendek dipengaruhi secara signifikan oleh produksi susu domestik, harga riil susu impor lag pertama, pendapatan perkapita lag ketiga dan nilai tukar
riil Rupiah pada lag kedua dengan pengaruh yang bersifat negatif. Terdapat beberapa perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis. Penelitian yang dilakukan Kusuma 1997, dan Amaliah 2007 menggunakan variabel, metode analisis dan tujuan penelitian yang berbeda
dengan penulis, tetapi memiliki persamaan dalam meneliti produk susu dari perusahaan susu. Penelitian Sunengcih 2009 menganalisis mengenai Industri
Minuman Ringan dan memiliki kesamaan dalam hal metode serta alat analisis yang digunakan dalam metode permasalah tersebut. Sedangkan penelitian Andiani
2006 memiliki persamaan dalam hal industri yang diteliti, metode dan variabel yang digunakan, perbedaannya ialah dalam penelitian ini terdapat pengembangan
dari penelitian sebelumnya dimana penulis menambahkan beberapa variabel baru dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu Minimum
Eficiency Scale dan Total Impor dalam rentang waktu 1984-2008.
2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis
Dasar pemikiran Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure Conduct Performance
SCP pertama kali dicetuskan oleh Edward S. Mason, seorang dosen di University of Harvard tahun 1939, mengemukakan bahwa struktur
structure suatu indusri akan menentukan bagaimana para pelaku industri berperilaku conduct yang pada akhirnya menentukan keragaan atau kinerja
performance industri itu sendiri. Struktur biasanya diukur dengan rasio konsentrasi. Perilaku antara lain dilihat dari tingkat persaingan ataupun kolusi
antar produsen. Kinerja suatu industri diukur antara lain dari derajat inovasi, efisiensi dan protabilitas Mason, 1939.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keadaan industri persusuan Indonesia, dimana sebagian besar bahan baku industri persusuan Indonesia masih
didatangkan dari luar. Sehingga mempengaruhi struktur perilaku kinerja industri pengolahan susu dan tingkat persaingannya.
Dari tinjauan pustaka dan beberapa dasar teori yang ada serta pemahaman terhadap penelitian sebelumnya, maka berikut ini gambar bagan kerangka
konseptual dari industri pengolahan susu yang akan diteliti.
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran
Arus informasi Kemajuan
Teknologi Pertumbuhan
Pasar Internasional
Pola Konsumsi Permintaan Susu
Indonesia
Struktur
Pangsa pasar
Market Share
Konsentrasi
Concentratio n Ratio
Hambatan
masuk Barrier
to Entry
Perilaku
Strategi
harga
Strategi produk
Strategi
promosi
Kinerja
Price
Cost Margin
Efisiency
Growth
Persaingan pada Industri Pengolahan
Susu di Indonesia Industri Pengolahan
Susu
2.6 Hipotesis Penelitian
Penelitian mengenai Analisis Struktur Perilaku Kinerja suatu industri telah banyak dilakukan oleh para peneliti ekonomi. Hubungan variabel-variabel dalam
estimasi model analisis dapat menghasilkan kesimpulan yang berbeda tergantung penggunaan proksi atau variabel yang dipakai oleh peneliti.
Berdasarkan pengamatan teori dan penelitian terdahulu mengenai analisis struktur perilaku kinerja maka hipotesis yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tingkat konsentrasi empat perusahaan CR
4
, memiliki pengaruh positif terhadap PCM. Semakin tinggi konsentrasi suatu perusahaan maka
semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan. Sebaliknya jika tingkat konsentrasi memiliki pengaruh negative dengan pesaing maka
tingkat persaingan akan menurun. 2. Efisiensi-X Ef-X memiliki pengaruh positif terhadap PCM. Semakin
efisien perusahaan maka tingkat produksi suatu perusahaan lebih sedikit untuk memproduksi komoditi karena efisiensi merupakan pengurangan
biaya sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam jangka panjang lebih murah. Semakin tinggi efisiensi maka tingkat keuntungan
perusahaan akan meningkat. 3. Pertumbuhan nilai produksi GROWTH memiliki nilai positif terhadap
PCM. Pertumbuhan nilai produksi merupakan perbandingan nilai barang yang dihasilkan tahun ini dikurangi dengan nilai barang yang dihasilkan
tahun sebelumnya. Jika GROWTH meningkat maka tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan juga meningkat.
4. Produktivitas tenaga kerja PROD memiliki nilai positif terhadap PCM, dimana jika terjadi peningkatan produktivitas tenaga kerja maka tingkat
keuntungan yang diperoleh perusahaan juga meningkat. 5. Minimum Efficiency Scale MES memiliki nilai positif terhadap PCM,
dimana jika MES meningkat maka hambatan masuk dalam industri tersebut ikut meningkat menyebabkan pesaing baru sulit memasuki pasar
sehingga keuntungan perusahaan meningkat dengan sedikitnya jumlah pesaing.
6. Total Impor Tm memiliki nilai negatif terhadap PCM. Semakin tinggi intensitas impor berarti penerimaan yang didapat perusahaan akan semakin
menurun.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder time series data deret waktu tahun 1984-2008. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik BPS, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, beberapa perpustakaan dan hasil penelitian terdahulu.
Data yang diolah adalah data Rasio Konsentrasi Empat CR
4
perusahaan terbesar, Minimum Efficiency Scale
MES, produktivitas Prod, efisiensi internal Xeff, Growth
tingkat pertumbuhan barang serta total impor bahan baku susu Tm.
3.2 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan ialah dengan menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis
perilaku industri persusuan Indonesia. Metode kuantitatif dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan SCP untuk menganalisis struktur dan kinerja industri persusuan
Indonesia dan pendekatan OLS Ordinary Least Square yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Industri Pengolahan Susu
Indonesia. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2007 dan E-Views 6.