IV. GAMBARAN INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU DI INDONESIA
4.1 Sejarah Industri Pengolahan Susu Indonesia
Keberadaan sapi perah di Indonesia berawal pada kebutuhan Susu Sapi segar orang Eropa yang bekerja di perkebunan-perkebunan milik Belanda. Ternak
sapi perah pertama yang diimpor adalah jenis Sapi Hissar, yang didatangkan ke daerah Sumatra Timur, terutama di Medan dan Deli Serdang, pada tahun 1885.
Sapi Hissar ini kemudian dipelihara oleh peternak sapi yang berasal dari India, yang memang telah lama menetap di daerah Sumatra Timur. Walaupun produksi
susu sapi tersebut masih rendah, peternakan sapi perah yang sudah ada dapat mencukupi kebutuhan lokal.
Dalam perkembangan sapi perah, kebutuhan akan susu sapi terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah orang Eropa yang datang ke
Indonesia. Belanda kemudian memutuskan untuk mendatangkan sapi jantan jenis Friesian Holstein ke Pasuruan, Jawa Timur, pada tahun 1891. Sapi pejantan ini
digunakan untuk meningkatkan grading-up sapi –sapi lokal menjadi sapi perah.
Pada tahun 1900 kembali didatangkan sapi Friesian Holstein ke daerah Lembang, Jawa Barat, yang akhirnya berkembang pesat dan menyebar ke daerah-daerah lain
di sekitar Jawa Barat. Pada tahun 1939, 22 ekor sapi pejantan Friesian Holstein didatangkan ke
daerah Grati, Pasuruan. Sapi ini melengkapi sapi perah jenis lain seperti : Milking Shorthorn, Ayrshire dan Jersey, yang telah didatangkan sebelumnya dari
Australia. Grading-up ini menghasilkan sapi perah bangsa baru yang dikenal dengan nama sapi Grati. Sapi jenis ini telah mendapat pengakuan Internasional
sebagai bangsa sapi perah Indonesia. Namun karena tidak ada pembinaan, kemampuan produksi sapi Grati kian hari kian menurun, termasuk juga
populasinya. Kebutuhan susu sapi yang terus meningkat tiap tahunnya menyebabkan
pemerintah terus melakukan impor sapi perah dari beberapa negara, seperti dari negara Denmark dan Belanda. Tersebarmya sapi perah impor ini, akhirnya
memang dapat menaikkan total produksi susu, tetapi tetap tidak maksimal seperti produksi susu di negara asalnya. Penyebabnya adalah pemberian pakan dan tata
laksana pemeliharaan yang belum sempurna. Sapi-sapi impor ini juga menyebabkan lahirnya sapi perah peranakan Friesian, yang tidak dapat disebut
sebagai sapi bangsa baru, karena merupakan hasil perkawinan yang tidak direncanakan. Produksi susu dari sapi peranakan Friesian sangat rendah, akhirnya
banyak dari sapi peranakan Friesian ini dijual belikan sebagai ternak sapi pedaging sapi potong.
Awal mula Industri Pengolahan Susu di Indonesia ditandai dengan berdirinya perusahaan susu PT. Sari Husada pada tahun 1954. Berdirinya
perusahaan susu ini karena adanya kerjasama pemerintah Indonesia dengan UNICEF United Nations Childrens Fund salah satu lembaga dalam PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menekankan pengembangan pelayanan masyarakat untuk mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.
Program kerjasama ini merupakan perwujudan dari program bantuan sosial dunia
bagi negara-negara yang sedang berkembang dengan nama perusahaan NV. Saridele.
Selanjutnya berdiri PT. INDOMILK PT. Australia Indonesia Milk Industry
pada tahun 1967 yang merupakan bentuk kerjasama Australia dengan Indonesia sebagai perwujudan penanaman modal asing PMA dan pelopor dalam
pembuatan susu yaitu susu kental manis secara modern di Indonesia. Berawal dari 200 karyawan, pengembangan produk dan usaha terus dilakukan hingga akhirnya
diluncurkan produk lainnya seperti susu pasteurisasi merek INDOMILK pada tahun 1970 , produk mentega dengan merek ORCHID BUTTER dan untuk merek
Golden Churn pada tahun 1971, produk es krim untuk merek Peter Ice Cream pada tahun 1972, serta susu bubuk INDOMILK yang diproduksi dengan sistem
toll manufacturing pada tahun 1985.
Perkembangan industri pengolahan susu tersebut diikuti dengan berdirinya industri-industri pengolahan susu lainnya. Berdirinya industri pengolahan susu di
Indonesia cukup mempengaruhi pasar dalam negeri, penyerapan tenaga kerja serta peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang terus
meningkat, serta tumbuhnya kesadaran masyarakat perihal manfaat susu bagi kesehatan menyebabkan tingkat konsumsi susu di Indonesia diperkirakan akan
tumbuh sebesar 8 persen pada tahun 2010 dibanding tahun sebelumnya. Variasi minuman susu oleh produsen dalam berbagai bentuk seperti susu siap minum ikut
mendorong kenaikan konsumsi.
4.2 Profil Beberapa Industri Pengolahan Susu 1. PT Sari Husada