Keadaan Geografis Desa .1 Batas Wilayah Trust Kepercayaan .1 Proses Mendapatkan Trust Kepercayaan Dari Masyarakat Desa

5. Memelihara kelestarian sumber daya alam dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. 6. Mengembangkan kapasitas dan kemampuan lembaga pelayanan masyarakat. 7. Mendorong terciptanya iklin usaha yang kondusif, meningkatkan daya tahan perekonomian masyarakat menghadapi dampak krisis ekonomi dan mengembangkan daya saing yang berbasis keunggulan komparatif dan kompetitif kantor Camat Raya, Kecamatan Raya 2015 4.1.2 Keadaan Geografis Desa 4.1.2.1 Batas Wilayah Desa Bahapal Raya berada di kecamatan raya, Kabupaten Simalungun dan terletak pada 369 meter diatas permukaan laut. Desa ini memiliki luas wilayah 24.00km2 dengan jumlah penduduk dengan total 2495 penduduk. Desa ini dapat ditempuh dengan jalur darat yang berjarak 4 km dari Kecamatan Raya. Di desa ini rata-rata yang menjadi mata pencaharian mereka adalah sebagai petani karena melihat curah hujan yang cukup tinggi serta lahan yang subur sehinggi bisa mendukung kegiatan pertanian di desa ini. Desa Bahapal Raya secara administrasi terdiri dari 4 nagoridesa yaitu: Nagori Gunung Huluan, Nagori Bahapal Raya, Nagori Raya Humala, dan Nagori Talun Kahombu. 1. Sebelah utara Desa Bahapal Raya berbatasan dengan Nagori Sondi Raya 2. Sebelah selatan Desa Bahapal Raya berbatasan dengan Nagori Bah Pasussang 3. Sebelah barat Desa Bahapal Raya berbatasan dengan Nagori Dame Raya 4. Sebelah timur Desa Bahapal Raya berbatasan dengan Nagori Damak Universitas Sumatera Utara 4.1.3 Pemerintahan Desa 4.1.3.1 Struktur Pemerintahan Desa KEPALA DESA BPD KEPALA DUSUN IV KEPALA DUSUN III KEPALA DUSUN II KEPALA DUSUN I SEKRETARIS DESA KAUR KEUANGAN KAUR PEMBANGUNAN KAUR PEMERINTAHAN Gambar 4.1 Tentang Struktur Pemerintahan Desa Sumber: Profil: Nagori Bahapal Raya Catatan: 1. BPD terdiri dari enam 6 orang yaitu: • Agus Harianto Purba • Jamel Sinaga • Jhon Henry Manson Purba • Baswel Saragih • Jantiaman Damanik • Neman Purba 2. Kepala DesaPangulu yaitu: • Jasinton Saragih Universitas Sumatera Utara 3. Sekretaris Desa yaitu: • Wardi Saragih 4. Kepala DusunGamot terdiri dari: • Gamot I : Aguslan Saragih Gunung Huluan • Gamot II : Jaterson Saragih Bahapal Raya • Gamot III : Jan Radiaman Purba Raya Humala • Gamot IV : David Rikardo Sinaga Talun Kahombu 5. Kepala Urusan terdiri dari: • Kepala Urusan Pemerintahan : Toni Wan Purba • Kepala Urusan Pembangunan : Walmen saragih • Kepala Urusan Keuangan : Saurman Sinaga

4.1.3.2 Fungsi Jabatan Pemerintahan Desa

1. Kepala Desa Kepala Desa bertugas menyelenggarakan pemerintahan Desa, melakasanakan pembangunan Desa, Pembinaan Masyarakat Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Kepala Desa berwenang: a. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa. b. Mengangkat dan memberhentikan perangkat desa. c. Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset desa. d. Menetapkan peraturan desa. e. Menetapakan anggaran pendapatan dan belanja desa. f. Membina kehidupan masyarakat desa. Universitas Sumatera Utara g. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat desa. h. Membina dan meningkatkan perekonomian desa i. Mengembangkan sumber pendapatan desa. j. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan Negara. k. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat desa. l. Memanfaatkan teknologi tepat guna. m. Mengordinasikan pembangunan desa secara partisipatif n. Mewakili desa di dalam dan diluar pengadilan. 2. Badan Permusyawarahan Desa Fungsi Badan Permusyawarahan Desa yaitu: a. Membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama Kepala Desa. b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa; dan c. Melakukan dan pengawasan kinerja Kepala Desa. 3. Perangkat Desa Terdiri dari beberapa bagian termasuk didalamnya Sekretaria Desa, Pelaksana Kewilayahan dan pelaksana teknis. Fungsi dan tugas Perangkat Desa: a. Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. b. Perangkat desa diangkat Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan Camat atas nama BupatiWalikota. c. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Perangkat Desa sebagaimana sebelumnya bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Universitas Sumatera Utara

4.1.3.3 Hak dan Kewajiban Desa

1. Desa berhak: a. Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal-usul, adat istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat Desa. b. Menetapkan dan mengelola kelembagaan Desa; dan c. Mendapatkan sumber pendapatan. 2. Desa berkewajiban: a. Melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan, serta kerukunan masyarakat Desa dalam rangka kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Desa. c. Mengembangakan kehidupan demokrasi d. Memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Desa.

4.1.3.4 Hak dan Kewajiban Masyarakat Desa

• Masyarakat Desa berhak: 1. Meminta dan mendapatkan informasi dari Pemerintahan Desa serta mengawasi kegiatan penyelenggaraan pemerinthan desa, pelaksana pembangunan Desa, pembinaan masyarakat Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. 2. Memperoleh pelayanan yang sama dan adil. 3. Menyampaikan aspirasi, saran dan pendapat lisan atau tertulis secara bertanggung jawab tentang kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan Universitas Sumatera Utara pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. 4. Memilih, dipilih danatau ditetapkan menjadi: a. Kepala Desa b. Perangkat Desa; c. Anggota Badan Permusyawarahan Desa; atau d. Anggota Lembaga Kemasyarakatan Desa. 5. Mendapatkan pengayoman dan perlindungan dari gangguan ketentraman dan ketertiban di Desa. • Masyarakat desa berkewajiban: 1. Membangun diri dan memelihara lingkungan Desa 2. Mendorong terciptanya penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa yang baik. 3. Mendorong terciptanya situasi yang aman, nyaman, dan tentram di desa. 4. Memelihara dan mengembangkan nilai pemusyawarahan pemufakatan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan di desa. 5. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di desa. 4.1.4 Sarana dan Prasarana Desa 4.1.4.1 Sarana Kesehatan Universitas Sumatera Utara Pemenuhan kebutuhan kesehatan di Desa Bahapal Raya memiliki beberapa alat kelengkapan kesehatan. Kelengkapan kesehatan ini dibuat pemerintah guna agar kesehatan di setiap desa yang ada di Indonesia bisa terjaga. Desa Bahapal Raya memiliki beberapa tempatsarana kesehatan yang terdiri dari yaitu dua2 Bidan dan satu 1 tenaga medis lainnya. Terdapat juga beberapa posyandu yang tersebar di beberapa desa di Nagori Bahapal Raya.

4.1.4.2 Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Nagori Bahapal Raya masih hanya memiliki sampai hierarki pendidikan dasar saja termasuk satu PAUD pendidikan anak usia dini sehingga bagi anak sekolah menengah pertama maupun menengah atas harus pergi ke Kota Raya ataupun Pematang Siantar.

4.1.4.3 Sarana Transportasi

Dalam jangkauan transportasi yang bisa di akses setiap orang yang ingin pergi ke Desa Bahapal Raya hanya dengan jalur darat. Jarak yang ditempuh berkisar 4 km dari Kota Raya. Jalan beraspal hanya bisa di temukan hanya di desa Gunung Huluan Dan Bahapal Raya sedangkan Desa Raya Humala dan Talun Kahombu masih berupa jalan bebatuan tetapi secara umum bisa dikatakan kalau pada musim hujan saja agak susah untuk menjangkau desa yang belum beraspal tersebut.

4.1.4.4 Sarana Listrik

Semua desa yang ada di Nagori Bahapal Raya sudah di aliri listrik dan menjadikan arus informasi juga dapat di akses lebih mudah karena penggunaan alat Universitas Sumatera Utara elektronik berupa televisi, radio, internet dll. Penggunaan listrik yang sudah tersedia di Desa Bahapal Raya tidak dirasakan oleh semua penduduk dikarenakan masih banyak juga penduduk yang tidak memiliki aliran listrik di rumahnya.

4.1.4.5 Sarana Sumber Air Minum

Sebelum ada sumber air minum bersama yang di gagas oleh masyarakat sekitar melalui anggaran desa yang direalisasikan oleh Kepala Desa maka banyak penduduk desa yang kesulitan untuk mendapatkan air minum. Air minum penduduk di dapat dari mata air yang berada di dekat hutanladang yang bisa berjarak ratusan meter dari kampung dengan jalan yang masih tanah dan terkadang berlumpur. Penggunaan air minum mayoritas oleh penduduk berasal dari bak mandi air minum yang berada di tengah desa karena di situ tempat penampungan air bersih walupun demikian ada juga beberapa penduduk yang mampu menggunakan sumur bor agar lebih praktis penggunaannya.

4.2 Profil Informan

A. Profil Calon Kepala Desa yang Terpilih

1. Nama : Jasinton Saragih Jenis kelamin : laki-laki Status : menikah Umur : 59 tahun Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : Kepala Desapetani Pendidikan : SMA Universitas Sumatera Utara Hari pertama saya melakukan penelitian tentang skripsi saya adalah menuju langsung kerumah Pangulu Jasinton Saragih. Saya tiba di rumah beliau sekitar jam 9 pagi dan beliau saya lihat sedang berdiri di depan teras rumahnya seperti sedang menunggu seseorang. Setelah beliau melihat kedatangan saya maka beliau menyambut saya dengan senyuman hangat yang tergambar di raut wajahnya. Saya langsung menyapa beliau terlebih dahulu dan menjabat tangannya dan Pangulu Jasinton Saragih juga menjabat tangan saya. Saya sudah dikenal beliau sebelumnya karena sudah pernah berjumpa dengan beliau juga pada saat pra observasi. Setelah perkenalan diri beberapa lama maka Pangulu Jasinton Saragih menanyakan maksud kedatangan saya ke desa Bahapal Raya. Kemudian saya utarakan maksud kedatangan saya yang ingin melakukan penelitian di Desa Bahapal Raya ini demi memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana di perguruan tinggi. Lalu setelah Pangulu Jasinton Saragih mendengar penjelasan saya tetap raut wajah tersenyum masih terlihat yang berarti saya diterima dengan baik di Desa Bahapal Raya tersebut. Kedatangan saya hari ini sepertinya memang tidak tepat waktu dikarenakan seperti yang saya utarakan diatas bahwa Pangulu Jaterson Saragih sedang menunggu seseorang. Ternyata hari ini adalah jadwal bapak itu untuk mengutipmemanen buah kakao di ladangnya dan sekalian memompa jeruk siangnya. Berhubung karena kesibukan bapak tersebut maka jadwal wawancara dengan Pangulu Jasinton Saragih menjadi tertunda. Solusi yang diberikan oleh bapak itu adalah dengan memberikan nomor HP nya dan memberitahu beliau kalau saya harus membuat jadwal dulu dengan beliau supaya waktunya dapat diatur. Maka saya menerima nomor hp bapak itu dan membuat jadwal pertemuaan wawancara dengan beliau dua hari setelahnya. Universitas Sumatera Utara Pertemuan wawancara yang saya lakukan dengan bapak itu dilakukan hari rabu jam 07.30 WIB saya sudah tiba di rumah beliau karena saya takut kalau jadwal keladangmya akan terganggu. Beliau menyambut saya dengan hangat di kursi teras rumahnya. Saya mulai melakukan wawancara dengan beliau dan beliau mulai menjawab pertanyaan saya walaupun terkadang pertanyaannya harus saya jelaskan secara detail karena memang kata-kata dalam pertanyaan saya hanya bisa di mengerti oleh kalangan akademis saja. Dalam melakukan wawancara dengan beliau di teras rumah saya juga harus berhenti terkadang karena banyak juga orang yang datang dengan kepentingan berbeda-beda. Baik itu karena ingin meminta tanda tangan maupun karena ingin konsultasi tentang masalah yang dihadapi masing-masing individu. Bahkan beberapa orang yang berada di teras rumah itu adalah teman akrab Pangulu Jasinton Saragih dan orang-orang kepercayaannya sehingga terkadang menimpali jawaban yang ditujukan kepada Pangulu Jasinton Saragih. Terlihat mereka yang berada pada tempat itu cukup antusias melihat proses wawancara saya dengan Pangulu Jasinton Saragih. Beliau juga menceritakan secara panjang lebar tentang perjuangannya mendapatkan kursi Kepala Desa. Beliau mengatakan bahwa dirinya sudah menjabat sebagai Kepala Desa selama dua periode dan menurut penuturan beliau, itu semua bisa didapatkan karena terus manjalin hubungan baik dengan masyarakat dan terus bergaul juga. Pangulu Jasinton Saragih ini juga merupakan salah satu tokoh agama di Desa Bahapal Raya ini karena beliau merupakan wakil Pengantar Jemaat wakil pimpinan gereja di Desa Bahapal Raya. Statusnya sebagai Pengantar Jemaat tersebut tentu memberikan status yang tinggi di desa tersebut ditambah dengan jabatan sebagai Universitas Sumatera Utara Kepala Desa. Terlihat jelas kalau beliau menjadi panutan bagi desa itu dan juga orang terhormat di desa itu.

B. Profil Informan Calon Kepala Desa yang Kalah

1. Nama : Agus Harianto Purba Jenis kelamin : laki-laki Status : menikah Umur : 40 tahun Agama : Kristen protestan Pekerjaan : pengusaha Pendidikan : SMA Bapa Tongah nama panggilan pada orang tua dalam adat simalungun Agus Harianto Purba merupakan salah satu orang terpandang dan terkaya yang ada di Desa Bahapal Raya. Terlihat dari sekilas kekayaan yang dimilikinya dengan rumah yang cukup besar untuk ukuran kampung dan mobil Avanza serta mobil truk yang terparkir di samping rumahnya. Beliau merupakan pengusaha yang tergolong cukup sukses di Kecamatan Raya, beliau memiliki bisnis sebagai tokeh kerbau. Cara tokeh kerbau di Raya cukup unik karena beliau memberikan kerbaunya kepada masyarakat untuk dibesarkan dan setelah besar maka keuntungan penjualan dibagi sesuai kesepakatan antara tokeh kerbau dan orang yang membesarkan kerbau tersebut. Beliau tidak hanya memberikan kerbaunya untuk dibesarkan oleh warga yang mau membesarkanya kepada masyarakat yang ada di Kecamatan Raya saja tetapi sampai ke Saribu Dolok, Kecamatan Purba. Beliau juga menjual dan membeli kerbau Universitas Sumatera Utara masyarakat untuk dijual kembali ke rumah potong yang ada di Kota Siantar dan Kisaran. Saya berjumpa dengan bapa tongah Agus Harianto Purba di jalan, ternyata setelah saya menyapa dan memperkenalkan diri saya menanyakan pulang dari mana. Ternyata beliau baru transaksi bisnisnya dengan tokeh lain di Kota Kecamatan Raya. Setelah selesai sedikit berbasa-basi dengan beliau, saya mulai mengutarakan maksud kedatangan saya ke rumah beliau. Sesaat setelah mendengar penjelasan saya maka raut wajah beliau sedikit agak kurang nyaman dengan topik penelitian saya tetapi saya terus mencoba untuk membuat nyaman percakapan di dalam wawancara dengan bapak tersebut. Selang beberapa menit wawancara istri beliau datang membawa teh manis untuk minum. Istri beliau merupakan Bidan Desa. Melewati sekitar beberapa pertanyaan Tongah Agus Harianto Purba mulai terbuka dan mau untuk bercanda kepada saya. Beliau menceritakan bagaimana perjalanan beliau saat periode perebutan kursi Kepala Desa pada waktu itu. Menurut penuturan beliau, sebenarnya beliau punya kesempatan untuk menang dalam pemilihan PILKADES karena beliau cukup dermawan di desa itu dan semua orang mengenalinya. Dalam perebutan kursi tersebut beliau mengatakan bahwa hanya mengandalkan pergaulannya saja di kehidupan sehari-hari. Kekalahan yang didapatkan pada saat perebutan kursi Kepala Desa itu tidak langsung menjadikannya memusuhi warga desa karena tidak memilihnya pada saat PILKADES. Beliau mengatakan bahwa semua warga desa bebas memilih calon Kepala Desa yang di sukainya dan tidak mau memaksa kehendaknya. Hubungan yang terus dijaga dengan baik ini juga diharapkan oleh Tongah Agus Harianto Purba dapat membantunya lagi memenangkannya lagi di pemilihan calon Kepala Desa Universitas Sumatera Utara selanjutnya. Harapan besar yang dimiliki oleh Bapa Tongah Agus Harianto Purba inilah yang menjadi bahan evaluasi dalam pertarungan perebutan Kursi Kepala Desa selanjutnya. Beliau mengatakan akan ada pematangan rencana dan lebih aktif lagi ikut kegiatan masyarakat desa. 2. Nama : Jonni Purba Jenis kelamin : laki-laki Status : dudasingle parent Umur : 50 tahun Agama : Kristen protestan Pekerjaan : petani Pendidikan : SMA Bapa Tongah Jhoni Purba berada di Desa Juma Palia, berjarak sekitar 1 km dari Nagori Bahapal Raya. Saya sebelum tiba di rumah beliau harus bertanya dulu kepada beberapa warga letak tepat dari rumahnya di Desa Juma Palia karena ini juga pertama kali saya datang ke desa ini. Setelah mengetahui letak tepat rumah beliau saya langsung bergegas ke rumah beliau karena kebiasaan di kampung ini kalau sudah jam 9 ke atas maka banyak penduduk yang tidak berada di rumah lagi. Setelah berselang beberapa menit akhirnya saya sampai ke rumah beliau dengan melalui jalan bebatuan dan agak berlumpur karena pada saat itu lagi musim hujan di Kecamatan Raya. Pada saat saya datang kerumahnya, beliau sedikit bingung dengan kedatangan saya dengan pakaian mahasiswa kebanyakan karena melihat wajah saya yang tidak terlihat familiar baginya. Sesampainya saya memarkirkan sepeda motor saya dan Universitas Sumatera Utara mengucapkan salam kepada beliau. Beliau dengan masih sedikit bingung membalas salam saya. Kemudian saya memperkenalkan diri saya kepada beliau dengan mengatakan asal-usul saya dengan bahasa simalungun beliau mulai agak menyiratkan senyum di wajahnya karena merasa masih menganggap orang sesama Suku Simalungun. Selesai setelah saya memperkenalkan diri saya, maka mulai saya mengungkapkan maksud kedatangan saya kepada beliau, bahwa saya ingin melakukan penelitian di desa ini guna memenuhi penelitian skripsi saya. Beliau menanggapi maksud kedatangan saya dengan cukup positip dan bersedia untuk melakukan wawancara dengan saya walau terlihat mukanya terlihat seperti ingin segera pergi ke suatu tempat. Dalam melakukan wawancara dengan beliau maka saya sempatkan menanyakan beliau ingin pergi kemana. Beliau mengatakan bahwa sudah memiliki janji dengan kelompok tani yang di bentuknya di desa itu. Setelah mengetahui hal tersebut beliau mengatakan masih bisa menunda dan mengabari teman kelompok taninya akan datang agak terlambat. Beliau mulai menceritakan bahwa motivasi beliau mencalon sebagai calon Kepala Desa pada waktu itu adalah guna mengembangkan program kelompok tani yang sudah di bentuknya dan sedang di kembangkannya. Beliau juga menuturkan kalau beliau dalam kampanye hanya kepada keluarga dekatnya dan di desanya saja. Di setiap kampanye yang dilakukan beliau selalu membahas tentang program kelompok tani yang ingin di kembangkannya dan kurang memperhatikan tentang hal politiknya. Beliau bukan tokoh yang memiliki kekayaan yang melimpah atau kedudukan sosial tinggi seperti calon kandidat Kepala Desa yang lain. Terlihat dari rumah yang Universitas Sumatera Utara umumnya dimiliki oleh penduduk desa. keinginannya yang kuat tentang pengembangan program kelompok tani sajalah yang membuatnya ikut dalam perebutan kursi Kepala Desa. Dalam pikiran beliau dengan bisa menang menjadi Kepala Desa maka bisa memudahkan pengembangan kelompok tani dan anggaran serta hubungan dengan pemerintah daerah bisa diakses lebih mudah. 3. Nama : Jalesman Sinaga Jenis kelamin : laki-laki Status : menikah Umur : 62 tahun Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : petani Pendidikan : SMP Rumah kediaman dari bapa tongah Jalesman Sinaga berada di Desa Raya Humala tepatnya berjarak sekitar 3 km dari Desa Bahapal Raya. Ini juga merupakan pertama kalinya saya datang ke kampung ini sehingga perlu untuk menanyakan beberapa warga desa yang saya jumpai untuk mengetahui letak tepatnya Desa Raya Humala dan rumah beliau. Setelah melewati Desa Juma Palia maka baru saya menemukan Desa Raya Humala. Saat saya tiba di desa ini maka saya langsung menanyakan rumah kediaman bapa tongah Jalesman Sinaga, tak selang berapa lama saya sudah mengetahui letak rumah beliau dan langsung menuju kesana. Sampai di depan rumah bapa tongah Jalesman Sinaga, saya berjumpa dengan wanita paruh baya yang sedang menjemur biji kakao di depan rumahnya yang cukup luas. Dari depan pagar rumah beliau saya mengucapkan salam dan bertanya kepada Universitas Sumatera Utara ibu tersebut apakah benar ini merupakan rumah kediaman Jalesman Sinaga. Ibu tersebut menjawab dengan senyum di wajahnya dan berkata iya, lalu ibu tersebut menanyakan maksud kedatangan saya kerumah beliau. Saya terlebih dahulu memperkenalkan diri kepada ibu tersebut dan kemudian memperkenalkan maksud kedatangan saya kepada ibu tersebut. Setelah tahu bahwa saya mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di desa tersebut maka ibu tersebut menanggapinya dengan cukup antusias dan senang. Lalu saat saya menanyakan apakah bapak Jalesman Sinaga ada di rumah maka ibu mengatakan bahwa beliau sudah pergi keladang untuk menyemprot ladang jeruk mereka. Ibu itu menjelaskan kalaui ingin menemui beliau boleh ke ladangnya langsung karena berada tepat di pinggir jalan dan hanya berjaraka 200 meter dari rumahnya. Niat saya yang ingin mewawancarai beliau hari itu juga maka saya jumpai bapak itu keladangnya dengan tidak mengetahui pasti dimana tepatnya ladang jeruknya. Di sepanjang jalan banyak sekali terlihat ladang jeruk yang menjadikan bingung saya sehingga saat ada orang di salah satu kebun jeruk warga maka saya langsung menanyakannya saja kepada warga tersebut. Setelah bertanya kepada warga yang berada di salah satu ladang jeruk tersebut ternyata jaraknya masih agak jauh lagi dan saya teruskan pencarian saya dan setelah melewati hampir 80 meter maka saya melihat ada seorang laki-laki paruh baya yang sedang duduk di pondok- pondok ladang jeruknya. Saya memasuki ladang tersebut dan menanyakan apakah beliau bapak Jalesman Sinaga. Beliau dengan wajag bingung dan agak waspada tetap menjawab saya dengan cukup tenang. Lalu saya memperkenalkan diri saya dengan bahasa simalungun supaya bisa lebih akrab. Universitas Sumatera Utara Setelah memperkenalkan diri saya pada beliau dan saya teruskan dengan mengatakan maksud kedatangan saya menjumpai bapak tersebut di ladang jeruknya. Pertama mengetahui kalau saya datang untuk melakukan penelitian di desa itu dengan beliau sebagai informan saya maka beliau masih menanggapinya dengan agak kebingungan kemudian saya menjelaskan lagi secara lebih terperinci maka beliau baru bisa mengerti dan mengetahui cara kerja wawancara. Saya memulai proses wawancara saya kepada bapak tersebut dan terlihat beliau masih agak kebingugan menjawabnya tetapi dengan sedikit penjelasan lebih terperinci maka bapak tersebut dapat menjawabnya dan untuk pertanyaan-pertanyaan berikutnya sudah jadi lebih terbiasa dan wawancara dapat berjalan lebih lancar. Beliau menceritakan bahwa beliau sebelumnya adalah pengantar jemaatpemimpin gereja dan baru 2 tahun ini pensiun karena usia yang sudah lanjut. Beliau mengatakan ikut bertarung dalam perebutan kursi Kepala Desa beberapa tahun yang lalu dengan lebih banyak mempengaruhi masyarakat melalui wadah kegiatan agama ataupun kegiaatan gereja. Beliau merupakan salah satu tokoh masyarakat yang cukup sukses di desa itu karena melihat rumahnya yang cukup besar untuk ukuran desa dan mobil avanza serta mobil pick up yang terparkir di sampan rumahnya dan banyaknya kebun jeruk yang dimilikinya. Semua tersebut tentu yang memotivasi beliau untuk mencalon sebagai Kepala Desa. karena keinginan untuk mencalon sebagai Kepala Desa tersebut tidak murni karena keinginannya sendiri tapi dorongan dari keluarga dan tetangga dekatnya. Berpijak dari itu maka bapa tongah Jalesman Sinaga ikut bertarung dalam pertarungan Kepala Desa. 4. Nama : Jan Nofri Saragih Universitas Sumatera Utara Jenis kelamin : laki-laki Status : menikah Umur : 39 tahun Agama : Kristen protestan Pekerjaan : wiraswasta Pendidikan : gelar sarjana S1 Pagi hari jam 06.30 wib pagi saya telah berangkat dari rumah menuju Desa Raya Humala. Saya telah mengetahui letak rumah dari bapak Jan Nofri Saragih sebelumnya saat wawancara dengan bapa tongah Jalesman Sinaga. Setibanya saya di depan rumah beliau, saya melihat rumah beliau masih tertutup dan di samping rumahnya saya melihat seorang ibu rumah tangga sedang membersihkan rumput yang ada di depan rumahnya. Kemudian saya menanyakan lagi kepada ibu tersebut apakah rumah itu kediaman dari tulang Jan Nofri Saragih maka ibu tersebut membenarkannya. Setelah saya ingin permisi untuk pergi kerumah tulang Jan Nofri Sinaga maka saya melihat rumah beliau sudah terbuka dan beliau sedang berdiri di depan rumahnya. Saya mendatangi rumah beliau sambil mengucapkan salam dalam bahasa simalungun dan tulang Jan Nofri Sinaga juga menyambut saya dengan senyuman. Setelah saling berbalik salam beliau mulai menanyakan saya dari mana, lalu saya memperkenalkan diri saya pada beliau dengan bahasa Simalungun agar bisa terlihat lebih akrab. Perkenalan yang berlangsung secara beberapa menit diiringi beberapa candaan maka bapak itu mempersilahkan saya masuk kerumahnya. Beliau sibuk membersihkan meja dan kursi yang agak berantakan agar bisa duduk dengan nyaman. Di dalam rumah saya melihat istri beliau sedang memberi makan anak Universitas Sumatera Utara mereka yang masih balita. Istri beliau melemparkan senyum dan mempersilahkan saya masuk ke rumahnya. Tulang Jan Nofri Saragih mulai duduk dan mempersilahkan saya untuk duduk juga. Saya mulai duduk dan mengatakan maksud kedatangan saya kepada beliau bahwa saya mahasiswa yang ingin melakukan penelitian di desa ini. Setelah mengatakan maksud kedatangan saya, terlihat jelas muka beliau sangat senang karena ternyata beliau juga lulusan sarjana juga. Secara kebetulan beliau merupakan alumni FISIP USU jurusan Antropologi stambuk 95. Saya pun langsung merasa nyaman dengan keadaan itu karena yang saya wawancarai adalah alumni senioran saya. Sebelum melakukan proses wawancara kepada beliau maka saya terlebih dahulu untuk menanyakan masa-masa beliau mahasisiwa dulu. Beliau mulai menceritakan kalau beliau merupakan salah satu mahasiswa aktivis dan tergabung di organisasi GMNI. Beliau menceritakan sering melakukan aksi pada saat itu dan masih merasakan peristiwa tahun 1998 dimana itu merupakan terjadinya reformasi dan turunnya rezim Soeharto. Selesai menceritakan masa-masa perkuiahanya dulu di FISIP USU maka saya mulai melakukan wawancara dengan beliau. Saat sedang melakukan wawancara istri beliau datang membawakan kopi hitam untuk kami berdua. Proses wawancara dengan beliau berjalan sangat lancar karena beliau walaupun tidak lagi mahasiswa aktivis tetapi masih bergulat pada dunia itu juga. Beliau sudah membentuk program kelompok tani juga dan sering berkunjung ke kantor bupati baik itu untuk mengajukan proposal untuk alat pertanian maupun administrasi desa lainnya. Beliau juga mengatakan beberapa kerja kerasnya sudah berhasil, dimana mesin bajak, mesin pompa semprot dan beberapa alat pertanian lainnya sudah diberikan pemerintah pada Universitas Sumatera Utara desa itu serta jalan untuk keladang juga mengalami perbaikan karena kerjasama dengan PEMDA juga. Bicara tentang pertarungan beliau untuk perebutan kursi Kepala Desa maka beliau mulai mencritakan bahwa beliau ikut mencalon karena dicalonkan oleh keluarganya yang ada di desa tersebut. Sebelum mencalon beliau sebenarnya tinggal di dumai mengurus sawit tulangnya yang masih baru di tanam Karena pada saat itu beliau masih baru berumah tangga. Beliau juga datang ke Desa Raya Humala tiga bulan sebelum pemilihan Kepala Desa. Beliau juga datang ke desa ini tujuan awalnya untuk ikut ke acara pembaptisan anaknya yang pertama ternyata pada saat itu juga akan diadakan pemilihan Kepala Desa. Sebagai lulusan sarjana fakultas FISIP maka maka keluarga besar beliau mendukungnya untuk ikut PILKADES. Beliau juga berpikir untuk perlu ikut terjun ke dunia politik demi pengaplikasian ilmu beliau. Selama 3 bulan tersebut beliau berusaha terus bergaul dengan seluruh desa yang ada di Nagori Bahapal Raya karena beliau belum terlalu familiar bagi masyarakat dan perlu untuk perkenalan juga dengan seluruh masyarakat desa. Beliau dalam bergaul tersebut tidak hanya berjalan sendiri tetapi ada orang yang membantunya termasuk keluarga dan beberapa orang di desanya yang juga membawa ke desa lain agar dibawakan dalam memperkenalkan beliau dalam pergaulan itu. Usaha beliau terus dilakukan terus menerus sampai hari pendaftaran dan pemilhan Kepala Desa tiba. Beliau kalah dengan selisih suara yang tidak terlalu banyak dengan Kepala Desa yang terpilih. Beliau berada pada posisi kedua suara terbanyak dan beliau mengatakan bahwa beliau mengatakan akan ikut kembali dalam pemilihan Kepala Desa selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

C. Profil Informan Tokoh DesaNagori Bahapal Raya

 Tokoh Agama 1. Nama : Sintua jabatan gereja Jansudin Saragih garingging Jenis kelamin : laki-laki Status : menikah Umur : 60 tahun Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : Pengantar Jemaat dan Petani Pendidikan : SMP Pada hari selasa saya datang ke rumah tulang Jansudin Saragih kira-kira jam 10.30 siang dan saya sebenarnya sudah punya keraguan kalau tulang Jansudin Saragih akan sulit berjumpa pada jam segitu. Rumah beliau ada di Gunung Huluan walaupun sebagai Pengantar Jemaat di Nagori Bahapal Raya. Sebelum saya sampai tepat di kediaman rumah beliau maka saya terlebih dahulu bertanya di warung yang ada di simpang mau ke rumah beliau. Di sana saya berjumpa dengan 2 orang bapak- bapak dan pemilik warung seorang wanita. Bertanya kepada bapak-bapak tersebut dengan bahasa simalungun maka menjawabnya dengan ramah dan senyuman juga. Informasi yang saya dapatkan di warung tadi menuntun saya langsung ke rumah kediaman sintua Jansudin Saragih. Saat saya sampai di rumah beliau maka saya melihat rumah beliau terkunci rapat tetapi tetap saya tetap mencoba mengetuk dan memanggil rumah beliau. Panggilan yang saya lakukan selama beberapa menit tidak mendapat sahutan sedikit pun. Kemudian saya mencoba memanggil tetangganya juga dan ternyata hasilnya tetap sama. Lalu saat itu juga saya pulang dan berencana kembali lagi sorenya sekitar jam 6 dan sebelum pulang saya kembali lagi Universitas Sumatera Utara singgah di warung yang sebelumnya saya singgahi untuk menanyakan kapan kira- kira pulang beliau dari ladang. Seperti perkiraan dari informasi yang saya dapatkan dari warung tersebut maka beliau biasanya pulang sekitaran jam 18.00 wib. Maka sorenya sekitar jam 18.00 wib saya sudah tiba di rumah beliau dan terlihat rumah beliau sudah terbuka dan ada seorang ibu yang sedang berada di halaman rumah dengan sapu lidi yang berada di tangannya. Beliau cukup bingung dengan kedatangan saya karena tidak mengenal saya dan dengan tampilan pakaian yang berbeda dengan pakaian pemuda kampung itu. Lalu untuk mencairkan suasana maka saya coba memberi salam pada ibu tersebut dan menjabat tangan beliau. Beliau dengan tetap masih berwajah sedikit bingung membalas salam dan jabatan tangan saya. Selesai member salam, saya memperkenalkan diri saya dan mengatakan maksud kedatangan saya. Ibu itu dengan wajah cukup serius mendengar perkataan saya dan menanggapinya. Lalu ibu itu menjelaskan kalau tulang Jansudin Saragih akan telat pulang hari ini karena ada pekerjaan di ladang yang harus di selesaikan sehingga pulangnya agak malam. Ibu itu menyarankan agar saya datang pagi sekali sekitar jam setengah 7 dan saya sepakat dengan ibu tersebut kalau besok jam 06.30 saya akan datang lagi kerumah beliau. Besoknya dengan janji yang sudah disepakati saya sudah tiba jam setengah 7 tujuh di rumah beliau. Pada pagi itu juga saya sudah melihat tulang Jansudin Saragih sedang memanaskan kereta persiapan keladang. Ternyata kedatangan saya sudah di tunggu beliau dan langsung menyambut saya dengan hangat, ternyata saya dan beliau masih ada keterikatan keluarga dari garis keturunan ayah saya. Hal itu membuat suasana menjadi terlihat akrab dan beliau menyuruh istrinya untuk membuatkan kopi untuk kami berdua. Lalu saya mengutarakan kedatangan saya pada Universitas Sumatera Utara beliau dan menanggapinya secara serius dan hangat. Kami melakukan proses wawancara dengan cukup lancar dan beliau bercerita kalau beliau mendukung calon Kepala Desa yang sekarang karena melihat cara kerja Kepala Desa pada periode sebelumnya yang cukup bagus. Beranjak dari situlah beliau tetap member dukungan dan karena sama-sama sepengurus juga dalam keanggotan gereja di Nagori Bahapal Raya.  Tokoh Adat 2. Nama : Dikson Saragih Jenis kelamin : laki-laki Status : menikah Umur : 56 tahun Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : petani Pendidikan : SMP Saya datang kerumah tulang Dikson Saragih di hari yang sama dengan ingin menjumpai Sintua Jansudin Garingging. Sama seperti halnya dengan keadaan saat saya menjumpai tulang Jansudin Garingging maka pada hari itu juga saya juga gagal menjumpai bapak Dikson Saragih. Waktu itu sepulang dari rumah Tulang Jansudin Saragih kira-kira pukul 18.20 menit saya datang ingin menemui beliau. Setibanya saya di rumah beliau dengan sinar matahari yang sudah tidak lagi terang, saya mengetuk rumah beliau yang pintunya masih terkunci dan lampu di dalam rumahnya yang sudah hidup. Setelah beberapa kali memanggil namun tak ada sahutan saya memutuskan untuk menanyakan tetangganya. Pas di samping rumahnya ada satu Universitas Sumatera Utara orang laki-laki yang masih muda dan duduk di atas becak yang bermain-main dengan anaknya. Saya coba untuk menegur dan sedikit berbasa-basi sebelum menanyakan tentang keberadaan beliau. Saat sudah merasa waktu yang tepat maka saya coba menanyakan tentang tulang Dikson Saragih kepada laki-laki tersebut. Dia menjawab saya dengan muka ramah dan senyum dan mengatakan bahwa baru saja tulang Dikson Saragih pergi dari rumahnya tetapi tidak tahu pergi kemana ataupun kapan pulangnya. Saya kemudian permisi dari laki-laki tersebut dan memutuskan untuk kembali lagi besok pagi setelah wawancara dengan tulang Jansudin Saragih. Besoknya setelah wawancara dengan tulang Jansudin Saragih maka saya langsung bergegas ke rumah tulang Dikson Saragih. Ketika saya sampai di rumah beliau, saya sudah melihat kalau pintu terbuka yang berarti ada beliau di rumah. Saya memasuki halaman rumah beliau dan mulai mendekati pintu untuk melihat kedalam rumah dan mencoba mengetuk pintu sembari mengucapkan salam. Di dalam rumah saya melihat seorang laki-laki dengan perawakan cukup tinggi dengan seorang wanita yang cukup tua sedang bermain dengan cucu mereka. Salam yang saya sudah ucapkan sebelumnya di sambut oleh mereka tetapi dengan sedikit wajah bingung. Mereka menghampiri saya dan menanyakan saya siapa. Saya pun memperkenalkan diri saya kepada mereka dan mengatakan kalau saya ini sedang melakukan penelitian untuk desa ini yang berkaitan dengan judul skripsi saya. Mereka mulai mengerti dan mempersilahkan saya untuk masuk ke rumah mereka. Di dalam rumah saya di persilahkan untuk duduk di satu tikar yang sudah tergelar di lantai rumah tulang Dikson. Kemudian saya pun duduk dengan kaki bersila dan mulai mengutarakan maksud saya yang ingin mewawancarai beliau untuk mendapatkan data untuk skripsi saya. Beliau lalu mengiyakan maksud saya dan Universitas Sumatera Utara mempersilahkan untuk memulai proses wawancara. Saat proses wawancara berlangsung, beliau bercerita kalau di periode pertama saat Kepala Desa yang terpilih mencalon adalah saat tulang Dikson Saragih sangat aktif mengkampanyekan beliau sampai ke seluruh desa yang ada di Nagori Bahapal Raya. Pada saat itu beliau menceritakan memberikan banyak sumbangan pikiran, ide dan beberapa materi agar calon yang di dukungnya yaitu Kepala Desa terpilih bisa menang dalam PILKADES. Untuk yang periode yang kedua beliau tidak terlalu lagi banyak aktif walaupun kalau pada saat tertentu tetap ikut berperan dalam proses pemenangan Kepala Desa di Nagori Bahapal Raya.  Tokoh pendidikan 3. Nama : Sintua Japaner Saragih Jenis kelamin : laki-laki Status : menikah Umur : 73 tahun Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : pensiunan Guru SMP dan pensiunan Porhanger Pendidikan : SPG sekolah pendidikan guru Oppung Japaner Saragih merupakan salah satu tetua yang sangat disegani di Desa Bahapal Raya karena sosoknya yang menjadi panutan dan juga merupakan tokoh yang bergerak dalam bidang pendidikan sehingga sering pemikirannya menjadi hal yang bermanfaat bagi desa itu. Saya datang ke rumah oppung Japaner Universitas Sumatera Utara Saragih sekitar jam 11.00 wib siang, saya tidak terlalu khawatir kalau oppung Japaner Purba tidak di rumah. Oppung ini sudah cukup lama pension menginjak usia 73 tahun sehingga oppung Japaner Saragih selalu lebih banyak berada di rumah. Mengingat usia yang sudah lanjut dan pergerakan serta kesehatan juga sudah jauh menurun. Ketika saya tiba di depan rumah oppung Japaner Purba saya sudah melihat beliau sedang duduk di salah satu kursi yang ada di teras rumahnya. Saya mengucapkan salam kepada beliau dan menghampirinya untuk menjabat tangannya. Beliau melihat saya dengan wajah agak bingung karena tidak mengenal saya. Saya lalu memperkenalkan diri pada beliau dan mengatakan asal-usul saya agar lebih bisa cepat akrab pada suasan tersebut. Oppung Japaner Saragih mendengar saya dan mulai menanyakan maksud kedatangan saya ke rumah beliau. Saya mengutarakan maksud kedatangan saya kepada beliau dan mengatakan bahwa saya sedang melakukan penelitian untuk penyelesaian skripsi saya di kampus saya. Beliau mulai mengerti dan menanggapinya secara positip dan mempersilahkan saya kalau ingin mewawancarai beliau. Saya memulai wawancara dengan pertanyaan yang sudah saya susun dan menanyakannya pada beliau. Beliau cukup bisa menjawab pertanyaan saya dengan lancar terlihat seperti sudah banyak pengalaman yang dirasakan di aktvitasnya sepanjang hidup yang berkutat di sekitar organisasi juga seperti menjadi ketua LPM lembaga pemberdayaan masyarakat. Bicara soal perebutan kursi calon Kepala Desa maka beliau mengatakan pada saat itu lebih mendukung Kepala Desa terpilih sekarang. Selain karena keterikatan keluarga yang masih ada hubungan darah langsung tetapi juga karena melihat rekam jejak Kepala Desa terpilih yang Universitas Sumatera Utara mengatakan bahwa beliau cukup bagus cara kerjanya. Mendasari dari pemikiran itulah beliau lebih mendukung Kepala Desa terpilih dan ikut memberi dukungan dengan melalui sesama tetanga sekitar, teman pergaulan dan lebih banyak lagi di acara adat dan agama.  Aparatur Desa dan Partuha Maujana 4. Nama : Jhon Wamerson Damanik Jenis kelamin : laki-laki Status : menikah Umur : 48 tahun Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : petani Pendidikan : SMA Hari itu masih segar dalam ingatan saya tepatnya pada hari pertama saat saya berada di kantor Kepala Desa Nagori Bahapal Raya. Saya datang setelah berkunjung dari rumah Kepala Desa Terpilih dan ingin mengambil data tentang profil Desa Nagori Bahapal Raya. Di sana saya menjumpai seorang gadis yang selalu siap melayani setiap masyarakat yang memiliki kepentingan dengan kantor Kepala Desa. wanita tersebut menyambut saya dengan ramah dan ternyata kedatangan saya sudah diberitahu oleh Kepala Desa agar setiap urusan saya akan dibantu oleh wanita tersebut. Saya menyapa wanita tersebut dan menjabat tangannya serta memperkenalkan diri saya. Kemudian saya mengutarakan kedatangan saya kepadanya dan ingin melakukan demi menyelesaikan skripsi saya yang sedang saya kerjakan. Universitas Sumatera Utara Selang beberapa menit saya berbicara dan berkenalan dengan wanita tersebut yang posisinya dalam kantor tersebut sebagai bagian tata usaha yang bertugas mengerjakan penyimpanan segala adminstrasi desa maupun surat yang berkaitan. Datang seorang laki-laki yang sudah terlihat seperti bapak-bapak dan menyapa kami berdua dengan suara agak keras tetapi dengan wajah yang ramah. Beliau mengatakan bahwa beliau di suruh oleh Kepala Desa demi untuk membantu informasi atau kebutuhan yang saya butuhkan dalam melakukan penelitian di Desa Bahapal Raya. Saya kembali memperkenalkan diri saya kepada bapak tersebut dan mengatakan maksud kedatangan saya ke desa ini adalah untuk melakukan penelitian di desaBahapal Raya. Beliau menyambut maksud saya dengan baik dan positip, saat saya menanyakan apakah bersedia untuk melakukan wawancara dengan saya maka beliau mengiyakannya. Saya mempersiapkan semua instrumen wawancara dan mulai melakukan wawancara dengan beliau. Setiap pertanyaan yang saya berikan bisa di jawab oleh bapak tersebut dengan cukup lancar. Dalam perjalanan wawancara dengan beliau maka bapak itu mulai menceritakan bahwa beliau dulu mau mendukung Kepala Desa terpilih sekarang karena ada perjanjian yang mereka sepakati bahwa Nagori Dame Raya akan menjadi berpisah dari Nagori Bahapal Raya. Kesepakatan itulah yang menjadi salah satu membuat beliau mendukung Kepala Desa terpilih.  Gamot Bahapal Raya 5. Nama : Jaterson Saragih Jenis kelamin : laki-laki Status : menikah Universitas Sumatera Utara Umur : 62 tahun Agama : Kristen protestan Pekerjaan : petani Pendidikan : SMP Saat itu di hari pertama saya pertama kali datang ke Desa Bahapal Raya untuk melakukan penelitian. Masih saya ingat bapaktulang Jaterson Saragih merupakan orang kedua yang saya wawancarai hari itu. Saya menanyakan tentang rumah beliau kepada warga yang saya temui di sekitar jalan yang saya lewati. Setelah saya mengetahui dimana letak rumah beliau maka saya mulai mengarahkan sepeda motor saya untuk bergerak ke sana. Rumah beliau cukup jauh letaknya di Desa Bahapal Raya karena terletak di ujung desa walau di sana juga terdapat banyak rumah. Saat saya tiba tepat berada di depan rumah tulang Jaterson Saragih maka saya melihat ada banyak orang yang sedang berkerumun mengitari seseorang. Lalu saya mengucapkan salam pada semua orang yang di situ dan mereka membalasnya dengan berbagai macam ekspresi. Ada yang senyum, bingung dan bahkan tidak terlalu memperhatikan kedatangan saya. Saya pun menanyakan kepada salah satu dari mereka dimana tulang Jaterson Saragih. Lalu dengan suara agak keras wanita tersebut memanggil tulang Jatersoon Saragih, maka beliau muncul dari dalam rumah dengan melihat saya agak heran. Saya kemudian tersenyum dan mulai menyapa dan menjabat tangan beliau, ternyata salam dan jabat tangan dari saya di sambut hangat oleh beliau. Saya lalu mengutarakan maksud kedatangan saya ke rumah beliau untuk melakukan wawancara dengan beliau karena saya sedang melakukan penelitian di desa ini untuk menyelesaikann skripsi saya yang sedang saya kerjakan. Universitas Sumatera Utara Melihat keadaan sudah mulai memungkinkan untuk melakukan wawancara maka saya menanyakan tulang Jaterson Saragih apakah sudah bersedia untuk memulai wawancara dengan saya. Beliau mengiyakan pertanyaan saya dan bersedia untuk diwawancarai maka dari itu saya memulai proses wawancara dengan pertanyaan yang sudah saya susun. Jalannya proses wawancara boleh dikatakan cukup lancar dan baik karena semua pertanyaan dapat di tanggapi dengan cukup baik. Dalam proses wawancara itu juga beliau mengatakan dan bercerita bahwa dulu saat sedang kampanye pemilihan Kepala Desa di Nagori Bahapal Raya maka ada dua orang yang meminta langsung dukungan darinya. Calon Kepala Desa yang meminta dukungan tersebut semuanya berasal dari Desa Bahapal Raya dan Desa Juma Palia yaitu tulang Jasinton Saragih dan bapa tongah Jonni Purba dan tulang Jaterson Saragih. Pada waktu itu saya lebih cenderung memilih Kepala Desa terpilih karena saya ingin turut menyukseskan program yang sudah berjalan periode sebelumnya.

4.3 Calon Kepala Desa dan Modal Sosial yang di Milikinya

Di setiap arena yang dilakukan oleh aktor dalam pertarungan politiknya di dalam percaturan politik perebutan kursi Kepala Desa. Terlihat jelas bahwa aktor harus memiliki modal dalam perjuangannya dalam arena politik walaupun masih dalam skala yang paling kecil sekalipun dalam administrasi wilayah di suatu Negara yaitu desa. Pertarungan politik di desa tentunya tidak sekompleks pertarungan yang ada di politik nasional tetapi pertarungan yang ada di desa ini menjadi wajah ataupun representasi dari politik nasional sehingga perlu ada penelitian yang membuka keadaan pertarungan politik dalam hierarki desa. Dalam setiap pergerakan yang dilakukan oleh aktor tentu perlu membutuhkan source sumber yang dimilikinya Universitas Sumatera Utara sehingga bisa menjadi pijakan bagi dirinya untuk survive bertahan dan menunjukkan eksistensi dirnya dalam masyarakat. Source sumber yang di maksudkan dalam hal ini berupa potensi yang harus di gali dalam diri aktor sendiri. Potensi yang dimiliki oleh setiap aktor pasti memiliki perbedaan yang kontras karena lahir dari latar belakang yang berbeda. Perbedaan inilah yang menjadikan pertarungan dalam arena politik desa menjadi terlihat menarik karena menjadikan pencapaian tujuan dengan tidak melalui jalan yang sama tapi berbeda karena sumber modal maupun potensi yang berbeda pula. Modal yang sering di ketahui oleh masyarakat umum biasanya berupa modal fisik yang berupa uang, barang mewah dan alat produksi yang membuat status dari seseorang di masyarakat berada di top class kelas atas. Semenjak tahun awal 2000an banyak politisi maupun pengusaha mulai memanfaatkan yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga oleh setiap akademisi dunia pendidikan. Modal itu bukanlah selalu yang erat kaitannya dengan materi karena modal ini lebih kepada gabunganakumulasi dari hubungan yang terbentuk baik itu oleh individu dengan individu bahkan individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Semuanya itu nantinya bisa saling terkait yang disatukan dengan yang sudah sering kita dengar dengan konsep modal sosial. Banyak sudah para ahli yang sudah memberikan defenisi tentang modal sosial sehingga dapat menjadi acuan dan memperkaya kita dalam menganalisis tentang pemanfaatan modal ini. Untuk melihat jelas apa sebenarnya konsep modal sosial itu maka kita akan melihatnya dalam pengertian modal sosial oleh ahli berikut ini. Seorang ahli sosiolog kebangsaan Perancis Pierre Bourdieu dalam Purwanto Universitas Sumatera Utara 2013: 238 yang terkenal juga dengan teori habitusnya memberikan konsep tentang modal sosial sebagai berikut: modal sosial adalah agregat sumberdaya aktual dan potensial yang dikaitkan dengan pemilikan jaringan hubungan perkenalan dan pengakuan yang terlembaga dan awet – atau dengan kata lain, pada keanggotan dalam suatu kelompok yang memberikan pada tiap anggotanya dukungan modal yang di miliki secara kolektif, ’kepercayaan’ yang memungkinkannya mendapatkan kredit dalam berbagai pengertian kata. Jelas sekali kalau dalam hal ini yang menjadi pembentuk itu adalah interaksi yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sehingga jaringan hubungan perkenalan itu memberikan kemudahan-kemudahan bagi individu dan dasar kepercayaan kepada mereka juga. Terkadang calon Kepala Desa yang saya wawancarai tidak mengetahui kalau beberapa tindakan yang mereka lakukan dalam pertarungan yang sedang mereka lakukan pada saat perebutan kursi Kepala Desa merupakan konsep modal sosial. Mereka yang belum tahu konsep modal sosial membuat kerangka strategirencana mereka tidak tersusun secara sistematis atau tidak ada motivasi untuk lebih mengoptimalkannya. Mereka menggunakan konsep modal sosial itu hanya karena tindakan spontanitas yang memang harus mereka lakukan dalam mendapatkan dukungan dari masyarakat sehingga bisa memenangkan mereka dalam perebutan kursi Kepala Desa. Hal ini tentunya menjadi sangat menarik untuk diteliti karena banyak melakukan tindakan-tindakan politik yang erat kaitannya dengan konsep modal sosial tanpa mengetahui bahwa tindakan mereka itu merupakan bagian konsep modal sosial. Universitas Sumatera Utara Modal sosial yang bisa membentuk jaringan perkenalan dan keterikatan antara aktor dan masyarakat sekitarnya menjadikan lebih memudahkan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat karena sudah lama saling mengenal dan ada hubungan timbal balik. Potensi ini tentunya menjadi barang langka yang bisa dimanfaatkan oleh aktor secara maksimal dalam pemenangan Kepala Desa. Terakumulasinya semua modal baik itu oleh jaringan perkenalan, kepercayaan pada aktor serta hubungan timbal balik dapat memberikan dukungan bagi berbagai bidang dalam arena politik aktor. Semua modal yang terakumulasi menjadi lebih mudah mendapat legitimasi dari tokoh desa, mencari dukungan dari masyarakat dan kepercayaan oleh masyarakat kepada aktor akan lebih diakui sehingga aktor bisa menang dalam pemilihan Kepala Desa. 4.3.1 Trust Kepercayaan 4.3.1.1 Proses Mendapatkan Trust Kepercayaan Dari Masyarakat Desa Modal yang digunakan oleh banyak aktor dalam setiap perjuangannya dalam arena politik salah satunya modal sosial. Modal ini terbentuk karena ada banyaknya hubungan yang dilakukan secara bersama baik oleh aktor kepada masyarakat maupun sebaliknya. Jalinan hubungan itu tidak terbentuk hanya dalam sehari saja tetapi ada proses yang harus dilewati oleh setiap aktor dengan keadaan yang berbeda- beda. Proses itu ada yang sudah terbentuk sangat lama sekali bahkan ada yang sampai puluhan tahun tetapi ada juga yang masih beberapa tahun saja tergantung hubungan si aktor dengan masyarakat sekitarnya. Hubungan tadi yang sudah terbentuk tersebut menjadikan adanya kepercayaan di antara kedua belah pihak Universitas Sumatera Utara karena mereka merasa sudah saling mengenal dan tidak memiliki keraguan kepada aktor. Begitu juga dengan para calon Kepala Desa yang berada di Nagori Bahapal Raya maka mereka juga menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar dengan cara yang berbeda sesuai intensitas hubungan antara setiap aktor dengan masyarakat desa. Tingkat kepercayaan oleh masyarakat tentu selalu berbeda dengan aktor yang ikut mencalonkan diri dalam pemilihan Kepala Desa. Ada beberapa aktor yang sudah sangat di kenal oleh masyarakat desa dan ada juga baru aktif setelah ingin mencalonkan diri sebagai calon Kepala Desa. Tentu semua ini bisa menentukan kemenangan oleh setiap aktor dalam pemenangan Kepala Desa di Nagori Bahapal Raya. Dalam literatur yang lain modal sosial memiliki pengertian sebagai berikut dalam Sukmana 2009: 71 modal sosial merupakan kekuatan yang mampu membangun jaringan dan hubungan masyrakat sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat untuk ikut berperan aktif mendukung aktor. Basis dalam pembentukan modal sosial adalah kepercayaan trust yang lebih ditonjolkan kemudian di sertai oleh hubungan timbal balik dan nilai yang dianut bersama yang ikut membantu membentuk kepercayaan trust. Modal ini berupa kerelaan dari masyarakat dalam mendukung aktor yang dipilihnya sehingga memberikan dampak yang terakumulasi dalam hubungan antara aktor dan masyarakat sehingga menghasilkan yang namanya kinerja bersama secara sosial. Hal tersebut terlihat dalam hasil wawancara dengan beberapa informan yang ada di bawah ini. Berikut kutipan langsung dengan bapak Jasinton Saragih sebagai Kepala Desa terpilih. Universitas Sumatera Utara Saya sebagai Kepala Desa di Bahapal Raya ini sudah dua periode dengan kemenangan yang sekarang. Saat periode yang kedua saya telah menunjukkan hasil kerja saya sebagai Kepala Desa yang baik sehingga masyarakat tetap mempercayai saya sebagai Kepala Desa. Selain itu saya tidak pernah membatasi pergaulan saya di desa ini karena saya merasa perlu mendekatkan diri terus pada masyarakat. Dalam beberapa hal kegiatan masyarakat baik itu adat, agama bahkan kalau ada masyarakat di sini yang kena musibah pasti akan membantu dan memberikan solusi bagi mereka. Hal yang senada juga dikatakan oleh calon Kepala Desa yang lain seperti bapak Agus Harianto Purba. Saya ikut mencalon sebagai calon Kepala Desa karena dapat banyak dukungan dari masyarakat sekitar karena mereka percaya pada saya. Pekerjaan saya yang sebagai tokeh kerbau tentu di kenal oleh semua masyarakat yang ada di Nagori Bahapal Raya ini. Setiap hari pergaulan saya terus dengan masyarakat karena saya selalu di kedai kopi, lapo tuak, berjumpa dengan masyarakat langsung karena bisnis saya. Bahkan dalam setiap kegiatan baik itu adat, agama saya selalu turut aktif dalam kegiatan tersebut. Dalam beberapa kondisi yang lebih serius saat ada warga desa ini yang sakit sering sekali mereka meminjam mobil saya untuk membawa pasien ke rumah sakit dan ongkos untuk mobil tidak pernah saya minta karena saya anggap sebagai amal saja. Pendekatan lain yang dilakukan oleh beberapa aktor dengan masyarakat sekitarnya agar bisa menang dalam pertarungan perebutan kursi Kepala Desa bisa berbeda. Ada yang memadukan modal budaya dan simbolik ke dalam identitas dirinya sebagai pembentukan trust kepercayaan yang menjadi bagian unsur modal sosial sehingga memiliki nilai yang di anggap tinggi oleh masyarakat sekitar seperti oleh salah satu calon Kepala Desa Bahapal Raya bapak Jan Nofri Saragih. Beliau menggunakan lulusan sarjana sebagai modal sekaligus cara mengkampanyekan dirinya. Lebih jelasnya dapat kita lihat melalui wawancara yang dilakukan lansung dengan beliau. Saya mencalon Kepala Desa pada saat itu karena hanya keinginan dari keluarga dekat saya saja. Tentu saya mengetahui kekurangan saya dalam hal ini adalah belum di kenalnya saya secara luas oleh masyarakat desa. saya Universitas Sumatera Utara datang ke desa 3 bulan sebelum pemilihan Kepala Desa dan waktu itu saya langsung terus melakukan pendekatan dengan masyarakat dan mencari orang yang saya percaya untuk melakukan kampanye dan yang berkaitan dengan pemilihan Kepala Desa. waktu itu saya yang menjadi calon Kepala Desa termuda dan juga satu-satunya sarjana lulusan s1 sehingga masih ada yang menjadi kebanggaan bagi saya untuk berani bertarung dengan kandidat lain yang menjadi lawan saya. Saya rasa saya sudah cukup berusaha pada waktu itu dengan perkenalan yang hanya 3 bulan terhadap masyarakat bisa berada pada posisi kedua dengan suara terbanyak. Berbeda lagi dengan bapak Jonni Purba yang merupakan salah satu yang terus memperjuangkan agar kelompok tani dan program tani lebih di galakkan dan di kembangkan di desa itu. Beliau terus memberikan motivasi kepada warga desa bahwa sektor tani dapat menjadi jalan menaikkkan taraf hidup masyarakat desa. Tentu yang di maksud bapak ini adalah harus ada saluran atau wadah yang menjadi tempat bagi petani saling bertukar pikiran dan mengembangkan sektor pertanian sehingga baginya perlu untuk mencalon sebagai Kepala Desa. naiknya bapak Jonni Purba sebagai salah satu calon Kepala Desa maka akan menjadi jalan memuluskan tujuan yang di cita-citakan beliau. Ketika di wawancarai maka beliau menjelaskan seperti ini. Saya mencalon Kepala Desa dengan motivasi agar bisa mengembangkan kelompok tani di desa ini dan saya juga aktif dalam kegiatan organisasi PPL penyuluh pertanian lapangan. Pada saat kampanye materi yang saya bawakan semuanya tentang program kelompok tani dan saya menjelaskan kalau program kelompok tani ini bisa menaikkan taraf hidup masyarakat desa. Jadi yang saya lakukan dalam mendapatkan kepercayaan dari masyarakat hanya bermodalkan itu dan lingkupnya juga terbatas pada desa saya saja karena saya tidak seperti kandidat lain yang memiliki motivasi berbea dengan saya maka saya tidak berkampanye tentang politik dan sosial. Lain lagi dengan bapak Jalesman Sinaga yang pada saat itu juga menjadi Pengantar Jemaat di Desa Raya Humala maka beliau hanya lebih aktif pada kegiatan agama saja dan pergaulan ke warung kopi dan masyarakat sekitar kurang banyak Universitas Sumatera Utara dilakukan. Terlihat jelas hal itu dari kutipan wawancara langsung yang saya lakukan dengan beliau pada waktu itu. Pada saat saya melakukan kampanye kepada masyarakat dengan ikutnya saya menjadi salah satu calon Kepala Desa maka kegiatan yang lebih saya lebih berperan aktif dengan menonjolkan diri dalam kegiatan keagamaan karena pada waktu itu saya sedang menjadi Porhangerpengantar jemaat di Desa Raya Humala. Memang lingkup yang saya jangkau hanya kecil karena hanya berada pada desa ini saja dan bergaul dalam warung maupun tempat kumpul- kumpul bapak-bapak di desa ini juga terbatas kalau tidak ada unsur kegiatan agamanya saya kurang berpartisipasi pada kegiatan itu. Keyakinan saya pada saat itu dengan saya sebagai tokoh agama dan menjadi sosok panutan bagi masyarakat desa maka dapat memenangkan saya dalam pemilihan Kepala Desa. semua cara yang di lakukan oleh semua aktor yang bertarung dalam pertarungan perebutan kursi Kepala Desa mulai dari kegiatan bergaul dengan masyarakat, kegiatan agama sampai pada kegiatan program kelompok tani. Semua itu memiliki tingkat kepercayaan yang berbeda-beda, tergantung pada aktor itu apakah hanya bergerak dari satu sisi saja dalam meraih dukungan dari masyarakat. Seperti kita lihat diatas bapak Jasinton Saragih, Jan Nofri Saragih serta Agus Harianto Purba, mereka semua mencari dukungan dari seluruh elemen yang ada dalam masyarakat. Dalam kegiatan agama dan kegiatan adat mereka juga aktif bahkan untuk mengoptimalkan kedekatan mereka dengan masyarakat desa maka mereka sering bergaul di warung kopi dan lapo tuak yang mereka lakukan bukan hanya karena mereka mencalon sebagai Kepala Desa saja tetapi jauh sebelumnya juga merupakan kebiasaan mereka. Inilah yang menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sekitar. Agar bisa lebih mengerti tentang proses mendapatkan kepercayaan trust maka perlu kita melihat melalui sudut pandang lain yang juga menjadi kenyataan objektif yang ada di Desa Bahapal Raya. Hal ini berkaitan dengan contoh kasus yang Universitas Sumatera Utara ada kaitannya dengan proses mendapatkan kepercayaan trust masyarakat seperti di bawah ini. Kasus di atas memang menjadi faktor yang memperkuat pengaruh sosok bapak Jasinton saragih dalam meraih dukungan masyarakat desa karena sosok beliau yang dipercaya oleh banyak warga desa dalam pengambilan keputusan. Tentu hal ini menjadi motivasi bagi beliau dalam menjalankan strateginya untuk memenangkan kursi Kepala Desa yang kedua kalinya. Kepala Desa terpilih bapak Jasinton Saragih tetap menjadi sosok yang banyak di percaya oleh banyak masyarakat desa karena sosok beliau yang memiliki pengaruh besar dalam mengambil keputusan. Hal ini terkait dengan kalau ada masalah dalam masyarakat seperti: masalah keluarga, konflik antar warga, perampokan, musibah maka tempat pengaduan pertama kali yang menjadi tujuan warga desa adalah Kepala Desa Jasinton Saragih. Pengaruh beliau yang menjadi sosok yang dipercaya dalam memberikan solusi atas setiap permasalahan masyarakat memang sudah di akui. Selain karena sosok beliau yang wibawa atas jabatannya sebagai Kepala Desa dan juga karena masih menjadi sosok religius dalam keagamaan karena menjadi wakil pengantar jemaat di gereja wakil Porhanger. Ketegasan dan kepercayaan masyarakat pada Kepala Desa juga di karenakan beliau dianggap salah satu sosok yang pantas dan dihormati oleh semua orang akan keputusannya pada setiap permasalahan sehingga tidak lagi ada yang merasa dirugikan pada pengambilan keputusan itu. Universitas Sumatera Utara Untuk melihat alur yang menentukan proses terjadinya trust kepercayaan masyarakat desa kepada setiap aktor maka dapat dilihat dari skema gambar berikut. AKTOR CALON KEPALA DESA MASYARAKAT DESA INTERAKSI PESTA ADAT KEGIATAN GEREJA PERGAULAN AKTOR SUMBANGAN AKTOR BERUPA MATERI, TENAGA SERTA IDE MODAL SOSIAL TRUST KEPERCAYAAN MASSA PENDUKUNG Gambar 4.2 Tentang Trust Kepercayaan Yang Dimiliki Oleh Aktor Pada Masyarakat Melalui Gambar di atas dapat kita melihat jelas bagaimana aktor lebih dominan menggunakan interaksi langsung dengan masyarakat sehingga terbentuk yang namanya keterikatan antara kedua belah pihak. Interaksi mereka diwadahi melalui kegiatan bersama seperti kegiatan gereja, bantuan materi pada masyarakat Universitas Sumatera Utara sekitar serta pergaulan sehari-hari. Lama-kelamaan interaksi yang berlangsung secara terus menerus itu menjadi modal sosial yang bisa digunakan oleh aktor mendapatkan kepercayaan masyarakat agar bisa menang dalam pemilihan Kepala Desa.

4.3.2 Proses Mendapatkan Kepercayaan Dari Elit Politik Desa