berpengaruh. Berikut hasil wawancara saya dengan bapak Jhon Wanerson Damanik di bawah ini.
Saya memang termasuk kader sekaligus tim sukses dari bapak Jasinton Saragih pada saat pemilihan Kepala Desa di Nagori Bahapal Raya. Saya
bergabung menjadi tim sukses bapak Jasisnton Saragih tanpa ada ikatan keluarga tetapi lebih kepada karena keinginan saya yang ingin memekarkan
desa Dame Raya dari Bahapal Raya. Desa Dame Raya merupakan tempat keluarga besar saya tinggal jadi saya ingin desa itu lebih maju kalau berdiri
sendiri dengan adanya Kepala Desanya juga. Di Desa Bahapal Raya ini saya juga tergabung dengan organisasi Partuha Maujana yang cukup kuat
pengaruhnya di Simalungun. Saya juga pada saat itu menyumbangkan dukungan berupa ide, tenaga dan materi seperti beli makanan pada peserta
pendukung di lapo tuak atau tempat lain yang dijadikan tempat berkumpul bersama.
Kesepakatan yang dilakukan antara bapak Jasinton Saragih dengan bapak Jhon Wanerson Damanik bisa berujung pada mencapai tujuan kepentingan berdua.
Bapak Jasinton Saragih harus memiliki kerelaan kalau wilayah desa Bahapal Raya nantinya akan menjadi lebih kecil karena tuntutan dari bapak Jhon Wanerson Saragih
untuk memekarkan Desa Dame Raya. Bapak Jhon Wanerson Saragih juga harus mendukung secara maksimal karena kesepakatannya dengan bapak Jasinton Saragih
dan apabila aktor yang lain yang menang maka Desa Dame Raya bisa saja tidak di mekarkan dan kepentingannya tidak berwujud. Hal itulah yang mendorong bapak
Jhon Wanerson Damanik ini mau tergabung di dalam tim sukses serta rela berkorban dari tokoh desa lain dengan bantuan mengumpulkan pendukung dengan biaya
makanan konsumsi dan lain-lain dari biaya diri sendiri.
4.9 Demokrasi Sebagai Kebebasan Memilih
Aktor politik yang melakukan segala tindakan dan strategi dalam mendulang dukungan dan strategi harus selalu ikut pada aturan dan menjunjung tinggi nilai-nilai
demokrasi sebagai sistem pemerintahan Negara ini. Demokrasi menjadi alat untuk
Universitas Sumatera Utara
kebebasan bagi setiap individu di Negara ini untuk bisa aktif dan berpartisipasi tanpa ada paksaan dan tekanan dari aktor politik manapun. Dalam beberapa literatur seperti
dalam buku asshiddigie 2005: 241 menjelaskan demokrasi sebagai gagasan yang mengandaikan bahwa kekuasaan itu adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Bahkan untuk untuk yang lebih partisipatif demokrasi itu sebagai kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat dan bersama rakyat. Melalaui konsep diatas maka bisa kita
tafsirkan bahwa dalam arena politik maupun bermasyarakat maka kekuasaan tertinggi ada pada rakyat sehingga rakyat yang bisa menentukan dan member arah
dalam kehidupan bernegara. Negara juga dalam hal ini menjadi kewajibannya untuk terus tetap melibatkan langsung masyarakat ikut terlibat secara bersama dalam proses
pemilihan dan mengawasi Negara. Banyak juga para ahli yang memberikan konsep demokrasi yang berkaitan
dengan konsep demokrasi diatas seperti Joseph A. Schmiter dalam Rozak 2009: 67 yang mendefinisikan demokrasi sebagai suatu perencanaan institusional untuk
mencapai keputusan politik dimana setiap individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat. Dalam hal ini demokrasi
menjadi perencanaan yang di susun dalam kelembagaan pemerintah sehingga kekuasaan tetap pada tangan rakyat dan persaingan oleh aktor politik tetap bisa
berjalan, hanya cara untuk mendapatkan hati rakyat harus dengan membuat strategi yang menjunjung nilai demokrasi. Para ahli lain juga yang ikut memberikan
pemikirannya tentang konsep demokrasi yaitu Sidney Hook yang mengatakan kalau demokrasi sebagai bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusannya yang
penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari warga Negara dewasa. Konsep demokrasi oleh
Universitas Sumatera Utara
Sidney ini tetap mengangkat rakyat sebagai kekuasaan pada rakyat dan memiliki kebebasan dalam kehidupan bernegara baik dalam bidang sosial, ekonomi dan
politik. Bahasan tentang demokrasi yang sudah kita lihat diatas maka bisa
memberikan konsep tentang pemerintahan demokrasi dalam Rozak 2009: 68 bahwa pemerintahan demokrasi meliputi tiga 3 hal mendasar:
1. Pemerintahan dari rakyat government of the people yakni suatu
pemerintahan yang sah harus mendapat dukungan dan pengakuan oleh mayoritas rakyat melalui mekanisme demokrasi pemilihan umum.
2. Pemerintahan oleh rakyat government by the people yakni suatu
pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat, bukan atas nama dorongan pribadi elit Negara dan elit birokrasi.
3. Pemerintahan untuk rakyat government for the people yakni suatu
pemerintahan yang mengakui bahwa kekuasaan yang diberikan rakyat untuk pemerintah harus dijalankan untuk kepentingan rakyat.
Proses demokrasi yang dilakukan dalam hidup bernegara akan terlihat dari salah satu pesta rakyat yang dilakukan dan dirasakan oleh rakyat setiap 6 tahun untuk
pemilhan Kepala Desa. Para aktor calon Kepala Desa harus bisa mengaplikasikan yang namanya sistem pemerintahan demokrasi sehingga terwujud yang namanya
kebebasan memilih tanpa ada intimidasi dari pihak manapun. Demokrasi tentunya harus melalui proses panjang melalui internalisasi nilainya, pembelajaran dan
penghayatan nilai sehingga tidak lagi menjadi sesuatu yang aneh dan berbeda bagi rakyat Indonesia. Proses demokrasi akan bisa sukses bila menjadi prinsip dan acuan
hidup bagi warga Negara dan Negara serta dipatuhi oleh kedua belah pihak. Menjadi
Universitas Sumatera Utara
demokratis tentu perlu ada norma dan aturan yang memang kesehariannya benar- benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat dan Negara sehingga sistem pemerintahan
itu akan terus terpelihara dan berkesinambungan dalam hidup bernegara. Nilai demokrasi yang telah dibahas diatas juga sesuai dengan semua
pernyataan yang telah saya dapatkan dari calon Kepala Desa di Nagori Bahapal Raya. Mereka dalam pernyataannya mengatakan bahwa nilai demokrasi sedikit
banyaknya sudah diterapkan dengan baik dalam setiap kehidupan masyarakat desa baik itu pada saat pesta politik maupun menampung aspirasi rakyat pada pemerintah
desa. Hal ini terkait dari salah satu wawancara saya dengan bapak Jasinton Saragih di bawah ini.
Saya sebagai Kepala Desa tentunya harus bisa menunjukkan kalau di Nagori Bahapal Raya ini harus bisa menjaga rakyat untuk bisa memilih calon Kepala
Desa yang di sukainya dengan bebas tanpa ada tekanan oleh siapapun. Tentu saya bisa terpilih karena salah satunya kebebasan yang saya berikan bagi
masyarakat desa sehingga menaruh kepercayaan pada kepemimpinan saya. Pada saat kampanye pemilihan kepala desa juga saya selalu tekankan bahwa
semua pemilih boleh memilih calon Kepala Desa yang sesuai dengan harapan setiap pemilih dan apabila ada kecurangan boleh melapor kepada pihak
panitia pemilihan.
Pernyataan dalam wawancara diatas menunjukkan bahwa kebebasan memilih bagi masyarakat desa di Nagori Bahapal Raya sudah bisa di terapkan dengan baik
karena tidak ada unsure paksaan maupun kekerasan pada masyarakat desa. ini perlu tetap dipelihara dan dilanjutkan sehingga pemilihan Kepala Desa selanjutnya akan
lebih baik lagi. Hal yang senada juga di katakan oleh Agus Harianto Purba yang mengatakan pada saat kampanye dan menjelang pemilihan tidak melakukan
pemaksaan dan kekerasan dalam memilih calon Kepala Desa. Pada saat pemilihan calon Kepala Desa saya memang lebih menyukai
masyarakat bebas untuk memilih calon yang disukainya sehingga saya jalannya proses pemilihan lebih damai. Walaupun saya tidak menang sebagai
Universitas Sumatera Utara
Kepala Desa terpilih dan saya tahu ada beberapa masyarakat sekitar di sini yang tidak mendukung saya maka saya tidak menaruh rasa marah maupun
dendam karena sayat tahu semua orang bebas memilih calon Kepala Desa yang di sukainya. Saya rasa hal itu menjadi prinsip yang membuat saya akan
lebih kuat lagi kalau mencalon sekali lagi dan masyarakat desa juga tidak merasa tertekan karena walaupun saya kalah tetapi saya tidak menuntut
apapun pada mereka.
Kebebasan memilih yang dijunjung oleh bapak Agus Harianto Purba juga telah mempertegas bahwa jalannya demokrasi di desa itu memang sudah berjalan
cukup baik. Kekalahan yang dirasakan oleh bapak Agus Harianto Purba tidak lantas membuat beliau marah maupun dendam tetapi lebih kepada menerima lapang dada
sehingga tidak ada perselisihan yang terjadi setelah pemilihan. Calon Kepala Desa lain juga ikut memberi tanggapannya tentang kebebasan memilih di desa ini yakni
bapak Jan Nofri Saragih. Beliau yang memang lulusan sarjana fakultas FISIP tentu lebih mengetahui esensi dari sistem pemerintahan demokrasi karena telah
mempelajarinya juga dalam masa perkuliahan dan organisasi di kampus dulu. Berikut wawancara saya dengan bapak Jan Nofri Saragih.
Kalau bicara tentang demokrasi sedikit banyaknya tentu saya tahu karena pernah belajar di perkuliahan dulu. Demokrasi di desa ini saya rasa sudah
cukup berjalan dengan baik karena sepengetahuansaya belum ada kabar yang mengatakan kalau ada pemaksaan atau kekerasan yang dilakukan pada
masyarakat desa. kalau saya sendiri tentu menjunjung nilai demokrasi karena itu sudah menjadi hak masyarakat dalam memilih calon yang di sukainya dan
tidak boleh mendapat intimidasi dari siapapun.
Pernyataan itu menjadikan kebebasan memilih sudah berjalan dengan lancar tanpa ada intimidasi oleh pihak manapun. Kiranya perlu hal ini menjadi nilai yang
terus terjaga sehingga tidak lagi ada masyarakat yang merasa terbebani dalam memilih calon pejabat yang akan memerintah di lembaga pemerintahan. Selanjutnya
bapak Jalesman Sinaga memberikan pernyataannya dalam wawancara tentang demokrasi sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Saya selalu lebih mengutamakan kejujuran dalam hidup saya karena saya juga menjadi tokoh agama di desa ini jadi apa yang saya lakukan menjadi
panutan bagi masyarakat desa. Pada saat masa-masa pemilihan saya sudah menekankan pada diri saya sendiri untuk tidak melakukan kecurangan
termasuk di dalamnya tidak memaksa ataupun melakukan kekerasan dalam pemilihan Kepala Desa. semua warga desa pasti bisa melihat dan merasakan
sendiri kejujuran yang saya lakukan dalam kampanye Kepala Desa. saya tidak merasa terlalu menyalahkan warga atas kekalahan saya karena mereka
memang berhak memilih calon Kepala Desa yang mereka inginkan.
Kejujuran yang ditunjukkan oleh bapak Jalesman Sinaga pada saat mencari dukungan dalam kampanye patut menjadi contoh bagi semua orang bahwa hasil
apapun yang didapat setelah pemilihan harus diterima dengan lapang dada. Calon Kepala Desa yang lain yang melakukan dan menerapkan nilai demokrasi adalah
bapak Jonni Purba yang dalam hal ini memang menerapkan nilai-nilai demokrasi dalam masa-masa kampanye.
Kalau di desa ini saya rasa kebebasan memilih sudah cukup bisa di jalankan karena di desa ini tidak pernah terjadi pemaksaan dan unsur kekerasan pada
warga yang akan memilih calon yang didukungnya. Kebanyakan di sinikan masih memiliki keterikatan keluarga dan saling mengenal semuanya jadi
sedikit kemungkinan melakukan kekerasan pada masyarakat di sini. Lagian pada masa kampanye saya, maka tidak ada hal kecurangan demikian yang
saya lakukan agar jalannya masa pemilihan bisa berjalan dengan lancar.
Dari semua calon Kepala Desa yang telah memberikan pernyataan di wawancara yang ada di atas maka dapat di katakan bahwa penerapan demokrasi telah
memuluskan jalannya pemilihan Kepala Desa dengan lancar. Kebebasan memilih oleh setiap warga desa juga setidaknya bisa dijamin oleh Kepala Desa dengan adanya
tempat pengaduan kepada panitia PILKADES. Jalannya pesta rakyat dengan di adakannya pemilihan Kepala Desa di Nagori Bahapal Raya telah terlihat kalau
penerapan nilai-nilai demokrasi telah berjalan sesuai dengan harapan masyarakat desa. Tindakan yang berujung kecurangan dan dapat menodai nilai-nilai demokrasi
tidak ada ditemukan di setiap pagelaran pemilihan Kepala Desa Nagori Bahapal
Universitas Sumatera Utara
Raya sehingga sehingga suasana tetap kondusif. Terpeliharanya nilai-nilai demokrasi ini harus terus di lestarikan oleh semua pihak, baik itu oleh pihak pemerintah desa,
aparatur desa dan semua masyarakat desa.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil intrepetasi data yang telah dilakukan oleh peneliti dengan berdasarkan pemaparan hasil penelitian di bab-bab sebelumnya maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut: 1.
Dalam mendapatkan kepercayaan masyarakat desa maka aktor sering berinteraksi dalam pergaulan sehari-hari dengan masyarakat desa seperti
kegiatan gereja, pesta adat, warung kopi dan bisa juga berupa memberikan bantuan kepada masyarakat desa seperti materi, tenaga dan ide. Di sisi lain
pendekatan berbeda dilakukan aktor dalam mendapatkan kepercayaan tokoh desa agar berpihak pada aktor. Pendekatan yang dilakukan dengan melakukan
negosiasi dan memberikan penawaran yang menguntungkan kepentingan kedua belah pihak. Aktor akan memberikan penawaran berupa jabatan, bantuan serta
memuluskan kepentingan tokoh desa sehingga kepercayaan tokoh desa di dapat aktor.
2. Jaringan sosial oleh setiap aktor bisa di dapatkan dari dua jalur yaitu melalui
jalur formal dan informal. Jalur formal bisa seperti gereja, organisasi masyarakat desa dan pemerintahan desa karena memanfaatkan anggota kelembagaan itu
menjadi jaringan formalnya. Di sisi lain jaringan informal berasal dari pertemanan dan kekerabatan keluarga sehingga memiliki keterikatan khusus
yang lebih dekat. Pertemanan di warung kopi, sesama petani, lapo tuak serta
Universitas Sumatera Utara