Keterkaitan Habitus, Modal Sosial dan Kekuasaan

walaupun hanya dalam tingkat desa atau yang lebih besar benar-benar menjadi kegembiraan bersama yang pantas untuk dirayakan karena akan terpilih sosok pemimipin yang dinginkan rakyat.

2.8 Keterkaitan Habitus, Modal Sosial dan Kekuasaan

Aktor menjadi sosok sentral yang akan memainkan peranannya dalam ranah politiknya. Cara aktor bertindak, berperilaku dan berbicara akan merepresentasikan presentasi aktor akan sebagai sosok yang terlihat di masyarakat. Perlunya ada cara untuk menjaga sikap aktor dalam menghadapi segala situasi yang dapat terjadi dalam dinamika petarungan politik maka aktor harus membentuk habitusnya. Proses pembentukan habitus tersebut tentu harus melalui proses internalisasi nilai, cara bersikap, berbicara dan bertindak. Kemudian proses itu dilakukan secara terus menerus sehingga pada saat dilakukan maka akan terlihat alamiah dan tidak di buat- buat. Faktor pembentukan habitus ini tentu erat kaitannya dalam mendorong mengubah persepsi masyarakat bahwa aktor ini memang pantas dan layak untuk dipilih dalam pemilihan Kepala Desa nanti. Pembentukan habitus yang sudah melekat dalam diri aktor akan membantunya dalam meraih modal sosial yang ada di masyarakat. Karena sikap aktor yang sudah sesuai dengan harapan dari masyarakat maka proses pelobian untuk merekrut elit desa sebagai jaringan sosial akan menjadikan akses bagi Kepala Desa menjadi lebih mudah. Tentu nantinya elit desa yang terdiri dari tokoh adat, agama dan aparatur desa dan lain-lain akan menjadikan aktor memiliki pengaruh yang lebih besar karena walaubagaimanapun sosok elit desa tadi merupakan faktor penting bagi masyarakat dalam memilih pilihannya dalam PILKADES nanti. Dalam modal sosial Universitas Sumatera Utara juga terkandung tiga unsur yang membuat masyarakat lebih memilih aktor ini. Unsur yang terkandung dalam modal sosial itu adalah rasa percaya akan masyarakat terhadap aktor, hubungan timbal balik yang sering dilakukan antara aktor dan masyarakat desa serta nilai yang dijunjung tinggi oleh aktor masyarakat. Semua unsur tersebut dipadukan dan akan membentuk keselarasan antara aktor dan masyarakat desa pendukungnya. Modal sosial yang sudah dikumpulkan oleh aktor tentu memudahkan mendapat akses legitimasi dari masyarakat karena melihat banyaknya tokoh masyarakat yang mendukung siaktor maka akan mempengaruhi pilihan masyarakat pada aktor. Modal uang, kekayaan, pendidikan tinggi serta nama naik keluarga aktor ikut memberikan sumbangan besar dalam mendapatkan kekuasaan bagi aktor untuk masyarakat desa. melalui kekayaan maka aktor akan mudah memobilisasi masyarakat pendukungnya dan pendidikan tinggi serta nama besar keluarga juga menjadikan sosok aktor akan disegani karena faktor tersebut menjadi hal yang dianggap masyarakat desa sebagai barang berharga. Setelah aktor mendapatkan legitimasi langsung dari masyarakat desa maka tentunya akan lebih mudah mendapatkan suara pada saat pemilihan kepala desa nanti. Hubungan antara habitus, modal sosial, dan kekuasaan semua relevan dan saling bersinergi. Apabila ada salah satu dari ketiga hal ini hilang atau tidak dimiliki oleh aktor maka akan sulit bertarung dalam ranah politik desa. Perlu ada usaha yang keras yang dilakukan oleh aktor dan tim strategi pemenangannya agar bisa memenangkan aktor dalam PILKADES nanti. Perebutan sumber ini akan menjadi pertarungan abadi antar aktor dalam setiap adanya pemilihan kursi di pemerintahan walupun itu dalam tingkat desa, kabupaten, propinsi bahkan nasional. Hal itu tetap Universitas Sumatera Utara yang menjadi faktor yang esensial dan penggabungan tiga unsur tadi akan lebih memudahkan aktor untuk menang dalam setiap pemilihan.

2.9 Defenisi Konsep