BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Relativitas Kekuasaan dan Strategi Modal Sosial
Perkembangan teori sosiologi melalui proses yang panjang sehingga sampai pada tahap postmodern. Dalam tahap ini postmodern menurut Argyo 2010: 9
menjadi berlandaskan relativistik, irrasioanal dan nihilistik. Berkaitan dengan landasan teori yang sering digunakan dalam teori postmodern maka erat
kecenderungannya pada konsep teori relativistik. Teori ini lebih melihat bahwa tak ada sesuatu yang benar-benar sempurna atau ideal untuk semua hal tetapi perlu ada
pandangan bahwa melihat segala hal itu dengan teori relativistik. Makna yang terkandung dalam teori ini adalah banyak dinamika yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, baik itu kehidupan sosial, ekonomi maupun politik dan kesemuanya itu tidak boleh diterjemahkan secara universal tetapi lebih kepada konsep relativitas.
Seperti halnya kehidupan berpolitik baik dalam skala yang sangat kecil sekalipun yaitu perebutan kursi Kepala Desa maka perlu ada pandangan relativitas
sehingga penafsiran akan makna yang terkandung dalam pertarungan politik tersebut tidak ambigu. Seperti halnya kekuasaan dan modal sosial yang bisa dimanfaatkan
aktor terlihat akan kerelativitasannya karena aktor tidak akan pandang bulu untuk berpihak pada elit desa manapun asalkan pada saat pemilihan Kepala Desa nanti bisa
dimenangkannya. Hal inilah tentunya yang akan membantu kita untuk melihat bahwa kerelativitasan itu memang akan selalu ada dalam masyarakat dan memiliki
sumbangan penting juga.
Universitas Sumatera Utara
Pertarungan yang dilakukan oleh setiap aktor dalam setiap ranah politik tentunya relevan dengan kekuasaan yang harus dimiliki oleh aktor karena kemapanan
ekonomi ataupun memiliki nama besar keluarga. Semuanya itu akan dipadukan dengan modal sosial yang diperebutkan aktor sehingga perlu konsep relativitas yang
akan membantu meraih sumber terbatas itu. Pergerakan setiap aktor yang lentur karena tidak lagi berdiri pada posisi tunggal melainkan bisa cepat beradapatasi dalam
menghadapi berbagai situasi yang bisa saja terjadi dalam dinamika politik. Proses pengaruh mempengaruhi lawan politik maupun massa pendukung juga menjadikan si
aktor dipaksa untuk selalu responsif karena caranya bertindak, berperilaku maupun membuat keputusan politik akan membantunya nanti dalam memenangkan
pertarungan politik dengan aktor lain sebagai kompetitornya.
2.2 Habitus