Dari semua kandidat yang melakukan pertarungan di arena politik dengan menggunakan modal budaya tidak terlepas dari stok pengetahuan yang mereka
dapatkan dari pendidikan formal atau pekerjaan yang mereka geluti di saat dewasa sehingga menjadi alat dalam mempengaruhi masyarakat. Hal itu dilakukan karena
perbedaan dalam cara pendekatan oleh semua aktor dalam pergaulan mereka kesehariannya, ada yang lebih pada kegiatan agama, pertanian, bermasyarakat dan
lain-lain. Pencapaian yang mereka dapat dari stok pengetahuan mulai posisi sosial, jabatan, pekerjaan dan cara membawakan diri mereka dalam masyarakat semua itu
menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat desa dalam memilih calon Kepala Desa yang akan di dukungnya sesuai kriteria yang pas bagi setiap individu. Tentu
dengan banyaka kelebihan dan pendekatan yang lebih inovatif memberikan kesempatan lebih besar bagi aktor menjadi sosok yang bisa mendominasi aktor lain
dalam mengandalkan modal budaya yang dimilikinya.
4.6.3 Pertarungan Modal Ekonomi Aktor Dalam Arena
Tidak ada pergerakan politik di dunia ini yang tidak membutuhkan uang dalam mendapatkan dukungan dari massa pendukungnya. Semua kebutuhan mulai
dari kampanye politik, biaya perjalanan politik, biaya pencalonan, sampai negosiasi politik bisa membutuhkan uang dalam dunia politik. Tentu yang memiliki semua itu
hanya orang yang memiliki pendapatan yang besar karena sukses dalam pekerjaan dan bisnisnya bahkan bisa dari warisan keluarga. Harta dan uang memang menjadi
modal ekonomi yang mudah di konversikan dalam berbagai wujud modal lainnya. Seperti saat aktor politik sering memberikan bantuan pada masyarakat desa baik itu
berupa materi langsung ataupun sekedar meminjamkan barang yang hanya dia yang
Universitas Sumatera Utara
memiliki di desa itu maka akan menimbulkan suatu keterikatan tersendiri. Hubungan itu menjadi kedekatan khusus karena telah mau membantu masyarakat desa sehingga
masyarakat bisa percaya pada sosok aktor politik dan masyarakat juga bisa menjadi jaringan sosial bagi aktor. Hubungan yang di dasarkan bantuan dan interaksi
langsung itu tentu suatu saat pada saat aktor membutuhkan bantuan bisa menjadi alat hubungan timbal balik dan masyarakat akan merasa segan untuk tidak membantu
aktor berkat jasa yang di berikan selama ini. Pemahaman modal ekonomi di atas akan lebih jelas lagi bila kita lihat konsep
dari Pierre Bourdieu dalam Halim 2014: 109 pertama Bourdieu menjelaskan modal menjadi relasi sosial dalam sistem pertukaran, yang merepresentasikan dirinya
sebagai sesuatu yang langka dan layak dicari dalam bentuk sosial tertentu. Melalui itu maka dapat kita temukan bahwa modal ekonomi sebagai sumberdaya produksi
dan finansial aktor politik. Modal ekonomi mudah dikonversikan dalam bentuk modal lainnya. Modal ekonomi mencakup alat-alat produksi buruh, tanah, mesin,
materi pendapatan dan benda-benda dan uang. Hal ini tentu bisa menguntungkan aktor politik yang memiliki modal ekonomi yang besar karena dengan mudahnya
mengubah modal itu ke bentuk modal lain tetapi tetap tergantung cara aktor memanfaatkan modal ekonominya selama ini. Kalau modal ekonomi yang
dimilikinya berupa uang, alat-alat produksi dan materi tidak pernah memiliki manfaat pada masyarakat desa di sekelilingnya sama saja tidak bisa menjadi
pertukaran modal. Justru sebaliknya pada saat tertentu aktor politik mau membantu, menolong meminjamkan mobil, dan bentuk sumbangan materi bisa menjadi
kekuatan modal sosial serta jaringan sosial baginya karena ada hubungan timbal balik dan ikut berinteraksi dalam kegiatan secara bersama-sama.
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan dari modal ekonomi di atas yang dapat membentuk modal sosial dalam mendapatkan massa pendukung pada saat pemilihan Kepala Desa maka akan
di kaitkan dari pengertian relasi modal sosial dan modal ekonomi dari bourdieu dalam Dharmawan 2009: 128 yang menyebutkan bahwa modal sosial yang
dibentuk oleh adanya jaringan-jaringan sosial, pada kondisi tertentu dapat diubah menjadi modal ekonomi dan biasanya secara kelembagaan terlihat pada kelompok
komunitas yang mempunyai kedudukan sosial tinggi dalam suatu masyarakat. Dalam hal ini modal sosial juga hasil dari penanaman strategi-strategi baik dari
tindakan individu maupun kolektif dalam waktu sementara atau berkelanjutan yang bertujuan untuk menstabilkan atau menghasilkan hubungan-hubungan sosial yang
secara langsung berguna baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Hubungan itu terwujud karena adanya modal ekonomi sebagai penghubung kedua
hubungan antara masyarakat desa dan aktor politik karena pada saat masyarakat desa membutuhkan pertolongan atau bantuan maka yang pertama kali datang adalah aktor
politik karena kemampuan pengaruh yang dimilikinya serta kemampuan finansial yang mapan dalam dirinya. Hal ini tidak terjadi satu atau dua kali saja tetapi berjalan
secara terus menerus sehingga menumbuhkan hubungan yang berkelanjutan. Ketergantungan masyarakat desa kepada aktor yang memiliki kemampuan
modal ekonomi yang besar membuat penanaman tindakan nyata aktor berupa bantuan maupun kenyamanan pada masyarakat desa sehingga perlu ada rasa dari
masyarakat desa untuk membalas jasa apabila di kaitkan manusia sebagai mahluk sosial. Masyarakat yang selama ini banyak menerima hubungan baik dari aktor akan
memiliki kerelaan dalam membantu aktor walaupun dalam bentuk yang berbeda karena tidak bisa membalas dengan modal yang sama maka akan membalasnya
Universitas Sumatera Utara
sesuai kemampuan masyarakat desa. Bantuan yang diberikan masyarakat desa bisa berupa dukungan penuh pada pencalonan aktor dan ikut membentuk jaringan dalam
mencari dukungan bagi aktor yang di dukungnya. Semua itu di dapatkan aktor bukan karena ada unsure paksaan tetapi karena terpeliharanya hubungan baik serta
sumbangan yang di berikan pada banyak kegiatan masyarakat desa serta musibah yang bisa terjadi pada masyarakat desa. Hal ini akan terlihat jelas dari beberapa aktor
politik yang ikut mencalon Kepala Desa yang dalam kehidupannya sehari-hari sering membantu masyarakat dengan modal ekonominya tanpa ada minta imbalan bentuk
apapun dari masyarakat desa. seperti wawancara langsung di bawah ini. Wawancara langsung dengan bapak Jasinton Saragih.
Saya kalau soal memberi pertolongan pada masyarakat desa yang ada di Nagori bahapal ini sudah menjadi tanggung jawab bagi saya. Saya termasuk
tokoh desa yang harus membantu mereka dan menyumbangkan materi sebisa saya kalau mereka sedang mendapat musibah. Memang di beberapa
kesempatan saya kalau ada orang yang sakit di desa ini dan membutuhkan biaya maka saya ikut membantu dan ikut juga mengumpulkan uang dari
masyarakat yang mau ikut membantu. Dari anggaran desa saya juga banyak membantu perbaikan jalan ke ladanng dan bagi pemuda di sini saya siapkan
lapangan dan bola tempat mereka bermain. Sering saya sebagai Kepala Desa harus menjadi penengah kalau ada konflik antara warga desa sehingga saya
diberikan hak untuk menncari solusi terbaik bagi pemecahan masalah mereka. Semua itu memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai Kepala Desa
sekaligus orang yang menjadi panutan di desa ini. Kalau untuk masa kampanye saya memang sering melakukan memotong untuk di makan
bersama karena itu salah satu cara mengumpulkan massa sehingga mereka akan tahu visi-misi yang saya bawa.
Kemampuan modal ekonomi memang turut yang menentukan interaksi antara aktor dan masyarakat desa sehingga beberapa bantuan dapat diterima baik itu berupa
materi dan pemecahan masalah dari aktor sebagai sosok panutan. Sosok aktor yang mau bergaul dan berinteraksi langsung dengan masyarakat desa dengan beberapa
bantuan pada kondisi tertentu membuat kedekatan dan kepercayaan masyarakat desa menjadi tinggi pada aktor sehingga banyak dukungan yang bisa terbentuk melalui
Universitas Sumatera Utara
jaringan sosial masyarakat desa. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh bapak Agus Harianto Purba dengan kemampuan finansial yang memumpuni karena kesuksesan
bisnis sebagai tokeh kerbau yang menjadi usahanya. Beliau banyak memberi bantuan secara langsung tanpa mengharapkan imbalan kepada masyarakat desa yang meminta
bantuan padanya. Untuk kejelasan bisa dilihat dalam wawancara berikut ini. Saya kalau soal tolong-menolong sudah jadi kebiasaan bagi saya dalam
bermasyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan yang saya miliki hanya dengan memberikan bantuan yang bisa saya berikan pada tetangga dan
masyarakat desa di sini. Dalam beberapa kejadian ada beberapa warga di sini meminjam mobil saya untuk membawa warga yang sakit dan untuk uang
minyak dan sewa mobil saya tidak minta yang penting bagi saya bisa cepat di obati dan kalau saya punya waktu saya ikut juga menemani. Ada juga
beberapa warga desa ini yang meminjam uang bagi saya tanpa harus pakai bunga karena saya tahu keadaan mereka juga sedang membutuhkan bantuan.
Bantuan yang saya berikan tentu tidak selamanya berupa materi, terkadang saya juga ikut gotong-royong, membantu acara pesta dan kegiatan lain yang
dilakukan secara bersama. Pencalonan saya sebagai Kepala Desa maka saya hanya mau membuat acara makan bersama dengan memotong hewan
beberapa kali tapi kalau untuk memberi uang langsung saya tidak mau melakukannya.
Kesamaan yang ditunjukkan dalam memberi bantuan baik berupa materi, tenaga dan pikiran oleh aktor calon Kepala Desa yaitu bapak Jasinton Saragih dan
bapak Agus Harianto Purba menjadi alat bagi mereka mendekatkan diri dengan masyarakat desa sekaligus mendapatkan modal sosial dalam membentuk jaringan
dan dukungan langsung kepada mereka. Masyarakat yang memiliki keterikatan karena seringnya berinteraksi langsung dan bantuan yang telah diberikan menjadi
memiliki kerelaan dalam mendukung masing-masing aktor yang di dukung mereka tanpa merasa harus terpaksa. Keuntungan itu bisa di manfaatkan bagi aktor yang
memiliki modal ekonomi besar tadi dalam memenangkan pencalonan Kepala Desa tergantung bagaimana cara mereka masing-masing menerapkan rencananya.
Universitas Sumatera Utara
Modal ekonomi juga tetap ada di gunakan oleh bapak Jalesman Sinaga walau tidak dalam bentuk yang sangat besar seperti kedua calon Kepala Desa di atas.
Beliau memang cukup sukses sebagai petani di Desa Rayahumala dilihat dari harta yang di miliki beliau mulai dari lahan pertanian yang luas, rumah, dan kepemilikian
mobil yang tentunya sangat jarang dimiliki oleh warga desa itu. Beliau juga mau membantu baik itu berupa materi dan tenaga walau tidak sebanyak aktor uang ada di
atas. Lebih jelasnya bisa di lihat dari wawancara berikut ini. Saya kalau dalam bertetangga tentu mau saling tolong-menolong tetapi kalau
untuk materi dalam jumlah besar saya tentu kurang bisa memberikannya. Selain karena anak saya yang masih kuliah dan membutuhkan biaya besar
jadi agak berat memberikannya. Selain pendapatan saya juga tidak tetap karena panennya bisa lama dan belum tentu panennya bagus juga karena saya
juga butuh modal untuk bertani selanjutnya sehingga perlu modal yang banyak. Saya lebih suka dan sering kalau membantu dalam bentuk tenaga dan
ide kalau memang di perlukan dalam pemecahan masalah pada warga desa. selain karena saya pengantar jemaat Porhanger maka tentu banyak yang
minta solusi selaku saya sebagai tokoh agama dari desa ini baik karena ingin didoakan oleh saya ataupun semua jemaat gereja Rayahuamala. Selama
pencalonan Kepala Desa memang saya ada beberapa kali melakukan makan bersama dengan memotong hewan supaya ada tempat berkumpul bersama
dengan warga desa. hal itu sudah cukup bagi saya dan kalau untuk memberi uang dan materi lain pada warga desa saya tidak melakukannya.
Kemampuan modal ekonomi memang harus di ikuti oleh pendapatan yang konsisten karena member bantuan secara terus menerus membutuhkan pendapatan
yang besar. Lebih memilih untuk memberi bantuan pada saat yang kritis dan lebih banyak memberi tenaga dan ide dalam pemecahan solusi menjadi pilihan yang lebih
memungkinkan bagi bapak Jalesman Sinaga. Hal ini mengingat bisa mempengaruhi dan menganggu kestabilan ekonomi dari keluarga beliau maka perlu menjalin
hubungan dengan masyarakat desa dengan pendekatan berbeda. Pendekatan ini memiliki kesamaan dengan bapak Jonni Purba yang juga tidak memiliki modal
sekuat tiga 3 aktor di atas yang hanya seorang petani biasa dan lebih banyak
Universitas Sumatera Utara
melakukan kegiatan dalam kelompok tani yang di bentuknya sebagai cara penyuluhan pertanian di desanya. Beliau lebih banyak memberikan ide dan
pengetahuan baru dalam bertani sehingga cara ini bisa menarik perhatian warga desa dan mendapat dukungan dalam pencalonan Kepala Desa. Lebih jelasnya dapat kita
lihat dari wawancara saya dengan beliau berikut ini. Saya kan hanya petani biasa saja jadi kalau untuk membantu masyarakat di
sini dalam bentuk uang atau sesuatu yang mahal tentu saya tidak punya. Lebih sering saya lakukan jadi pemberi motivasi atau penyuluh saja bagi
petani di desa sini karena ada kelompok tani bentukan saya dan itu saya harapkan bisa menjadi wadah pada petani saling berbagi informasi tentang
pertanian. Melalui kelompok tani itu juga saya sudah bisa mendapatkan beberapa bantuan dari pemerintah daerah baik berupa bibit, modal bertani dan
mesin pertanian. Saya rasa ini pengaruhnya lebih besar daripada sekedar member uang berupa materi atau uang dalam kampanye. Memang dalam
pencalonan Kepala Desa saya tidak terlalu ada mengeluarkan uang paling hanya sekedar berupa administrasi dan keperluan kampanye ke sana-sini saja.
Cara yang dilakukan oleh bapak Jonni Purba menjadi salah satu cara yang di lakukan dalam mengatasi keterbatasan finansial yang dimilikinya. Melalui kelompok
tani yang di bentuknya diharapkan dapat di lihat warga sekitar manfaat yang sudah di raih sehingga mendapatkan keuntungan dalam meraih dukungan dalam jumlah yang
banyak. Pendekatan dengan lebih mengandalkan kedekatan yang bisa terjadi saat kebersamaan dan memperkuat pengaruhnya pada anggota kelompok tani tentu di
harapkan jadi modal baginya sebagai pengganti modal ekonominya. Berbeda halnya dengan calon Kepala Desa terakhir yaitu bapak Jan Nofri Saragih yang masih baru
pada waktu itu tentu belum banyak yang bisa di berikan bantuan pada masyarakat sekitar baik itu berupa materi maupun tenaga serta pikiran. Beliau hanya mengatakan
lebih aktif dari kandidat yang lain dalam bergaul dengan masyarakat sekitar sehingga bisa saling mengenal antara beliau dan masyarakat sehingga menimbulkan
Universitas Sumatera Utara
kepercayaan dari masyarakat terhadap dirinya. Hal itu bisa dilihat dari wawancara langsung saya dengan beliau berikut ini.
Saya kan masih baru pada waktu itu di desa ini tentu saya harus di kenal dulu oleh masyarakat yang ada di Nagori Bahapal Raya ini agar mereka lebih
mengetahui siapa saya. Kalau dikatakan modal ekonomi saya tentu tidak kuat seperti kandidat lain karena saya juga masih baru membangun keluarga jadi
belum bisa memberikan sumbangan berupa materi kalau ada acara atau kegiatan di masyarakat. Saya lebih menonjolkan diri dengan aktif bekerja dan
membantu dalam waktu singkat saya itu dulu karena itu lebih terlihat nyata dilihat masyarakat. Setelah selesai pemilihan waktu dulu maka sekarang saya
sudah di kenal masyarakat sekitar sini dan saya juga sudah membentuk kelompok tani dan berkat kerjasama dengan pemerintah daerah bantuan
modal tani, bibit, mesin pertanian dan biaya perbaikan jalan keladang sudah bisa kami rasakan. Ini menjadi cara saya juga nantinya kalau mencalon lagi
agar masyarakat lebih mempercayai saya dan memilih saya sebagai Kepala Desa.
Tindakan yang dilakukan oleh bapak Jonni Saragih dengan usianya yang masih muda serta pernah mengenyam perguruan tinggi di buktikan dengan adanya
terobosan menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah sehingga bisa mendapat bantuan pada petani. Hal ini guna mendapat perhatian dan dukungan dari petani pada
saat pemilihan Kepala Desa nantinya karena kalau untuk member bantuan baik itu berupa pinjaman uang pada warga desa yang membutuhkan susag
merealisasikannya. Kecenderungan untuk mendekati dan mendapat perhatian dengan nilai yang sama dengan aktor yang memiliki modal ekonomi yang kuat tentu cara ini
lebih efektif dan bisa mendapat keuntungan dalam mencari dukungan dari seluruh masyarakat desa.
Dari semua aktor dengan catatan langsung dari wawancara yang telah ada di atas maka dapat terlihat bahwa tidak semua aktor yang memiliki kemampuan dalam
modal ekonomi. Perbedaan itu banyak dilatarbelakangi oleh pekerjaan dan kesuksesan dalam karir pekerjaan mereka walaupun demikian mereka bukan berarti
diam dalam bersaing dari modal ekonomi. Mereka melakukan pendekatan lain mulai
Universitas Sumatera Utara
lebih menyumbangkan tenaga serta terobosan berupa ide sehingga hasilnya bisa dirasakan sendiri oleh masyarakat desa. Modal ekonomi yang kuat yang dimilki oleh
beberapa aktor Kepala Desa memang sering membantu masyarakat desa karena memang ada sumber dan benda yang dapat membantu warga dengan kepunyaan
yang dimiliki. Bantuan itu berujung pada banyak yang mempercayai dan mendukung aktor pada saat pemilihan tetapi bantuan yang di berikan oleh aktor sebenarnya
ketulusan sebagai sesama tetangga dan warga desa kemudian itu menjadi fungsi laten dari bantuan yang di berikan oleh aktor tadi karena masyarakat merasa dekat dengan
diri aktor. Modal ekonomi memang tentu bisa dimiliki oleh orang yang memiliki
kekayaan di atas rata-rata penduduk desa sehingga banyak yang memiliki ketergantungan padanya. Hal ini juga terjadi pada kasus berikut yang erat kaitannya
dengan modal ekonomi di bawah ini. Bapak Agus Harianto Purba menjadi salah satu orang terkaya di Desa
Bahapal Raya karena kesuksesan dalam bisnisnya. Banyak dalam kehidupan sehari- hari warga desa meminta berbagai macam bantuan pada beliau seperti meminjam
uang, meminjam mobil bahkan meminta sumbangan untuk kegiatan desa. beliau memberikan bantuan itu kepada warga desa sehingga akan menjadikan pengaruh
beliau semakin kuat karena ketergantungan warga desa pada modal ekonomi beliau. Contoh lain yang bisa dilihat saat ada warga desa yang sakit keras dan membutuhkan
mobil membawa kerumah sakit maka mobil beliau yang dipinjam bahkan juga meminjam uang beliau untuk beberapa biaya rumah sakit. Hal ini tentu selalu di
ingat oleh warga desa yang pernah meminta bantuan pada beliau yang dengan kerelaan hatinya membantu warga desa yang membutuhkan bantuan. Bantuan seperti
Universitas Sumatera Utara
ini hanya bisa diberikan oleh sosok yang memiliki ekonomi kuat sehingga tidak terlalu sulit menyumbangkan bantuan berupa materi.
Kasus yang terkait dengan bapak Agus Harianto Purba menjadi pertanda bahwa bantuan berupa materi menjadi sesuatu yang bisa memperkuat kekuasaan
pada masyarakat desa. Pengaruh itu bisa diberikan oleh aktor yang kuat dalam hal modal ekonomi saja karena mungkin itu menjadi salah satu pilihan agar bisa
membantu masyarakat desa yang sedang membutuhkan bantuan dari aktor itu.
4.7 Calon Kepala Desa dan Kekuasaan yang dimilikinya