Pengertian Modal Sosial KAJIAN PUSTAKA

mengubah habitusnya dalam merespon sesuai dengan arena yang dihadapinya. Peran habitus yang juga dapat memberikan kelenturan dalam menyusun strategi pada diri aktor karena dengan situasi yang tak terduga dan berubah dengan cepat maka dituntut selalu bergerak mengubah strategi berdasarkan pengalaman yang dihadapi oleh aktor. Habitus ini juga nantinya akan mamberikan keleluasaan bagi aktor untuk melakukan kombinasi secara bebas dan mandiri sehingga berujung pada harapan dalam setiap diri aktor untuk menang dalam pemilihan Kepala Desa.

2.3 Pengertian Modal Sosial

Dalam banyak persepsi oleh masyarakat awam sering mengaitkan konsep modal hanya dalam batasan yang relatif kecil saja sehingga kurang mengindahkan konteks yang lebih luas akan defenisi modal karena dalam persepsi masyarakat awam sudah terbangun kalau modal itu hanya berupa harta, uang ataupun barang- barang yang dianggap berharga. Dalam kaitannya dengan penelitian ini maka perlu ada perluasan pengertian tentang konsep modal yang akan dibahas dalam penelitian ini. Penjelasan yang akan diuraikan nantinya diharapkan akan memberikan cakrawala baru bahwa ada beberapa modal lain yang juga dapat menentukan aktor untuk bisa merebut kursi Kepala Desa. Modal yang dibutuhkan oleh aktor untuk bertarungan dalam setiap arena yang bukan hanya modal berupa uang atau benda berharga saja tetapi ada modal lain yang perlu dieksplorasi karena modal inilah yang juga menjadi faktor penentu untuk mendapat kekuasaan dan kemenangan dalam pemilihan Kapala Desa. modal yang saya maksudkan disini adalah modal sosial. Konsep modal sosial ini pertama sekali dicetuskan oleh Pierre Bourdieu, teori modal ini erat kaitannya dengan persoalan Universitas Sumatera Utara kekuasaan. Bourdieu membangun teorinya melalui masalah dominasi yang hanya dimiliki oleh elit politik saja. Dalam kaitannya dengan dunia politik, dominasi yang hanya dimiliki segelintir orang saja menjadikan modal ini sangat terbatas. Kepemilikan modal ini juga sering tergantung pada situasi arena dan sumber modal dan strategi perilaku aktor karena pemetaan hubungan kekuasaan didasarkan atas modal yang dimiliki oleh aktor dan akumulasi dari beberapa modal. Konsep modal sosial dapat dikatakan lahir lahir sebagai kritik terhadap pendekatan individu secara otonom. Modal sosial dapat diterapkan untuk berbagai arena yang dihadapi oleh tiap aktor. Luas jangkauan konsep yang dikembangkan tentang modal sosial bervariasi menurut para ahli. Menurut Putnam dalam Syahyuti 2008, 2-3 yang memandang modal sosial sebagai perangkat hubungan horizontal antar individu. Perhatian yang vertikal disampaikan Coleman yang mendefinisikan modal sosial sebagai pluralitas dari perbedaan entitas dengan dua elemen umum, elemen ini terdiri dari beberapa aspek pembentuk kehidupan sosial dan elemen ini termasuk tindakan dari aktor dengan pribadinya atau keterkaitan dengan organisasi yang dinaungi oleh aktor. Istilah kapital lebih dikenal dalam kegitan ekonomi, pengertian ini membawa jangkauan dalam pemaknaan modal sosial. Modal sosial berperan dalam cara kerja pembagian sumberdaya yang bisa didapatkan oleh aktor. Dalam hal ini, modal sosial menjadi dasar bagi aktor yang bekerjasama untuk suatu tujuan dalam meraih keinginannya. Modal sosial terbentuk dari ratusan sampai ribuan interaksi antar orang setiap hari. Ia tidak berlokasi pada diri pribadi aktor atau struktur sosial tapi pada lingkungan dan kehidupan manusia sehari-hari. Modal sosial merupakan fenomena yang tumbuh dari bawah yang berasal dari orang-orang yang membentuk Universitas Sumatera Utara hubungan sosial dan jaringan yang didasarkan atas prinsip kepercayaan, resiprositas, dan nilai yang dianut bersama. Karena itu kepercayaan tidak bisa diciptakan oleh aktor saja, namun sangat tergantung kepada kapasitas masyarakat untuk membentuk jaringan terhadap aktor. Banyak batasan perbedaan antar ahli tentang modal sosial, beberapa penulis menekankan pentingnya trust, sebagian jaringan dan norma yang dianut bersama. Namun ada yang menekankan ketiganya sekaligus seperti Putnam. Pengertian trust dalam bahasa sederhananya interaksi yang didasari perasaan yakin bahwa orang lain akan memberi tanggapan sebagaimana diharapkan dan akan saling mendukung. Hal iti menjadikan timbul perasaan aman oleh aktor ketika berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal trust, kehidupan politik sangat tergantung kepada ikatan moral kepercayaan sosial yang memperlancar hubungan aktor dan masyarakat dan menjadikan aktor untuk kreatif dalam pertarungan politik. Menurut Putnam dalam Yuliarmi 2012: 10, bahwa modal sosial mengacu pada ciri organisasi sosial, seperti jaringan, norma dan keprcayaan yang memfasilitasi koordinasi dan kinerja agar saling terhubung dan menguntungkan sehingga dapat memudahkan akses aktor. Putnam melihat modal sosial mengacu pada barang publik berbeda pengaruhnya dengan kinerja politik pada level kolektif. Dia menekankan bahwa partisipasi masyarakat akan membantu aktor dalam menghasilkan kepercayaan dan keterikatan antara aktor dan massa pendukungnya. Dalam menjalankan modal sosial dengan baik menuntut partisipasi dalam jaringan, kepercayaan, resiprositas, nilai bersama, dan sikap masyarakat yang aktif terhadap aktor. Modal sosial hanya akan tercipta bila ada sikap resiprositas yang tinggi. Artinya, interaksi bukan hanya semata-mata keuntungan bagi aktor saja tetapi Universitas Sumatera Utara sebagai keuntungan yang didapatkan aktor untuk waktu yang sangat lama. Suatu kebaikan yang saat ini dipercaya akan dibalas pada waktu yang tak terduga nanti dalam bentuk yang lain. Ada delapan elemen yang berbeda yang harus ada untuk mewujudkan modal sosial yaitu partisipasi pada komunikasi lokal, proaktif dalam konteks sosial, perasan percaya dan aman, hubungan ketetanggaan, hubungan kekeluargaan dan pertemanan, toleransi terhadap perbedaan, berkembang nilai kehidupan, dan adanya ikatan pekerjaan. Modal menurut Bourdieu dalam halim 2014: 108-111 mendefinisikan secara kompleks dan mencakup hal-hal yang material yang dapat memiliki nilai simbolik maupun atribut-atribut yang tak tersentuh namun memiliki signifikasi secara budaya misalnya prestise, status, dan otoritas yang dirujuk pada modal simbolik, serta modal budaya yang didefinisikan sebagai selera budaya dan pola- pola konsumsi. Fungsi modal bagi Bourdieu adalah sebagai hubungan sosial dengan kaitannya dalam sistem pertukaran dan menjadikannya sebagai sesuatu yang langka, yang layak dicari dalam bentuk sosial tertentu. Modal-modal tadi yang telah disebutkan dapat saling dipertukarkan sehingga bisa terakumulasi dan menjadikan aktor lebih leluasa dalam bertindak ataupun bergerak untuk melakukan manuver ataupun mempengaruhi massa pendukungnya. Mengakumulasi semua berbagai modal yang digunakan dalam kaitannya dengan kekuasaan akan membuat pengklasifikasian tentang modal itu sendiri seperti: modal ekonomi, modal kultural, dan modal simbolik. Modal-modal inilah nantinya akan dikombinasikan yang membantu pelegitimasian kekuasaan. Dimulai dengan modal ekonomi yang dengan mudahnya digunakan dalam mendapatkan modal lainnya. Jenis modal kedua adalah modal budaya yaitu, keseluruhan kualifikasi yang Universitas Sumatera Utara dimiliki oleh aktor yang dimilikinya melalui pendidikan formal maupun informal dalam keluarga inti seperti kemampuan menampilkan diri depan publik, pengetahuan dan keahlian tertentu, gelar sarjana. Beralih kepada modal ketiga yaitu modal simbolik yang lebih kepada makna dari simbol-simbol tertentu seperti : jabatan, mobil mewah, kantor, gelar, status tinggi, dan keluarga ternama. Hal inilah yang harus dimiliki oleh setiap aktor yang akan maju kedalam kancah arena pertarungan politik. Modal yang telah disebutkan diatas akan membantu aktor dalam membentuk bangunan modal sosialnya. Modal sosial yang selalu terkait dengan nilai-nilai dari suatu jaringan network yang mengikat orang-orang tertentu yang biasanya memiliki kesamaan tertentu seperti: kesamaan pekerjaan, kesamaan tempat tinggal, suku, agama dll, serta bersifat menjembatani antar orang-orang yang berbeda sehingga memudahkan aktor mengintegrasi semua unsur yang berbeda tersebut. Unsur lain yang terkandung dalam modal sosial adalah hubungan timbal balik reciprocity karena adanya interaksi langsung oleh aktor dengan masyarakat maka menjadikan ada keterikatan dalam diri masing-masing. Banyak potensi yang terkandung dalam modal sosial termasuk potensi kelompok, dan pola hubungan antar individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan, norma, nilai, dan kepercayaan kepada aktor agar bisa mendapatkan dukungan yang lebih lagi dalam pemilihan Kepala Desa. Manfaat yang sangat signifikan dalam modal sosial yaitu cara kerja modal sosial yang dapat membangun jaringan masyarkat sehingga unsur-unsur yang sebelumnya terpisah bisa disatukan dengan adanya jaringan sosial sehingga tujuan aktor untuk mendapatkan kursi Kepala Desa bisa tercapai. Universitas Sumatera Utara Hasbullah dalam Inayah 2012: 44 mengetengahkan enam unsur pokok dalam modal sosial berdasarkan berbagai pengertian modal sosial yang telah ada, yaitu: 1. Participation in network, kemampuan aktor untuk melibatkan diri dalam suatu jaringan hubungan sosial, melalui berbagai variasi hubungan yang saling berdampingan dan dilakukan atas dasar prinsip kesukarelaan, kesamaan, kebebasan dan keadaban. 2. Reciprocity, kecenderungan saling tukar kebaikan antara aktor dan masyarakat dalam suatu kelompok kehidupan sosial. Pola pertukaran terjadi di dalam suatu kombinasi jangka panjang dan jangka pendek dengan nuansa altrusime tanpa mengaharapkan imbalan. 3. Trust, suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan-hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung. 4. Social norms, sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh masyarakat dalam suatu entitas sosial tertentu. Aturan-aturan ini biasanya terinstitusionalisasi, tidak tertulis tapi dipahami sebagai penentu pola tingkah laku baik dalam lingkup hubungan sosial sehingga ada sangsi sosial bagi yang melanggar. 5. Values, sesuatu ide yang telah turun-temurun dianggap benar dan penting oleh anggota masyarakat. Universitas Sumatera Utara 6. Proactive action, keinginan yang kuat dari anggota kelompok untuk tidak saja berpartisipasi tetapi senantiasa mencari jalan bagi keterlibatan anggota kelompok dalam suatu kegiatan masyarakat. Terdapat juga dimensi-dimensi modal sosial seperti yang dikatakan Bain dan Hicks dalam Hasibuan dan Wahono 2004: 9-11 bahwa modal sosial sebagai kerangka konseptual untuk mengembangkan alat ukur tingkat keberadaan aktor dalam arena pertarungan politik. Konsep odal mencakup dua dimensi kognitif dan dimensi struktural. 1. Dimensi kognitif Dimensi ini berkaitan dengan nilai-nilai, sikap dan keyakinan yang mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap aktor tersebut dan resiprositas yang dapat mengarahkan kepada hubungan baik antara aktor dan masyarakat agar tercapainya tujuan aktor dalam meraih kursi Kepala Desa. setiap masyarakat maupun aktor tentu memiliki perbedaan dimensi kognitif karean ada aktor yang akan nilai-nilai budaya sebagai modal sosialnya sehingga tercipta hubungan-hubungan dinamis baik antara aktor maupun masyarakat pendukungnya. Sementara mungkin bagi aktor lain yang juga ikut dalam perebutan kursi kepala desa lebih menekankan dimensi kognitifnya kepada nilai-nilai solidaritas dan kerjasama dalam membangun hubungan dengan massa pendukungnnya. 2. Dimensi struktural Dimensi struktural yang dimaksudkan dalam modal sosial ini berupa susunan, ruang lingkup organisasi dan lembaga masyarakat pada desa tersebut yang dapat mewadahi dan mendorong terjadinya hubungan dan kegiatan yang dilakukan Universitas Sumatera Utara secara bersama-sama sehingga lebih meningkatkan solidaritas antara aktor dan massa pendukungnnya.

2.4 Ranah Field Sebagai Arena Pertarungan dan Perjuangan