Hasil Uji Hipotesis Hasil Analisis Tahap Akhir

4.1.2.4.2. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Satu Pihak Kiri Uji Satu Pihak Uji t satu pihak kiri digunakan untuk membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa rata-rata nilai post test kelas eksperimen I lebih baik dari kelas eksperimen II. Hasil uji satu pihak dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Satu Pihak Kiri Kelas Rata-rata Varians dk t hitung t tabel Kriteria Eksperimen I 78,53 108,94 60 2,66 1,671 Kelas eksperimen I lebih baik Eksperimen II 71,78 91,60 Sumber: olah data hasil penelitian Berdasarkan perhitungan uji perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen I dengan kelas eksperimen II, diperoleh t hitung = 2,66 dan t tabel = 1,671. Karena t hitung t tabel maka H diterima yang berarti bahwa rata-rata kelas eksperimen I lebih baik dari kelas eksperiemen II sehingga hasil belajar dengan menggunakan metode Think-Pair-Share lebih baik dari metode Snowball Throwing. Perhitungan uji t satu puhak kiri data post test terdapat pada lampiran 21. 4.1.2.4.3. Uji Ketuntasan Hasil Belajar Hasil Perhitungan uji ketuntasan hasil belajar individu kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II disajikan pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Individu Kelas Rata-rata kelas t hitung t tabel Kriteria Eksperimen I 78,53 1,854 1,70 Tuntas Eksperimen II 71,78 -1,902 1,696 Belum tuntas Sumber: olah data hasil penelitian Berdasarkan uji ketuntasan belajar individu kelas eksperimen I diperoleh t hitung t tabel yang berarti kelas eksperimen I mencapai ketuntasan belajar individu, sedangkan kelas eksperimen II diperoleh t hitung t tabel yang berarti kelas eksperimen II belum mencapaiketuntasan belajar individu. Sementara itu, hasil uji ketuntasan belajar secara klasikal kedua kelas terdapat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Jumlah siswa Rata-rata kelas Jumlah siswa ≥ 75 ketuntasan belajar Kriteria Eksperimen I 30 78,53 23 77 Tuntas Eksperimen II 32 71,78 16 50 Belum Sumber: olah data hasil penelitian Berdasarkan hasil analisis tersebut, kelas eksperimen I mencapai ketuntasan belajar klasikal dengan persentase ketuntasan belajarnya sebesar 77. Sedangkan pada kelas eksperimen II belum mencapai ketuntasan klasikal karena persentase ketuntasan belajarnya sebesar 50. Hal tersebut menandakan belum ada 75 dari jumlah siswa yang ada dikelas tersebut yang mencapai ketuntasan individu. Analisis ketuntasan hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 22 dan 23.

4.2.2.4. Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik

4.1.2.4.1. Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif Penilaian afektif dilakukan untuk mengetahui perbedaan aktifitas siswa kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Terdapat 4 aspek pada ranah afektif yang digunakan untuk menilai aktifitas siswa. Tiap aspek dianalisis sacara diskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa untuk dibina dan dikembangkan. Hasil analisis reliabilitas aspek penilaian afektif sebesar 0,73. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 25. Nilai afektif kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Nilai Afektif Kelas Eksperimen I dan II No Aspek Kelas eksperimen I Kelas Eksperimen II Nilai Kategori Nilai Kategori 1 Bertanya 114 Sangat Baik 89 Baik 2 Menyumbangkan ide 93 Baik 94 Baik 3 Menjadi pendengar yang baik 105 Baik 101 Baik 4 Bekerjasama 109 Baik 111 Baik Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen I terdapat 1 aspek yang mencapai kriteria sangat baik dan 3 aspek yang mencapai kriteria baik, sedangkan pada kelas eksperimen II keempat aspek mencapai kriteria baik. Perbandingan skor penilaian aspek afektif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Penilaian afektif Keterangan : 1 = Bertanya 2 = Menyampaikan pendapat 3 = Mendengarkan 4 = Bekerjasama