81
5.2.2 Hubungan
Hygiene Sanitasi
Makanan dengan
Keberadaan Escherichia Coli pada Kol sebagai Lalapan Ayam Penyet
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara hygiene sanitasi makanan dengan keberadaan Escherichia coli pada kol sebagai
menu lalapan ayam penyet pada penjual ayam penyet di Kecamatan Medan Selayang tahun 2016 dengan p value 0,0001 0.05 dan nilai Rasio Prevalen
0,064. Sehingga dapat diperoleh informasi 19 responden memiliki hygiene sanitasi makanan yang buruk, bahwa olahan makanan yang dihasilkan
menunjukan 1 sampel lalapan kol 5,3 tidak ditemukan keberadaan
Escherichia coli dan 18 sampel lalapan kol lainnya 94,7 ditemukan keberadaan Escherichia coli. Sedangkan 11 responden yang memiliki hygiene
sanitasi makanan baik, bahwa olahan makanan yang dihasilkan menunjukkan 9 sampel lalapan kol 81,8 tidak ditemukan keberadaan Escherichia coli dan 2
sampel lalapan kol lainnya 18,2 ditemukan keberadaan Escherichia coli. Salah satu hygiene sanitasi makanan yang menjadi faktor yang
mempengaruhi keberadaan Escherichia coli pada lalapan kol adalah tidak ditutupnya makanan yang dijual sehingga pencemaran atau kontaminasi silang
terhadap makanan akan sangat mudah terjadi. Terdapat 25 responden 83,3 yang tidak menutup makanan yang dijual. Sebagian responden yang menutup
makanannya hanya dengan kain, ketika pembeli ramai maka penutup kain tersebut akan lama terbukasehingga menjadi celah kemungkinan kontaminasi baik dari
lalat atau debu yang masuk.
Universitas Sumatera Utara
82
Makanan harus dilindungi dari sumber kontaminasi lain seperti tanah, serangga, binatang pengerat, dan binatang lain. Makanan tidak boleh diletakkan di
atas atau di tempat terbuka. Bangunan harus terlindungi untuk mencegah masuknya hama. Penyimpanan makanan dalam wadah yang tertutup rapat
merupakan garis pertahanan kedua yang efektif Motarjeni, 2003. Menurut data yang diperoleh dari 30 responden dapat diketahui bahwa
peralatan yang dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan sebanyak 6
responden 20 dan yang hanya kadang-kadang membersihkan peralatan sebelum dan sesudah digunakan sebanyak 24 responden 80. Hal ini dapat
menyebabkan makanan yang diolah menggunakan peralatan yang tidak dibersihkan akan mudah mengalami kontaminasi. Hal tersebut tidak sesuai dengan
pendapat Hiasinta 2001 yang menyatakan bahwa bahan dan peralatan dapur harus segera dibersihkan untuk mencegah kontaminasi silang pada makanan, baik
pada tahap persiapan, pengolahan, penyimpanan sementara maupun penyajian. Dari hasil penelitian sebanyak 10 responden 33,3 tidak mencuci bahan
mentah dengan air mengalir sebelum diolah dan 11 responden 36,7 hanya mencuci sesekali atau kadang-kadang dengan air mengalir. Hal ini
memperlihatkan bahwa makanan tidak akan tercuci bersih sehingga kemungkinan masih adanya bakteri atau organisme lainnya masih terdapat pada bahan mentah.
Sanitasi sangat penting karena merupakan penerapan dari prinsip-prinsip yang akan membantu memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan
kesehatan yang baik pada manusia. Berkaitan dengan proses pengolahan makanan sanitasi merupakan penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah
Universitas Sumatera Utara
83
terjadinya kontaminasi makanan atau terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan.
5.3 Keberadaan Escherichia Coli pada Lalapan Kol