43
lain diluar usus. Genus Esceherichia terdiri dari 2 spesies yaitu: Escherichia coli dan Escherichia hermanii Staf pengajar FKUI, 1994.
Menurut Wardhana 2004, adapun alasan memilih bakteri E. coli adalah sebagai berikut :
1. Lebih tahan dibanding dengan bakteri usus patogen. Karena lebih tahan
dibanding dengan bakteri usus patogen lainnya, maka dapat dipastikan bakteri patogen usus sudah tidak ada apabila bakteri coli tidak ada ditemukan dalam
pemeriksaan air 2.
Terdapat banyak di dalam tinja maka bagian manapun yang diambil dari tinja dan dianalisa akan ditemukan
3. Mudah dianalisis dengan cara melihat reaksi pada media selktif tertentu maka
dapat dipastikan keberadannya.
2.8.1 Klasifikasi Escherichia Coli Wikipedia, 2015 :
Domain : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammmaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : E. Coli
Universitas Sumatera Utara
44
2.8.2 Sifat-sifat Escherichia Coli
Escherichia coli merupakan flora komersal yang paling banyak pada usus manusia dan hewan. Dapat berubah menjadi oportunis pathogen bila hidup di luar
usus yaitu lokasi normal tempatnya berada dan dapat menyebabkan infeksi salurah kemih, saluran empedu, infeksi luka dan masitis pada sapi Supardi,
1999. Sel Escherichia coli mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0
μ dan lebar 1,1- 01,5
μ, tersusun tunggal, berpasangan dengan flagella peritikus. Bakteri relatif sangat sensitif terhadap panas dan dapat diinaktifkan pada suhu pasteurisasi
makanan atau selama pemasakan makanan Pelczar, 1988. Menurut WHO 2005, bakteri Escherichia coli adalah salah satu bakteri
indikator untuk menilai pelaksanaan sanitasi makanan. Bakteri merupakan salah satu zat pencemar yang potensial dalam kerusakan makanan dan minuman. Pada
suhu dan lingkungan yang cocok, satu bakteri akan berkembang biak lebih dari 500.000 sel dalam 7 jam dan dalam 9 jam telah berkembang menjadi 2.000.000
dua juta sel, dalam 12 jam sudah menjadi 1.000.000.000 satu milyar sel. Bakteri Escherichia coli tidak bisa bertahan pada tempat yang kering dan kena
pembasmi hama, dan akan mati pada suhu 60 C selama 30 menit. Bila dilihat
dibawah mikroskop maka kumpulan Escherichia coli berwarna merah, sedangkan secara makroskopik terlihat kilau metalik disekitar media Depkes RI, 1991.
2.8.3 Patogenesis Escherichia Coli
Sejauh ini, ada 4 kelas Escherichia coli yang bersifat enterovirulen, keempat kelas tersebut adalah Escherichia coli enteropatogenik EPEC,
Universitas Sumatera Utara
45
Escherichia coli enterotoksigenik ETEC, Escherichia coli enteroinvasif EIEC, dan Esherichia coli enterohemoragik EHEC. EPEC menyebabkan diare yang
parah pada bayi, meskipun mekanismenya belum dapat dijelaskan. ETEC menghasilkan dua jenis toksin yang bersifat stabil dan agak labil terhadap panas
dan menyebabkan diare pada anak serta bayi, yaitu penyakit yang mirip dengan kolera didaerah endemis kolera dan diare petualang ditularkan lewat air dan
makanan. EIEC menginvasi dan berproliferasi di dalam sel epitel mukosa sehingga tidak jarang menimbulkan colonic epithelial cell death Arisman, 2009.
Escherichia coli enterotoksigenik ETEC adalah penyebab utama traveller’s diarrhea dan infantile di negara berkembang miskin. Diare pada
kasus ini berupa watery diarrhea, dengan gradasi keparahan berkisar dari ringan sampai parah. Patogenesis diare oleh famili ETEC berkaitan dengan enterotoksin
yang dihasilkannya Arisman, 2009. Escherichia coli enteroinvasif EIEC dapat menginvasi sel-sel epitel
mukosa usus sehingga menyebabkan terjadinya watery diarrhea, disentri, demam, muntah, kram dan nyeri perut hebat, serta tenesmus. Tinja kerap mengandung
darah leukosit dan eritrosit Arisman, 2009. Escherichia
coli enteropatogenik
EPEC, Escherichia
coli enteroaggregatif EAEC, dan diffusely adherent Escherichia coli DAEC
menyebabkan diare berair dan disentri Arisman, 2009. Escherichia coli enterohemoragik EHEC mampu mengeluarkan
Shigalike toxins, yang menyebabkan dua macam sindrom, yaitu hemorrhagic colitis dan HUS Hemolytic-uremic syndrome. Toksin ini pula yang bertanggung
Universitas Sumatera Utara
46
jawab terhadap gejala sisa sistemik systemic sequelae akibat penyakit ini Arisman, 2009.
Pada lambung, jejenum, dan duodenum orang yang sehat adalah bebas dari coliform, sedangkan orang dengan diare akut oleh ETEC bagian tersebut terdapat
kuman ETEC dan untuk menimbulkan diare ada 3 syarat : 1. Strain Escherichia Coli harus toksigenik di tes pada hewan percobaan
2. Jumlah Escherichia Coli lebih dari 10
5
– 10
6
ml 3. Strain yang toksigenik harus kontak dengan mukosa yang sensitif, jadi harus
ada kolonisasi di usus halus karena usus halus lebih sensitif terhadap Escherichia Coli dari pada usus besar, Enterotoksin mempunyai efek
terjadinya sekresi ion CL disertai dengan penghambatan K
+
. Untuk mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit lain seperti Na
+
, K
+
dan HCO
3
sehingga tetap isotonik.
2.8.4 Gejala klinis