commit to user
kaitannya dengan pekerjaan lain dalam satuan kerja yang menjadi induknya dan dalam organisasi sebagai keseluruhan. Spesifikasi
pekerjaan adalah informasi tentang berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap pemangku dari setiap jabatan dan mengenai
standar hasil pekerjaan, hal-hal yang biasanya dicantumkan antara lain ialah teknik atau cara yang digunakan oleh orang lain terutama
para penyedia dan manajer untuk menilai apakah hasil pekerjaan seseorang “sangat memuaskan”, “memuaskan”, ” sedang”, ”cukup”,
”kurang”, ”tidak memuaskan”, atau cara lain yang diterapkan dalam organisasi.
Dari pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam pembagian kerja perlu adanya hal-hal yang diperhatikan untuk dapat
memperlancar dalam melaksanakan pekerjaan bagi tiap-tiap karyawan. Tanggung jawab, wewenang, perincian pekerjaan sangat penting karena
karyawan dapat mengetahui batasan-batasan, serta pekerjaan apa yang harus dikerjakan tanpa adanya perintah dari pimpinan. Dengan demikian maka
kulifikasi yang harus dipenuhi, serta prestasi yang harus dicapai karyawan dapat diketahui secara detail. Sehingga memudahkan dalam pelaksanaan
pekerjaan antar satu karyawan dengan karyawan yang lain. Dengan demikian tujuan organisasi dalam meningkatkan efektivitas kerja akan dapat tercapai.
f. Kendala-kendala Pembagian Kerja
Pembagian kerja sangat erat kaitannya dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang, oleh karena itu setiap pejabat sejak dari pucuk pimpinan sampai
dengan pejabat yang berkedudukan paling rendah selain diserahi tugas dalam pembagian kerja juga diwajibkan bertanggung jawab, maka harus diserahi pula
wewenang tertentu. Menurut Sutarto 2000:141 terdapat halangan-halangan dalam prakteknya, yaitu :
1 Pimpinan berpendapat bahwa dia telah sempurna dapat mengerjakan segala-galanya sendiri dengan baik.
2 Pimpinan tak dapat memberikan petunjuk atau penerangan
commit to user
3 Pimpinan tidak mempercayai bawahan 4 Bawahan senang pada pekerjaan yang mudah saja
5 Bawahan takut dikritik atas kesalahan-kesalahannya 6 Bawahan kurang mendapat dorongan yang positif
Dari halangan-halangan pembagian kerja tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 Apabila dalam suatu organisasi terdapat seorang pemimpin atau pejabat lain yang merasa dirinya telah sempurna sehingga merasa
dirinya dapat mengerjakan segala-galanya maka pimpinan atau pejabat demikian itu tidak akan bersedia menyerahkan sebagian
pekerjaan atau wewenangnya kepada bawahan atau sesama pejabat yang lain. Sikap yang demikian itu adalah salah karena bertentangan
dengan kenyataan bahwa manusia itu dalam keadaan terbatas dalam pengalaman, kecakapan, pengetahuan, waktu, perhatian, kesehatan.
2 Atasan yang menyerahkan pekerjaan atau wewenangnya harus dapat menjelaskan tugas-tugas yang diserahkan kepada bawahannya
misalnya tentang perincian, arti serta tujuan pelaksanaan suatu tugas, harus dapat menentukan manakah tugas yang lebih penting sehingga
harus dikerjakan terlebih dahulu. Atasan yang tidak mampu berbuat demikian biasanya tidak berani menyerahkan kepada bawahannya
sebab apabila nanti bawahannya menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya atasan tidak sanggup memberikan
penjelasan yang diperlukan seorang bawahan. 3 Salah satu unsur dari pada bekerja sama adalah saling percaya
mempercayai antara pejabat yang bekerja sama itu. Jadi tidak dibenarkan kalau ada atasan yang tidak mempercayai semua
bawahannya sehingga tidak bersedia memberikan sebagian tugas atau wewenang kepada mereka. Kalau memang tidak mempercayai
bawahannya mengapa
mereka diterima
dalam lingkungan
organisasinya. 4 Pada umumnya pejabat itu hanya menginginkan pekerjaan yang
mudah saja. Tidak ada pejabat yang mencari pekerjaan yang sukar.
commit to user
Keinginan yang demikian dapat menghalangi sebab bawahan selalu akan menolak tugas, tanggung jawab,serta wewenang yang berat.
Keadaan demikian dapat dihindarkan dengan jalan diberikan latihan sedikit demi sedikit mulai dari tugas yang mudah, sederhana makin
hari makin diberi tugas yang berat. Sehingga pada akhirnya tugas ringan ataupun berat akan dapat diterima dan dilaksanakan dengan
berhasil oleh bawahan. 5 Adanya pembagian tugas yang terhalang karena bawahan takut
dikritik atas kesalahan-kesalahannya. Keadaan seperti ini dapat dihilangkan dengan cara pimpinan apabila mengkritik jangan
dihadapan para pejabat yang lain. Sudah menjadi sifat daripada manusia bahwa mereka tidak senang dibuat malu dihadapan orang
banyak. Bila pada suatu saat memang perlu melakukan kritik hendaknya dilakukan dihadapan yang lain.
6 Pembagian tugas terhalang karena tidak adanya dorongan yang positif atau insentif atau perangsang adanya dorongan yang
menyebabkan pejabat bersedia untuk bekerja dengan baik. Pada umumnya bila dorongan itu tidak ada pejabat itu akan bekerja secara
pasif.
Sedangkan menurut Sondang P. Siagian 2002:41-42 mengemukakan beberapa kendala yang dapat menghambat dalam pelaksanaan pembagian
kerja, yaitu : 1 Persepsi bahwa tugas fungsional satuan kerja dimana seseorang
berkarya dipandangnya sebagai tugas yang paling penting 2 Timbulnya pandangan yang disebut sebagai territorial imperative
3 Terdapatnya persepsi yang sesungguhnya tidak tepat
Dari kendala-kendala pembagian kerja tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut :
commit to user
1 Oleh karena itu, para anggota dalam satuan kerja yang bersangkutan sering dihinggapi “penyakit” arogansi institusional dan individual,
dan karena itu berperilaku tidak memerlukan bantuan orang lain. 2 Artinya bahwa “lahan” yang sudah ditetapkan oleh manajemen
untuk digarap oleh satuan kerja tertentu tidak boleh dimasuki oleh para anggota organisasi yang lain, karena sudah merupakan teritorial
yang hanya mereka yang boleh menguasainya. 3 Yaitu persepsi yang dapat menimbulkan sikap bahwa jika seseorang
mau berkoordinasi dengan orang atau pihak lain, yang bersangkutan akan kehilangan sebagian wewenangnya
.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku karyawan dan pimpinan yang kurang tepat dapat menimbulkan kendala-kendala dalam
pelaksanaan pembagian kerja, adanya sikap egoisme diantara karyawan mengakibatkan terhambatnya kelancaran dalam menyelesaikan pekerjaan.
Selain itu peran pimpinan juga sangat penting agar tercipta hubungan kerja yang baik dengan karyawan, karena jika tidak terjalin koordinasi atau kerja
sama antara “pimpinan-karyawan” dan “karyawan-karyawan” maka efektivitas kerja untuk mencapai tujuan tidak akan tercapai.
2. Tinjauan Tentang Efektivitas Kerja