commit to user
ketrampilan, serta kecakapan karyawan yang telah ditempatkan. Karena jika memang tidak sesuai maka kepala bagian akan mengajukan saran kepada
Divre untuk merubah penempatan karyawan tersebut. Kepala bagian dalam pemberian beban pekerjaan atau tugas-tugas kepada
masing-masing karyawan harus tetap mendasarkan pada keputusan Divre, sehingga batas kewenangan dan tanggung jawabmasing-masing karyawan
dapat diketahui dengan jelas. Untuk itu diharapkan pelaksanaan pembagian kerja dapat terlaksana secara tepat dan benar. Hal ini akan menjadikan
pekerjaan-pekerjaan yang ada dapat diselesaikan dengan efektif untuk mencapai tujuan.
2. Kendala – Kendala Pelaksanaan Pembagian Kerja Dalam
Meningkatkan Efektivitas Kerja Karyawan
Dalam suatu organisasi, peningkatan efektivitas kerja seorang karyawan sangatlah penting. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka sebuah organisasi perlu
melaksanakan pembagian kerja. Namun pada kenyataannya, untuk melaksanakan pembagian secara tepat dan benar dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan
tersebut, ada beberapa kendala-kendala yang timbul didalamnya yang dapat mengurangi bahkan bisa menggagalkan suatu tujuan yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu, dalam setiap langkah yang diambil oleh suatu organisasi seharusnya banyak memperhatikan baik dan buruknya suatu rencana. Sebagaimana diketahui
bahwa dalam pelaksanaan tugas-tugas untuk mencapai tujuan organisasi, perhitungan yang matang selalu dibuat dan dipraktekkan. Namun tidak semua
rencana yang dibuat akan menjadi mudah untuk dilakukan karena di dalam mencapai suatu tujuan tidak mungkin akan selalu berjalan dengan mulus.
Adapun kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan pembagian kerja adalah sebagai berikut :
a Karyawan Menolak Pemberian Tugas Karena Merasa Sulit
commit to user
Menurut informan I pada wawancara tanggal 6 April 2011 pada pukul 11.15 WIB yang menyatakan :
Yang menjadi kendala adalah pada saat pemberian tugas kepada karyawan, mbak, terkadang terdapat karyawan yang setelah melihat job
discription yang harus dilakukan, karyawan merasa kalau pekerjaannya terlalu sulit tidak sesuai dengan kemampuannya, mereka takut kalau
tidak bisa mengerjakannya.
Pernyataan tersebut di atas, sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan III tanggal 11 April 2011 pada pukul 11.20 WIB yang menyatakan :
Ada ,mbak, kendala yang terjadi ada karyawan yang tidak mau dengan pekerjaan yang diberikan, kemudian lapor kepada supervisor untuk minta
diganti posisi dengan karyawan lain, karena merasa dia tidak mampu mempelajari job discription yang ada.
Pernyataan tersebut di atas, sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan V tanggal 12 April 2011 pada pukul 10.30 WIB yang menyatakan :
Untuk kendala dalam pembagian kerja,mbak, biasa pada saat karyawan mengalami mutasi terkadang terdapat karyawan yang tidak mau
menempati pekerjaan tersebut karena merasa sulit. Biasanya jika seperti itu akan melapor kepada atasan untuk diganti posisi.
Dari pernyataan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa kendala yang dapat menghambat dalam pelaksanaan pembagian kerja di Bagian Sumber
Daya Manusi PT. Pos Indonesia Surakarta adalah adanya penolakan tugas oleh karyawan karena karyawan merasa sulit dengan tugas, wewenang, serta
tanggung jawab yang diberikan dan karyawan memilih untuk ditukar posisi dengan pekerjaan yang lebih mudah. Hal ini dapat menjadikan pemborosan
waktu supervisor dan karyawan lain untuk menangani pergantian posisi tersebut, sehingga efektivitas kerjapun akan terhambat.
b Timbul Pandangan Territorial Imperative
Menurut informan I pada wawancara tanggal 6 April 2011 pada pukul 11.20 WIB yang menyatakan :
Karena komplekya kegiatan yang ada di Bagian SDM ini, mbak, maka kami bekerja sesuai dengan tugas yang sudah diberikan sebelumya.
Setiap karyawan mempunyai fungsi masing-masing, sehingga karyawan
commit to user
tidak berat dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada. Sehingga, terkadang muncul pemikiran pekerjaan karyawan A harus dikerjakan
karyawan A, untuk menghindari kesalahan jika dibantu karyawan lain.
Pernyataan tersebut di atas, sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan II tanggal 11 April 2011 pada pukul 11.25 WIB yang menyatakan :
Kalau hambatan pembagian kerja, mbak, untuk membantu karyawan satu dengan yang lain sulit karena sudah beda fungsi, sehingga inginnya
membantu tapi takut kalau melakukan kesalahan karena bukan wilayah kita. Jadi, mbak, kita berani membantu kalau memang diminta untuk
membantu.
Pernyataan tersebut di atas, sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan V tanggal 12 April 2011 pada pukul 10.40 WIB yang menyatakan :
Selain terkadang terdapat karyawan yang menolak diberikan tugas baru, dalam pembagian kerja pasti setiap karyawan memiliki pekerjaan yang
berbeda sehingga para karyawan mempunyai pandangan bahwa pekerjaan ini daerah wewenangnya karyawan yang lain tidak paham.
Dari pernyataan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa kendala yang dapat menghambat dalam pelaksanaan pembagian kerja di Bagian Sumber
Daya Manusi PT. Pos Indonesia Surakarta adalah adanya pandangan teritorrial imperative oleh karyawan karena karyawan merasa tidak mengerti dengan
tugas karyawan lainnya, sehingga karyawan yang sudah menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan tidak mempunyai pekerjaan lagi, tetap tidak
mau membantu jika tidak diminta untuk membantu oleh karyawan yang bersangkutan.
3. Upaya – Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kendala – Kendala