121 kekurangan yang disebabkan oleh beberapa hal. Hal itu menjadi
pembelajaran oleh pelaksana kegiatan untuk memperbaiki pelaksanaan selanjutnya.
2. Transformasi Nilai Dan Sikap Dalam Berinteraksi Sosial Melalui
Kegiatan Kampung Ramah Anak RW 09 Badran
Dalam setiap menjalani aktifitas kehidupan, manusia pasti melakukan proses interaksi, interaksi tersebut bisa terjadi antara
indvidu dengan individu, individu dengan kelompok, ataupun kelompok dengan kelompok. Sejak lahir manusia pasti sudah
melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, diawali dari lingkup yang terkecil yaitu lingkup keluarga. Dalam setiap interaksi
tersebut maka akan menimbulkan pengaruh terhadap individu yang terlibat. Menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori 2012: 85
bahwa hubungan sosial diartikan sebagai cara-cara individu bereaksi terhadap orang-orang disekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan
itu terhadap dirinya. Dengan terjadinya interaksi pada individu maka bisa merubah individu tersebut untuk menjadi lebih baik atau justru
menjadikannya lebih buruk. Interaksi terjadi disetiap kegiatan pada program kampung ramah
ana RW 9 Badran. Karena dalam setiap kegiatan anak akan berkumpul melakukan kegiatan atau hanya sekedar bermain dengan teman di
lingkungannya. Bentuk interaksi yang terjadi bisa dalam bentuk interaksi yang positif asosiatif atau mungkin justru menjadi interaksi
yang negatif disosiatif. Dalam setiap interaksi yang terjadi pada suatu
122 kelompok, transfer nilai pun terjadi diantara mereka. Nilai digunakan
sebagai patokan baik dan buruk dalam kehidupan bermasyarakat.Pada dasarnya manusia selalui ingin dianggap baik dan benar di dalam
lingkungan nya. Bentuk interaksi sosial asostif lebih banyak terjadi setelah
dilaksanakannya kegiatan kampung ramah anak. Saat dilaksanakannya kegiatan, dalam diri anak akan muncul nilai dan sikap positif untuk
saling kerjasama. Hal itu bisa dilihat saat pelaksanaan kegiatan. Anak saling bekerjasama untuk menyelesaikan yang menjadi kewajiban
mereka dalam setiap kegiatan. Displin dalam melaksanakan tugas juga tertanam dalam diri anak karena sudah dibiaskan pada setiap kegiatan.
Rasa toleransi terhadap agama lain selalu ditunjukkan oleh masyarakat Badran yang kemudian menjadi tertanam pada diri anak. Hal ini bisa
dilihat dari masyarakat yang mempunyai kepercayaan yang berbeda- beda tetapi anak-anak masih bisa hidup rukun tanpa memandang status
agama diantara mereka. Bentuk interaksi sosial disosiatif juga terjadi saat anak melakukan
kegiatan. Pertikaian sering terjadi pada anak karena hal-hal kecil. cara mengatasi pertikaian tersebut dilakukan sendiri oleh yang
bersangkutan karena jika tidak dilakukan penyelesaian maka akan terjadi konflik yang berkelanjutan. Perselisihan juga tidak terjadi pada
anak usia sekolah, perselisihan juga terjadi pada anak remaja yang
123 terlibat di dalam kegiatan kampung ramah anak. Hal ini karena mereka
berselisih paham yang berbeda dan tidak ada yang mau mengalah. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program kampung ramah anak
RW 09 meliputi: 1 bina keluarga balita, 2 Taman Pendidikan Al Quran, 3 PAUD SPS, 4 Seni Tari, 5 Olahraga, 6 Bina Keluarga
Remaja, 7 Bimbingan Belajar dan, 8 Jam Belajar Masyarakat. Dari delapan kegiatan yang dilaksanakan pada program kampung ramah
anak hanya beberapa program yang bisa dilihat langsung mengenai transformasi nilai yang terjadi yaitu kegiatan PAUD, TPA, Olahraga
sepak bola, Bina Keluarga Remaja, dan Taman Bacaan Masyarakat “Handayani”. Nilai dijadikan sebagai patokan untuk hidup
bermasyarakat. Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan terjadi transfer nilai. Transformasi nilai terjadi dari orang dewasa kepada
anak-anak dan dari anak ke anak yang lain. Nilai – nilai yang ditransferkan kemudian diserap oleh anak – anak sehingga terjadi
perubahan pada diri anak. Perubahan yang terjadi berupa perubahan sikap dan perilaku pada anak. Perubahan tersebut bisa dilihat saat
kegiatan berlangsung. Anak – anak secara tidak langsung melakukan imitasi dari apa yang dilakukan oleh orang lain yang kemudian
diaplikasikan pada kehidupan sehari – harinya. Cara penyampaian yang dilakukan pendidik dalam setiap kegiatan
menunjukkan sikap yang positif. Hal itu ditunjukkan dengan tutur kata yang baik sangat menyampaikan pesan moral, dengan cara yang
124 lembut dan tidak memberikan unsur kekerasan kepada anak-anak,
menghargai keberadaan anak dengan cara mengajak bicara dan memberikan pertanyaan pada anak. Dengan cara seperti ini maka anak
akan cenderung meniru apa yang telah dilakukan oleh pendidik karena hal tersebut dianggap lebih baik.
Kesimpulan yang bisa diambil dari pembahasan ini yaitu dalam setiap interaksi sosial terjadi transfer nilai-nilai dan sikap pada satu
individu ke individu lain atau dari kelompok ke individu lain. Dimana sikap ini digunakan sebagai patokan baik dan buruk dalam kehidupan
bermasyarakat. Transfer nilai yang terjadi pada setiap kegiatan di RW 9 berupa transfer nilai positif dan negatif, namun lebih banyak nilai
positif yang diambil oleh anak-anak daripada nilai negatifnya. Nilai positifnya berupa adanya kerjasama, toleransi, saling menghargai, dan
disiplin, dan gotong royong. Pertikaian, persaingan, perselisihan juga terjadi pada interaksi anak di RW 9 Badran.
E. Keterbatasan Penelitian