44
H. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yaitu penelitian yang dilaksanakan oleh Ambar Kusumastuti 2014. Peran Komunitas Dalam Interaksi Sosial Remaja di Komunitas
Angklung Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran komunitas dalam interaksi
sosial remaja di komunitas angklung yoyakarrta yaitu sebagai tempat coming out, tempat tukar informasi, tempat menunjukkan eksistensi,
dan tempat untuk saling menguatkan. Adapun hasil dari peran tersebut antara lain: a tempat coming out yaitu anggota yang bergabung dalam
komunitas angklung pada akhirnya siap keluar dan berkumpul dengan komunitas lainnya, b tempat tukar informasi yaitu menyampaikan
pesan baik berupa materi maupun pesan dari anggota yang berhalangan hadir ataupun penyampaian info-info seputar kesenian tradisional, c
tempat menunjukkan eksistensi yaitu anggota yang bergabung dalam komunitas ini memiliki usaha untuk menunjukkan identitas dan
eksistensi di lingkungan masyarakat sekitar yaitu dengan ikut sertanya anggota dalam pementasan seni angklung yang dipentaskan dihadapan
masyarakat, d tempat untuk saling menguatakan yaitu apabila ada anggota yang mengalami masalah maka anggota yang lain membantu
dengan memberi dukugan dan saling menguatkan. Faktor pendukung interaksi sosial remaja di komunitas angklung yogyakarta meliputi
mutu, dalam hal ini dilihat dari kekompakkan anggota, sikap saling
45 menghargai, kerja sama, tempat kegiatan, serta pengelola yang
mendukung adanya komunitas angklung yogyakarta. Faktor penghambat dalam interaksi sosial remaja di komunitas angklung
yogyakarta yaitu jumlah anggota dan kurangnya pelatih 2.
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian yang dilaksanakan oleh Afri Budi Hartanto 2015.
Interaksi Sosial Komunitas Temon Holic Breakdance Koplo Studi Di Temon Holic Breakdance Koplo, Bareng, Klaten.
Hasil penelitian secara garis besar menunjukkan bahwa interaksi sosial yang dilakukan oleh pengurus dan anggota komunitas Temon Holic
memberikan pengaruh yang besar dalam perjalanan dan perkembangan komunitas Temon Holic. dengan adanya interaksi yang dilakukan oleh
para pengurus maupun anggota komunitas memunculkan beberapa aspek yaitu bentuk kerjasama, akomodasi, konflik dan persaingan.
faktor dominan sebagai pendorong interaksi sosial yang terjalin dalam komunitas Temon Holic adalah komunikasi dan media interaksi. kedua
faktor tersebut dianggap penting karena dari kedua faktor tersebut pelaksanaan interaksi sosial di komunitas dapat berhasil khususnya
dalam penerapan peratran no alcohol dan no anarkisme, di sisi lain nama komunitas Temon Holic breakdance koplo dapat dikenal di
masyarakat luas. selain itu terdapat faktor pengahambat interaksi sosial dalam komunitas Temon Holic yaitu anggapan negative dari
masyarakat luas terhadap komunitas.
46
I. Kerangka Berpikir
Kemajuan zaman yang menghadirkan teknologi, informasi dan komunikasi yang canggih menimbulkan berbagai dampak, dari dampak
positif hingga dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan yaitu kehidupan manusia semakin mudah dengan adanya kecanggihan
teknologi, kuminaksi dengan orang lain pun semakin mudah sehingga jarak dan waktu bukan menjadi suatu penghalang. Tetapi disisi lain
dampak negatif nya pun semakin bermunculan, dari segi sosial, materi, keamanan hingga kesehatan. Seseorang yang memanfaatkan teknologi
canggih seperti alat komunikasi bisa menimbulkan berkurangnya interaksi dengan lingkungan sekitar. Permasalahan tersebut tidak hanya terjadi pada
orang dewasa tetapi juga sudah mengena pada usia anak. Kampung ramah anak yang mempunyai tujuan untuk pemenuhan
hak-hak anak dan perlindungan terhadap anak mempunyai beberapa kegiatan yang bermanfaat untuk memenuhi hak anak tersebut. Dengan
berbagai kegiatan Kampung Ramah Anak, maka anak dapat berkumpul dan berserikat. Interaksi dalam suatu kelompok dalam setiap kegiatan pada
program kampung ramah anak secara tidak langsung maka terjadi proses penyampaian nilai-nilai dari satu individu ke individu yang lainnya.
Penelitian ini menggambarkan proses kegiatan Kampung Ramah Anak yang didalamnya terdapat transfer nilai dari satu individu ke
individu yang lainnya. Penelitian ini difokuskan untuk melihat interaksi sosial anak.
47 Dari uraian penjelasan diatas maka dapat dibuat bagan untuk
mempermudah pemahaman:
Bagan 1. Kerangka Berfikir Analisis Masalah :
Semakin canggihnya teknologi, kurangnya interaksi
sosial anak usia 0-18 tahun. Analisis Kebutuhan :
Kelompok untuk berinteraksi sosial khususnya bagi anak di
RW 09 Badran, Bumijo, Jetis, Yogyakarta
Kampung Ramah Anak: 1.
TPA 5. BKB
2. PAUD
6. BKR
3. Perpustakaan
4. Seni dan Olahraga
Kegiatan untuk anak berkumpul dan berinteraksi
Transformasi nilai dan sikap dalam berinteraksi sosial melalui kampung ramah
anak RW 09 Badran Bumijo Jetis Yogyakarta
48
J. Pertanyaan Penelitian