Komplikasi Diabetes Melitus 1. Definisi

absorbsi glukosa, seperti penghambat glikosidase alfa, dan DPP-IV dipeptidyl peptidase -4 inhibitor.

2.1.8. Komplikasi

Diabetes merupakan penyakit yang sangat berpotensi terhadap terjadinya berbagai komplikasi berat. Berikut ini diuraikan komplikasi yang terkait dengan diabetes. 1 Komplikasi Akut Ada tiga komplikasi utama diabetes akut yang berhubungan dengan ketidakseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka pendek yaitu, Ketoasidosis Diabetik KAD, Status Hiperglikemik Hiperosmolar SHH, dan hipoglikemia. KAD merupakan komplikasi akut diabetes yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi 300-600 mgdL, disertai dengan adanya tanda dan gejala asidosis dan plasma keton + kuat. Osmolaritas plasma meningkat 300-320 mOsmL dan terjadi peningkatan anion gap. Pada kondisi SHH terjadi peningkatan glukosa darah sangat tinggi 600-1200 mgdL, tanpa tanda dan gejala asidosis, osmolaritas plasma sangat meningkat 330-380 mOsmL, plasma keton +-, anion gap normal atau sedikit meningkat. Dan pada hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah 60 mgdL. Gejala hipoglikemia terdiri dari gejala adrenergik berdebar-debar, banyak keringat, gemetar, dan rasa lapar dan gejala neuro-glikopenik pusing, gelisah, kesadaran menurun sampai koma PERKENI, 2011. Universitas Sumatera Utara 2 Komplikasi Kronik Permana 2009 menguraikan komplikasi kronis pada diabetes berkaitan dengan gangguan vaskular, yaitu: komplikasi mikrovaskular, komplikasi makrovaskular, dan komplikasi neurologis. Komplikasi mikrovaskular terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah kecil khususnya kapiler yang terdiri dari retinopati diabetik dan nefropati diabetik. Retinopati diabetik dibagi dalam 2 kelompok, yaitu retinopati non proliferatif dan proliferatif. Retinopati non proliferatif merupakan stadium awal dengan ditandai adanya mikroaneurisma, sedangkan retinopati proliferatif, ditandai dengan adanya pertumbuhan pembuluh darah kapiler, jaringan ikat dan adanya hipoksia retina. Pada nefropati diabetik ditandai dengan adanya proteinuria persisten 0,5 gr24 jam, terdapat retinopati dan hipertensi. Kerusakan ginjal yang spesifik pada diabetes mengakibatkan perubahan fungsi penyaring, sehingga molekul-molekul besar seperti protein dapat lolos ke dalam kemih albuminuria. Akibat dari nefropati diabetik tersebut dapat menyebabkan kegagalan ginjal yang progresif. Komplikasi makrovaskular pada diabetes terjadi akibat aterosklerosis dari pembuluh-pembuluh darah besar, khususnya arteri akibat timbunan plak ateroma. Makroangioati tidak spesifik pada diabetes, namun dapat muncul lebih cepat, lebih sering terjadi dan lebih serius. Berbagai studi epidemiologis menunjukkan bahwa angka kematian akibat penyakit kardiovaskular dan penderita diabetes meningkat 4-5 kali dibandingkan orang normal. Komplikasi makroangiopati umumnya tidak ada hubungannya dengan kontrol kadar gula darah yang baik. Tetapi telah terbukti secara epidemiologi bahwa hiperinsulinemia merupakan Universitas Sumatera Utara faktor resiko mortalitas kardiovaskular, di mana peninggian kadar insulin menyebabkan risiko kardiovaskular semakin tinggi pula. Kadar insulin puasa 15 mUmL akan meningkatkan risiko mortalitas koroner sebesar 5 kali lipat. Hiperinsulinemia kini dikenal sebagai faktor aterogenik dan diduga berperan penting dalam timbulnya komplikasi makrovaskular Permana, 2009. Neuropati diabetik mengacu pada sekelompok penyakit yang mempengaruhi semua jenis saraf, termasuk perifer sensorimotor, otonom, dan saraf tulang belakang. Gejala klinis beragam dan tergantung pada lokasi sel-sel saraf yang terkena NIDDK, 2008; Smeltzer Bare 2010. Neuropati pada umumnya berupa polineuropati diabetik yang merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penderita diabetes, dan lebih dari 50 dari penderita diabetes mengalami komplikasi tersebut. Manifestasi klinis dapat berupa gangguan sensorik, motorik, dan otonom. Proses terjadinya neuropati biasanya progresif di mana terjadi degenerasi serabut-serabut saraf dengan gejala-gejala nyeri atau baal. Area yang biasanya mengalami neuropati adalah serabut saraf tungkai atau lengan Permana, 2009. 2.2. Efikasi Diri 2.2.1. Definisi Efikasi Diri