Analisis Univariat Analisis Bivariat

jumlah skor kumulatif manajemen diri diabetes dibagi dengan jumlah item pertanyaan. Skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi adalah 7, selanjutnya dianalisis untuk mengetahui nilai mean, standard deviation, minimal dan maksimal, dengan menggunakan 95 CI. Untuk mengukur tingkat manajemen diri pada diabetes tipe 2, dilihat dari skor tertinggi dari masing-masing subskala. Subskala yang memiliki skor tertinggi menunjukkan perilaku manajemen diri yang paling tinggi.

3.7. Metode Analisis Data

Setelah dilakukan pengolahan data langkah selanjutnya adalah analisis data. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis data yang dilakukan sebagai berikut:

3.7.1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis variabel tunggal untuk tujuan deskripsi Polit Beck, 2012. Bentuk penyajian hasil dari analisis deskriptif, tergantung dari jenis skala atau data. Untuk data numerik yaitu manajemen diri, digunakan nilai mean, standard deviation, minimal dan maksimal, dengan 95 confidence interval CI. Untuk data kategorik yang terdiri dari efikasi diri, umur, jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan, lama terdiagnosis diabetes, komplikasi diabetes, dan pendidikan kesehatan tentang diabetes dilakukan analisis dengan menghitung frekuensi dan persentase masing- masing kelompok. Selanjutnya data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Universitas Sumatera Utara

3.7.2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat yaitu analisis dua variabel secara bersamaan untuk menilai hubungan secara empiris di antara kedua variabel Polit Beck, 2012. Analisis bivariat digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian adakah hubungan antara efikasi diri dan karakteristik responden dengan manajemen diri pada pasien diabetes tipe 2. Uji statistik yang digunakan yaitu uji statistik parametrik, dengan ketentuan; data berdistribusi normal, varians sama, data homogen, serta menganalisis data interval dan rasio. Sedangkan uji statistik non parametrik digunakan untuk sebaran data yang tidak berdistribusi normal. Langkah-langkah analisis bivariat sebagai berikut: 1 Uji normalitas data. Untuk menguji apakah sebaran dari data berdistribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji statistik. Uji statistik untuk metode analitik dengan jumlah sampel penelitian 50 orang adalah uji Kolmogorov-Smirnov . Keluaran hasil uji adalah dengan melihat besarnya nilai signifikasi. Apabila nilai signifikasi p value 0,05 maka Ho diterima, artinya data berdistribusi normal. Apabila nilai signifikasi p value 0,05 maka Ho ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal. 2 Analisis bivariat korelasi Pearson-Product Moment dengan regresi linier sederhana. Analisis bivariat korelasi Pearson-Product Moment dengan regresi linier sederhana digunakan untuk variabel independen berjenis numerik, yaitu digunakan untuk membuktikan hipotesis adakah hubungan antara efikasi diri dengan manajemen diri. Keluaran hasil uji adalah dengan melihat besarnya nilai signifikasi. Apabila nilai signifikasi p value 0,05 maka Ho diterima, Universitas Sumatera Utara artinya tidak ada hubungan antara efikasi diri, umur, dan lama terdiagnosis diabetes dengan manajemen diri pada pasien diabetes tipe 2. Apabila nilai signifikasi p value 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara efikasi diri, umur, dan lama terdiagnosis diabetes dengan manajemen diri pada pasien diabetes tipe 2. 3 Analisis bivariat Independent t-test dan Mann-Whitney U. Analisis bivariat Independent t-test digunakan untuk variabel independen berjenis kategorik dengan dua kelompok data. Dalam hal ini uji Independet t-test digunakan untuk membuktikan hipotesis adakah hubungan antara umur, jenis kelamin, lama terdiagnosis diabetes, dan komplikasi diabetes dengan manajemen diri, sedangkan uji Mann-Whitney U digunakan untuk membuktikan hipotesis adakah hubungan antara pekerjaan dan pendidikan kesehatan tentang diabetes dengan manajemen diri dengan sebaran data yang tidak berdistribusi normal. Keluaran hasil uji adalah dengan melihat besarnya nilai signifikasi. Apabila nilai signifikasi p value 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara umur, jenis kelamin, pekerjaan, lama terdiagnosis diabetes, komplikasi diabetes, dan pendidikan diabetes dengan manajemen diri pada pasien diabetes tipe 2. Apabila nilai signifikasi p value 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara umur, jenis kelamin, pekerjaan, lama terdiagnosis diabetes, komplikasi diabetes, dan pendidikan diabetes dengan manajemen diri pada pasien diabetes tipe 2. 4 Analisis bivariat One Way ANOVA. Analisis bivariat One Way ANOVA digunakan untuk variabel independen berjenis kategorik dengan kelompok Universitas Sumatera Utara data lebih dari dua, yaitu untuk membuktikan hipotesis adakah hubungan antara suku dan pendidikan dengan manajemen diri. Keluaran hasil uji adalah dengan melihat besarnya nilai signifikasi. Apabila nilai signifikasi p value 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara suku dan pendidikan dengan manajemen diri pada pasien diabetes tipe 2. Apabila nilai signifikasi p value0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara suku dan pendidikan dengan manajemen diri pada pasien diabetes tipe 2. 5 Analisis bivariat untuk variabel independen dengan variabel dependen disajikan dalam tabel berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Uji Statistik Efikasi Diri Manajemen Diri Korelasi Pearson Umur Manajemen diri Independent t-test Jenis kelamin Manajemen diri Independent t-test Suku Manajemen diri One way ANOVA Pendidikan Manajemen diri One way ANOVA Pekerjaan Manajemen diri Mann Whitney U Lama terdiagnosis diabetes Manajemen diri Independent t-test Komplikasi diabetes Manajemen diri Independent t-test Pendidikan kesehatan tentang diabetes Manajemen diri Mann Whitney U

3.7.3. Analisis Multivariat