2.1.5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis tergantung pada tingkat hiperglikemia pasien. Manifestasi klinis klasik dari semua jenis penyakit diabetes mencakup tiga P
yaitu; poliuria, polidipsia, dan polifagia. Poliuria peningkatan urinasi dan polidipsia peningkatan rasa haus terjadi sebagai akibat dari hilangnya cairan
yang berlebihan berhubungan dengan diuresis osmotik. Pasien juga mengalami polifagia peningkatan nafsu makan akibat dari keadaan katabolik yang
disebabkan oleh defisiensi insulin dan pemecahan protein dan lemak. Gejala lainnya yaitu kelemahan dan kelelahan, perubahan fungsi penglihatan secara
mendadak, kesemutan atau mati rasa pada tangan atau kaki, kulit kering, lesi kulit atau luka yang lambat sembuh, dan infeksi berulang. Pada diabetes tipe 1 dapat
terjadi kehilangan berat badan secara tiba-tiba, mual, muntah atau sakit perut jika pasien telah mengalami ketoasidosis diabetik Smeltzer Bare, 2010.
2.1.6. Diagnosis
Diabetes didiagnosis berdasarkan kriteria glukosa plasma ADA, 2014. Seseorang didiagnosis diabetes jika; 1 Nilai glukosa plasma puasa ≥126 mgdL
7,0 mmolL. Puasa didefinisikan sebagai tidak ada asupan kalori setidaknya 8 jam. 2 Nilai glukosa plasma 2 jam setelah tes toleransi glukosa oral 75 gr
TTGO ≥200 mgdL 11,1 mmolL. Tes harus dilakukan seperti yang dijelaskan oleh WHO tahun 1994, menggunakan beban glukosa yang mengandung setara
dengan 75 gram glukosa anhidrat yang dilarutkan dalam air. 3 International Expert Committee
menambahkan tes hemoglobin-glikosilatA
1c
sebagai pilihan ketiga untuk mendiagnosa penyakit diabetes terdiagnosis diabetes jika nilai
Universitas Sumatera Utara
HbA
1C
≥6,5. Tes ini harus dilakukan di laboratorium yang menggunakan metode yang bersertifikat NGSP National Glycohemoglobin Standardization
Program dan standar untuk uji DCCT Diabetes Control and Complications
Trial . Tanpa adanya hiperglikemia yang tegas, maka hasil dari ke tiga
pemeriksaan di atas harus dikonfirmasi dengan tes ulang. 4 Pada pasien dengan gejala klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemia, dilakukan tes glukosa
plasma acak sewaktu ≥200 mgdL 11,1 mmolL.
2.1.7. Penatalaksanaan