Analisis Multivariat HASIL PENELITIAN

4.3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui salah satu dari variabel independen efikasi diri dan karakteristik responden yang menunjukkan hubungan yang paling kuat dengan variabel dependen manajemen diri adalah regresi linier ganda, dengan tahapan sebagai berikut: 4.3.1. Seleksi bivariat Pemilihan model sebagai kandidat multivariat dilakukan melalui seleksi bivariat. Pada tahap ini seleksi bivariat dilakukan pada masing-masing variabel independen. Variabel yang dapat masuk menjadi model multivariat adalah variabel yang pada analisis bivariat memiliki nilai p value 0,25. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan korelasi Pearson didapatkan nilai p value pada variabel efikasi diri p=0,0005. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Independent t-test didapatkan nilai p value pada variabel umur p=0,713, jenis kelamin p=0,875, lama terdiagnosis diabetes p=0,926, dan komplikasi diabetes p=0,393. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Mann-Whitney U didapatkan nilai p value pada variabel pekerjaan p=0,023, dan pendidikan kesehatan tentang diabetes p=0,001. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji One Way ANOVA didapatkan nilai p value pada variabel suku p=0,967, dan pendidikan p=0,097. Berdasarkan hasil analisis bivariat di atas, maka variabel yang masuk dalam kandidat pemodelan multivariat adalah efikasi diri, pendidikan, pekerjaan, dan pendidikan kesehatan tentang diabetes. Universitas Sumatera Utara 4.3.2. Pemodelan multivariat Setelah analisis bivariat, selanjutnya dilakukan analisis multivariat terhadap variabel independen yang menjadi model multivariat. Variabel yang dianggap valid adalah variabel yang memiliki nilai p value 0,05. Bila dalam pemodelan multivariat terdapat variabel yang memiliki nilai p value 0,05, maka variabel tersebut harus dikeluarkan dari model. Pengeluaran variabel dilakukan secara bertahap, dimulai dari variabel yang memiliki nilai p value yang paling besar. Jika dengan pengeluaran variabel tersebut terjadi perubahan nilai coefficients B lebih dari 10, maka variabel tersebut tetap dipertahankan dalam pemodelan. Sebaliknya, terjadi perubahan nilai coefficients B tidak lebih dari 10, maka variabel tersebut dikeluarkan dari pemodelan. Hasil analisis multivariat ditampilkan pada Tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6. Analisis Regresi Linier Ganda antara Efikasi Diri, Pendidikan, Pekerjaan, dan Pendidikan Kesehatan tentang Diabetes dengan Manajemen Diri di RSUD Dr. Pirngadi Medan Bulan Mei-Juni 2014 n=92 Variabel Manajemen Diri Coefficients B p value Tahap 1 Efikasi Diri Pendidikan Pekerjaan Pendidikan Kesehatan tentang Diabetes 0,015 0,106 0,356 -0,492 0,0005 0,339 0,049 0,008 Tahap 2 Efikasi Diri Pekerjaan Pendidikan Kesehatan tentang Diabetes 0,016 0,350 -0,534 0,0005 0,052 0,003 Tahap 3 Efikasi Diri Pendidikan Kesehatan tentang Diabetes 0,016 -0,594 0,0005 0,001 Universitas Sumatera Utara Hasil analisis regresi linier ganda berdasarkan tahapan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang masuk model akhir regresi adalah efikasi diri dan pendidikan kesehatan tentang diabetes, yang ditampilkan pada Tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7. Model Akhir Analisis Regresi Linier Ganda antara Efikasi Diri dan Pendidikan Kesehatan tentang Diabetes dengan Manajemen Diri di RSUD Dr. Pirngadi Medan Bulan Mei-Juni 2014 n=92 Variabel Manajemen Diri Coefficients B Beta p value R 2 Efikasi Diri Pendidikan Kesehatan 0,016 -0,594 0,402 -0,308 0,0005 0,001 0,265 tentang Diabetes Persamaan Garis: Y = 2,55 + 0,02X 1 – 0,59X 2 Manajemen diri = 2,55 + 0,02efikasi diri – 0,59pendidikan kesehatan tentang diabetes Dari hasil analisis multivariat di atas diketahui bahwa nilai Beta variabel efikasi diri = 0,402 dan pendidikan kesehatan tentang diabetes = -0,308, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki hubungan paling kuat dengan manajemen diri adalah efikasi diri. Nilai koefisien determinasi R 2 =0,265 menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut efikasi diri dan pendidikan kesehatan tentang diabetes dapat menjelaskan variasi variabel manajemen diri sebesar 26,5. Dari persamaan garis regresi menunjukkan bahwa nilai manajemen diri dengan konstanta 2,55 akan meningkat sebesar 0,02 apabila nilai efikasi diri bertambah satu satuan setelah dikontrol variabel pendidikan kesehatan tentang diabetes, dan nilai manajemen diri akan menurun sebesar 0,59 apabila responden yang tidak mendapatkan pendidikan kesehatan tentang diabetes bertambah satu satuan setelah dikontrol variabel efikasi diri. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Efikasi Diri pada Pasien Diabetes Tipe 2

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat efikasi diri sedang sebanyak 53 orang 57,6, responden dengan tingkat efikasi diri tinggi sebanyak 37 orang 40,2, dan responden dengan tingkat efikasi diri rendah sebanyak 2 orang 2,2. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian dari Nyunt et al. 2010, yang menyimpulkan bahwa responden yang memiliki tingkat efikasi diri tinggi sebanyak 165 orang 62,0, responden yang memiliki tingkat efikasi diri sedang sebanyak 83 orang 31,2, dan responden yang memiliki tingkat efikasi diri rendah sebanyak 18 orang 6,8. Begitu juga dengan hasil penelitian dari Ariani 2011, yang menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki efikasi diri baik sebanyak 58 orang 52,7, dan efikasi diri yang tidak baik sebanyak 52 orang 47,3. Sedangkan hasil penelitian dari Aditama, Pramono, Rahayujati 2011, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat efikasi rendah sebanyak 40 orang 71,43, dan yang memiliki tingkat efikasi diri tinggi sebanyak 16 orang 28,57. Konsep efikasi diri merupakan keyakinan tentang kemampuan individu untuk menghasilkan tingkat kinerja yang telah ditetapkan yang memiliki pengaruh atas peristiwa dalam kehidupan mereka Bandura, 1994. Individu dengan tingkat efikasi diri yang tinggi memperkirakan akan sukses dalam pencapaian tujuan, dan Universitas Sumatera Utara