BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Efikasi Diri pada Pasien Diabetes Tipe 2
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat efikasi diri sedang sebanyak 53 orang 57,6, responden dengan tingkat
efikasi diri tinggi sebanyak 37 orang 40,2, dan responden dengan tingkat efikasi diri rendah sebanyak 2 orang 2,2.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian dari Nyunt et al. 2010, yang menyimpulkan bahwa responden yang memiliki tingkat efikasi diri
tinggi sebanyak 165 orang 62,0, responden yang memiliki tingkat efikasi diri sedang sebanyak 83 orang 31,2, dan responden yang memiliki tingkat efikasi
diri rendah sebanyak 18 orang 6,8. Begitu juga dengan hasil penelitian dari Ariani 2011, yang menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki
efikasi diri baik sebanyak 58 orang 52,7, dan efikasi diri yang tidak baik sebanyak 52 orang 47,3. Sedangkan hasil penelitian dari Aditama, Pramono,
Rahayujati 2011, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat efikasi rendah sebanyak 40 orang 71,43, dan yang memiliki tingkat
efikasi diri tinggi sebanyak 16 orang 28,57. Konsep efikasi diri merupakan keyakinan tentang kemampuan individu
untuk menghasilkan tingkat kinerja yang telah ditetapkan yang memiliki pengaruh atas peristiwa dalam kehidupan mereka Bandura, 1994. Individu dengan tingkat
efikasi diri yang tinggi memperkirakan akan sukses dalam pencapaian tujuan, dan
Universitas Sumatera Utara
individu dengan tingkat efikasi diri yang rendah akan meragukan kemampuannya untuk mencapai tujuan Hunt et al., 2012. Seseorang dengan rasa efikasi diri yang
cukup akan merasa percaya diri dalam kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu, baik dalam hal minum obat dengan benar, mengatur pola makan sesuai
anjuran, mencegah hipoglikemia, atau berolahraga dengan tepat Beckerle Lavin, 2013.
Tingkat efikasi diri pada penelitian ini terdiri dari tinggi, sedang, dan rendah. Pada penelitian ini tidak diteliti faktor-faktor penyebab yang
mempengaruhi efikasi diri pasien. McDowell 2005, menjelaskan bahwa seseorang dengan tingkat efikasi diri yang tinggi umumnya menghadapi masalah
secara lebih efektif daripada seseorang yang tingkat efikasi dirinya rendah. Seseorang dengan persepsi efikasi dirinya yang kuat akan menganggap tugas-
tugas sulit sebagai tantangan yang harus dikuasai, mereka mengatur dirinya sendiri dan mempertahankan komitmen yang kuat. Dalam menghadapi kegagalan
mereka meningkatkan berbagai usaha dan dengan cepat memulihkan kepercayaan dirinya setelah kegagalan. Hal ini menghasilkan prestasi pribadi, mengurangi
stres, dan menurunkan kerentanan terhadap depresi Sturt, Hearnshaw Wakelin, 2010.
Peneliti berasumsi bahwa tingkat efikasi diri yang tinggi pada respoden menunjukkan bahwa responden telah memiliki keyakinan diri yang tinggi dan
mampu berpartisipasi aktif dalam melakukan manajemen diri diabetes secara maksimal. Pada responden yang memiliki tingkat efikasi diri sedang menunjukkan
bahwa dirinya masih belum cukup yakin untuk melakukan manajemen diri dengan
Universitas Sumatera Utara
maksimal, pasien dapat melakukan perilaku manajemen diri diabetesnya, akan tetapi memiliki risiko mengalami komplikasi akut.
Sebaliknya, orang-orang yang meragukan kemampuanya sendiri akan menghindari tugas-tugas sulit, memiliki aspirasi yang rendah dan komitmen yang
lemah terhadap tujuan yang mereka pilih. Ketika dihadapkan dengan tugas-tugas yang sulit, mereka memikirkan kekurangan pribadi dan melemahkan upayanya
dalam menghadapi tantangan Sturt, Hearnshaw Wakelin, 2010. Individu dengan persepsi efikasi diri yang rendah akan rentan terhadap stres dan depresi
Bandura, 1994. Peneliti berasumsi bahwa pada responden yang memiliki tingkat efikasi diri yang lebih rendah, akan menurunkan rasa percaya diri dan
menurunkan motivasi, sehingga berisiko terjadinya depresi. Jika tingkat efikasi diri ini terus menurun, maka dapat menyebabkan ketidakpatuhan pasien dalam
melakukan manajemen diri diabetes dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi diabetes baik akut maupun kronik.
Pada hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hal ini disebabkan karena beberapa peneliti memberikan
interpretasi yang berbeda terhadap tingkat efikasi diri. Selain itu, hal ini dapat disebabkan karena efikasi diri seseorang dapat berubah dari waktu ke waktu,
sehingga masing-masing pasien memiliki tingkat efikasi diri yang berbeda-beda. Meskipun menunjukkan interpretasi yang berbeda, namun hasil penelitian ini
dapat menambah variasi, sehingga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Manajemen Diri pada Pasien Diabetes Tipe 2