Bagi Pendidikan Keperawatan Bagi Pelayanan Keperawatan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan manajemen diri r=0,412, p0,05, semakin tinggi tingkat efikasi diri pasien maka semakin baik perilaku manajemen diri diabetesnya. Berdasarkan hasil uji multivariat diantara empat variabel independen yaitu efikasi diri, pendidikan, pekerjaan, dan pendidikan kesehatan tentang diabetes diketahui bahwa efikasi diri merupakan variabel prediktor yang memiliki hubungan paling kuat dengan manajemen diri =0,402, p0,05, dan pendidikan kesehatan tentang diabetes juga merupakan variabel prediktor yang berhubungan secara signifikan dengan manajemen diri =-0,308, p0,05.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka rekomendasi yang dapat diberikan sebagai berikut:

6.2.1. Bagi Pendidikan Keperawatan

1 Pada institusi pendidikan keperawatan khususnya dosen pendidik diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi mahasiswa calon perawat tentang pentingnya peran perawat dalam penatalaksanaan diabetes tipe 2 baik dari aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, serta memahami Universitas Sumatera Utara konsep efikasi diri dan manajemen diri pada pasien diabetes tipe 2, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien diabetes tipe 2 yang lebih holistik, 2 Pada institusi pendidikan keperawatan juga diharapkan dapat meningkatkan sumber daya tenaga pengajar yang memiliki spesialisasi di bidang keperawatan endokrinologi khususnya diabetes, sehingga dapat meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi baik dari aspek pendidikanpengajaran, pengabdian kepada masyarakat, dan penelitian, khususnya yang terkait dengan efikasi diri dan manajemen diri pada pasien diabetes tipe 2.

6.2.2. Bagi Pelayanan Keperawatan

1 Pada instansi pelayanan keperawatan baik rumah sakit maupun puskesmas, khususnya instansi rumah sakit tempat penelitian diharapkan dapat memberikan pelatihan khusus pada calon perawat edukator terkait diabetes, dan membentuk sebuah tim edukasi kesehatan dan konsultan khusus diabetes yang terdiri dari berbagai disiplin baik dokter, perawat, ahli gizi, ahli fisioterapi, dan tenaga relawan, yang masing-masing anggota tim memiliki peran dan fungsi sesuai keahliannya yang dibutuhkan oleh pasien diabetes, serta bekerjasama dengan perawat puskesmas atau komunitas untuk melanjutkan program penatalaksanaan pada pasien diabetes tipe 2 di rumah, 2 Perawat yang berada di Poliklinik Endokrin diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam melakukan asuhan keperawatan Universitas Sumatera Utara serta mampu melaksanakan peran dan fungsinya sebagai care giver, facilitator , maupun educator, khususnya pada pasien diabetes tipe 2, 3 Perawat yang berada di puskesmas atau komunitas diharapkan dapat membentuk dan memandu kelompok belajar khusus diabetisi peer group dan melibatkan pasien dan keluarga pasien dalam kelompok pendukung support group, serta memfasilitasi pasien untuk berdiskusi serta bertukar pengalaman dan informasi terkait dengan perawatan diabetes secara mandiri yang bertujuan untuk meningkatkan efikasi diri dan manajemen diri pada pasien diabetes tipe 2, 4 Perawat yang berada di puskesmas atau komunitas juga diharapkan dapat melakukan keluarga binaan untuk memberikan edukasi, dan melakukan home visite ataupun home care secara rutin dan berkala pada pasien dan keluarganya dengan menggunakan media edukasi yang dibuat oleh tim terpadu, agar dapat menumbuhkan dan menciptakan pola hidup sehat, sehingga dapat mencegah dan meminimalkan angka kejadian diabetes tipe 2 yang dimulai dari keluarga yang berisiko tinggi.

6.2.3. Bagi Penelitian Keperawatan