menunjukkan bahwa pasien memiliki keyakinan diri terhadap kemampuannya dalam melakukan perawatan dirinya. Oleh karena itu, landasan teori ini digunakan
sebagai kerangka berfikir dalam memahami efikasi diri pasien terhadap kemampuannya untuk mengontrol penyakit diabetesnya dan melakukan aktivitas
perawatan dirinya.
2.5. Kerangka Teori
Gambar 2.2. Kerangka teori Sumber : ADA, 2014; PERKENI, 2011; Permana, 2009; Bandura, 1994; Orem,
1991; Toobert et al., 2000.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. di atas menjelaskan bahwa diabetes merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia, yang dapat
disebabkan oleh faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Penatalaksanaan pasien secara tepat dapat mencegah terjadinya
komplikasi diabetes akibat hiperglikemia yang tidak terkontrol. Tugas utama pasien diabetes untuk mencegah komplikasi tersebut adalah menerapkan
manajemen diri diabetes dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pengaturan makanan, olah raga teratur, minum obat secara teratur, memonitor gula darah
secara mandiri, serta melakukan perawatan kaki. Dan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan manajemen diri diabetes adalah efikasi diri
pasien terhadap kemampuannya untuk melakukan aktivitas perawatan dirinya sehari-hari, dan dari waktu ke waktu. Dengan efikasi diri yang tinggi diharapkan
dapat meningkatkan perilaku manajemen diri yang baik, sehingga dapat mencapai hasil akhir yang maksimal, baik dalam mengontrol status glikemik dan mencegah
serta meminimalkan terjadinya komplikasi akibat diabetes. Dalam penelitian ini, teori self-care dari Dorothea E. Orem 1991 dan
teori self-efficacy dari Albert Bandura 1994 digunakan oleh peneliti sebagai kerangka berfikir untuk memahami konsep perawatan diri yang harus dilakukan
pasien secara mandiri. Teori self-care dari Orem terdiri dari; self-care, self-care agency, therapeutic self-care demand,
dan self-care requisites. Terkait dengan teori self-care, bahwa pasien diabetes tipe 2 harus melaksanakan aktivitas
perawatan diri secara mandiri untuk mempertahankan kesehatannya; terkait dengan teori self-care agency, bahwa untuk melakukan manajemen diri diabetes
Universitas Sumatera Utara
maka pasien harus memiliki kemampuan atau kekuatan, hal ini juga dapat meningkatkan efikasi dirinya; terkait dengan teori therapeutic self-care demand,
bahwa pasien diabetes harus melakukan semua tindakan perawatan diri diabetes yang terdiri dari pengaturan makan, latihan fisik, minum obat, pemantauan gula
darah, dan perawatan kaki; dan terkait dengan teori self-care requisites, bahwa tujuan yang dapat dicapai dari perawatan dirinya yaitu mencegah dan
meminimalkan komplikasi, status glikemik terkontrol, serta peningkatan kualitas hidup.
2.6. Kerangka Konsep Penelitian