Teknologi internetpun ikut berperan dalam menciptakan e-learning yang memudahkan peserta didik dalam pendidikan jarak jauh, pengiriman
tugas, diskusi, dan penilaian tugas peserta didik. Dengan guru menguasai teknologi informasi maka guru dapat
mempermudah untuk melakukan pengajaran dan penilaian terhadap peserta didik. Selain itu guru juga mampu untuk mengimplementasikan
Kurikulum 2013 Edisi Revisi dengan baik dan tepat. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
seseorang dalam mengakses teknologi informasi dapat mempengaruhi pemahaman guru dalam memperoleh informasi dari teknologi yang
semakin berkembang di zaman yang semakin modern ini. Semakin tinggi tingkat kemampuan teknologi informasi guru, maka semakin tinggi pula
tingkat pemahaman guru tentang standar penilaian. Dengan demikian dapat dilihat semakin tinggi tingkat kemampuan guru dalam memahami
teknologi informasi, maka semakin tinggi kemampuan guru untuk mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan. Sebaliknya semakin rendah tingkat kemampuan guru dalam mamahami teknologi informasi, semakin rendah
kemampuan guru untuk mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
4. Pengalaman Pendidikan dan Pelatihan Diklat
Pengalaman adalah apa yang sudah dialami dalam kurun waktu yang lama. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan hasil tahu
ini kemudian disebut pengetahuan. Dalam dunia kerja istilah pengalaman juga digunakan untuk merujuk pada pengetahuan dan ketrampilan
tentang sesuatu yang diperoleh lewat keterlibatan atau berkaitan dengannya selama periode tertentu.
Menurut Prof. Dr. M.J. Langeveld pendidikan ditafsirkan sebagai bimbingan kepada anak untuk mencapai kedewasaan, yang kelaknya
anak itu mampu berdiri sendiri dan mnegejar cita-cita. Pendidikan senantiasa merupakan proses refleksi dari situasi obyektif serta sarat
sejarah yang konkrit pada waktu itu. Dalam GBHN dikatakan bahwa pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan dalam dalam dan luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri
Sipil, pendidikan dan pelatihan adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil.
Pendidikan dan pelatihan Basri, 2015: 34-36 saat ini merupakan suatu keharusan dilakukan oleh suatu organisasi dan tidak dapat
diabaikan karena hal ini dapat dipandang sebagai penanaman modal investasi.
Pendidikan dan pelatihan yang terencana secara teratur menurut Tjiptoherijanto
1989, dapat
meningkatkan kemampuan
dan keterampilan kerja yang sekaligus mengarah pada peningkatan
produktivitas kerja. Dalam istilah lain dapat dikatakan bahwa tingkat penghasilan seseorang meningkat dengan bertambahnya tingkatan
pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu, sangat masuk akal apabila pendidikan dan pelatihan
harus diperhatikan secara serius dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
a. Diklat sebagai Penyempurnaan
Keluaran pendidikan normal pada umumnya masih dalam keadaan siap latih. Terlebih lagi karena pendidikan di Indonesia masih bersifat
massal karena mengutamakan pemerataan. Mereka belum siap dan mampu untuk memegang jabatan tertentu. Oleh karena itu, sumber
daya manusia ini masih harus disempurnakan dalam satu diklat terprogram.
b. Diklat sebagai Pelayanan Kemajuan IPTEK
Ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dihindari lagi sehingga apa yang dipelajar di bangku sekolah tahun ini mungkin
telah berubah dan diperbaiki.Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Chandler
Nurtain, 1983:85: “...Tiap tahun ilmuwan menemukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
fakta-fakta baru dan menyusun kembali yang lama sehingga mengubah bahan-bahan pelajaran di semua bidang. Karena pesatnya
perkembangan IPTEK itu, karyawan suatu organisasi perlu ditingkatkan kemampuanya untuk melayani kemampuan IPTEK.”
c. Diklat sebagai Wahana Promosi
Organisasi selalu ditingkatkan mutu pelayanannya pada setiap tingkatan jabatan yang ada dalam organisasi itu. Semakin tinggi
jabatan, semakin dibutuhkan orang berkualitas. Peningkatan kualitas karyawan pada umumnya diperoleh melalui pendidikan dan latihan
yang direncanakan secara sistematis. d.
Diklat sebagai Pemenuh Aspirasi Masyarakat Mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat sangat mendesak
dikarenakan masyarakat dalam era informasi dan komunikasi bersedia membayar mahal asal urusan mereka dapat diselesaikan dengan cepat.
Ramainya toko-toko swalayan, semakin tinggi minat masyarakat untuk membuka rekeningnya melalu ATM merupakan contoh bahwa
setiap orang ingin mendapat pelayanan yang cepat dan unggul ini hanya mungkin dilayani oleh karyawa yang mampu dan terampil
melalui pendidikan dan pelatihan. e.
Diklat sebagai Pemasuk Ide Inovatif Mustahil pembaharuan dilaksanakan dalam kegiatan rutin. Hal ini
karena kegiatan rutin menimbulkan kejenuhan yang menghalangi kemajuan lembaga atau organisasi. Oleh kakrena itu, diperlukan