Standar Penilaian Pendidikan tidak baik, dan ada 0 guru 0 memiliki persepsi bahwa kemampuan mengimplementasikan Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan sangat tidak baik.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan menurut guru SMK Negeri Se-Kota Yogyakarta cenderung sangat baik dan baik sehingga perlu untuk
dipertahankan. Berdasarkan perhitungan SPSS didapatkan nilai-nilai statistik
seperti nampak pada tabel berikut:
Tabel 4.8. Nilai-Nilai Statistika Implementasi Standar Penilaian
Nilai Statistik Skor
Mean 62,29
Median 60,00
Mode 57
Std. Deviation 7,061
Minimum 49
Maximum 76
Berdasarkan tabel diatas nilai-nilai statistika pada tabel 4.8 yaitu mean dengan skor 62,29 masuk dalam kategori baik, standar deviasi
sebesar 7,061, median dengan skor 60,00 masuk dalam kategori baik, dan mode dengan skor 57 masuk dalam kategori baik. Dengan demikian nilai-
nilai statistika implementasi standar penilaian berdasarkan Kurikulum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2013 Edisi Revisi masuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 40,6 yaitu pada rentang skor 57 - 64 Bab 3.
b. Kemampuan Teknologi InformasiTI
Untuk mengetahui kecenderungan kemampuan TI guru membuat lima kategori kecenderungan variabel kemampuan TI, kategori
tersebut diperoleh setiap guru berdasarkan jumlah skor dari pernyataan dengan empat opsi jawaban kuesioner yang dipilih guru, di
mana skor terendah adalah 10 dan skor tertinggi adalah 40. Penentuan skor untuk pernyataan positif yaitu; sangat setuju 4, setuju 3, tidak
setuju 2, sangat tidak setuju 1, dan sebaliknya untuk pernyataan negatif yaitu; sangat tidak setuju 4, tidak setuju 3, setuju 2, sangat
setuju 1. Selanjutnya, peneliti menginterpretasikan skor kemampuan TI guru yang tersaji pada tabel berikut:
Tabel 4.9. Deskripsi Kemampuan TI Menurut Guru
Kategori Interval
Frekuensi Persentase
Sangat Mampu ≥ 34
42 21,9
Mampu 30 - 33
70 36,5
Cukup 27 - 29
45 23,4
Tidak Mampu 24 - 26
25 13,0
Sangat Tidak Mampu ≤ 23
10 5,2
Total 192
100
Pada tabel 4.9 diketahui bahwa dari 192 responden SMK Negeri Se- Kota Yogyakarta terdapat 42 guru 21,9 memiliki persepsi
kemampuan TI guru adalah sangat mampu, 70 guru 36,5 memiliki persepsi bahwa kemampuan TI guru adalah mampu, 45 guru 23,4
memiliki persepsi bahwa kemampuan TI guru adalah cukup, 25 guru 13,0 memiliki persepsi bahwa kemampuan TI guru adalah tidak
mampu, dan 10 guru 5,2 memiliki persepsi bahwa kemampuan TI adalah sangat tidak mampu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan TI menurut guru SMK Negeri Se-Kota Yogyakarta cenderung sangat mampu dan
mampu sehingga perlu untuk dipertahankan dalam pengembangan dan pemanfaatan
TI untuk
menunjang kemampuan
guru mengimplementasikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan. Berdasarkan perhitungan SPSS didapatkan nilai-nilai statistik
seperti nampak pada tabel berikut:
Tabel 4.10. Nilai-Nilai Statistika Implementasi Kemampuan TI
Nilai Statistik Skor
Mean 30,34
Median 30,00
Mode 30
Std. Deviation 4,147
Minimum 15
Maximum 40
Berdasarkan tabel diatas nilai-nilai statistika pada tabel 4.10 yaitu mean dengan skor 30,34 masuk dalam kategori mampu, standar deviasi
sebesar 4,147, median dengan skor 30,00 masuk dalam kategori mampu, dan mode dengan skor 30 masuk dalam kategori mampu. Dengan
demikian nilai-nilai statistika implementasi kemampuan TI berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi masuk dalam kategori mampu dengan
persentase sebesar 36,5 yaitu pada rentang skor 30 - 33 Bab 3.
c. Berdasarkan Frekuensi Mengakses Internet
Data responden guru berdasarkan frekuensi mengakses internet dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11. Data Responden Guru Berdasarkan Frekuensi Mengakses Internet
Dari tabel 4.11 dapat dilihat jumlah responden guru berdasarkan frekuensi mengakses internet, dimana dari 192 guru ada 4 guru atau 2,1
berada pada frekuensi sangat sering dalam mengakses internet, 12 guru atau 6,3 berada pada frekuensi sering dalam mengakses internet, 13 guru
atau 6,8 berada pada frekuensi cukup dalam mengakses internet, 23 guru atau 12,0 berada pada frekuensi tidak sering dalam mengakses internet,
dan 140 guru atau 72,9 berada pada frekuensi sangat tidak sering dalam mengakses internet. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
guru rata-rata frekuensi mengakses internet guru adalah sangat tidak sering dibawah 19jamminggu.
Kategori Interval
Frekuensi Persentase
Sangat Sering ≥ 33
4 2,1
Sering 27 - 32
12 6,3
Cukup 23 - 26
13 6,8
Tidak Sering 20 - 22
23 12,0
Sangat Tidak Sering ≤ 19
140 72,9
Total 192
100