340 Sistem Pengendalian
ditekan, kontak NC yang disambung seri pada K1 akan lepas. Pengendali motor ini diproteksi pengaman arus hubung singkat F9 dan pengaman arus lebih TOR F1.
Gambar 4.75 Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor putar kanan-kiri
4.3.5.4 Pengendali Starter Motor Dengan Pengasutan Y – ¨
Pada motor-motor yang berdaya besar khususnya lebih besar dari 4kVA, untuk mengurangi kejutan pada saat start, salah satu peredamnya dengan menggunakan
kendali Y – ǻ. Saklar magnit k1M berfungsi untuk menghubungkan L1 – V ; L2 – V ;
L3 – W, dengan kondisi putaran motor ke kanan jika k2M k3M bekerja atau menghubungkan L1 – V1 ; L2 – V1 ; L3 – W3 dengan kondisi putar motor ke kiri
jika k2M k3M bekerja. K1M dikopel dengan timer K1T yang bias diset satuan waktu missal 7 detik. Saklar magnit k2M berfungsi untuk hubung bintang Y yaitu
menghubungkan U2 – V2 – V3 sebagai titik bintang. Sedangkan k2M berfungsi untuk menghubungkan U2 – W1 ; V2 – U1 ; dan W2 – V1.
Saat S1 ditekan, maka yang bekerja k1M dan k3M hubung Y dan lampu tanda H1 menyala. Setelah 7 detik k1T bekerja sehingga k2M bekerja hubung
ǻ dan k3M lepas karena kontak NC k1T setelah 7 detik lepas dan memutus rangkaian k3M.
Untuk mengantisipasi agar k2M dan k3M tidak bekerja bersamaan, maka di kontak NC k3M dirangkaikan seri k2M dan kontak NC k2M dirangkaikan seri dengan k3M.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sistem Pengendalian 341
Gambar 4.76 Diagram kontrol dan diagram daya pengendali starter motor dengan pengasutan Y –
¨
4.3.5.5 Pengendali Starter Motor Rotor Lilit Dengan Pengasutan Resistor
Untuk mengendalikannya diperlukan 4 buah saklar magnit. Saklar magnit K1M berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke belitan stator yaitu L1 – U ; L2 – V ; L3
– W. Dalam gambar ini resistor yang digunakan ada 4 tahap. Saklar magnit k2Mk3Mk4M masing-masing berfungsi untuk mengatur arus rotor dari k1M secara
bertahap. Pengaturan kontaknya masing-masing dengan timer yaitu kerja k4M diatur oleh
timer k1T, saklar magnit k3M oleh oleh k4T dan saklar magnit k2M diatur oleh k3T. jika masing-masing timer diatur bekerja dengan tanda waktu 7 detik, maka setelah
S1 ditekan posisi on motor langsung bekerja dengan putaran lambat dan ada arus minimum pada rotor k1M.
Setelah 7 detik, saklar magnit k4M bekerja karena kontak NO k1T sambung. Demikian seterusnya setelah 7 detik, k3M bekerja setelah kontak NO k4T sambung,
k2M bekerja setelah kontak NO k3T sambung. Saat yang terakhir ini kondisi arus rotor dalam keadaan hubung singkat dan motor bekerja normal.
Motor ini dapat berhenti secara otomatis bila terjadi arus lebih akibat kerja dari TOR atau terjadi hubung singkat, sehingga sekering F7 putus. Untuk menghentikan
secara manual dengan menekan tombol SO.
Di unduh dari : Bukupaket.com
342 Sistem Pengendalian
Gambar 4.77 Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali starter motor rotor lilit dengan pengasutan
resistor
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sistem Pengendalian 343
4.4 Elektro Pneumatik
4.4.1 Pendahuluan
Pneumatik mempunyai peranan yang penting dalam industri modern, penggu-
naannya meningkat seiring dengan per- kembangan teknologi di dunia industry,
khususnya di bidang teknologi kontrol instrument. Kata “PNEUMA” berasal
dari bahasa Yunani kuno, yang berarti nafas atau angin. Istilah pneumatik
berarti ilmu mengenai gerakan udara dan gejala-gejalanya dan elektro
pneumatik merupakan gabungan fungsi antara gerakan udara dan aliran listrik.
Modul ini memuat simbol-simbol pneumatik dasar dan metode yang
sistematis untuk membuat rangkaian- rangkaian circuit dengan maksud
untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari pemakaiannya di industri.
4.4.2 Simbol-Simbol
4.4.2.1 Bagian Pensuplai
x Kompresor
Simbol :
Fungsi: Fungsi kompresor adalah untuk mensuplai udara
bertekanan ke sistem kontrol pneumatik.
4.4.2.2 Bagian Aktuator Penggerak
x Aktuator Linier
1. Silinder Fungsi: Untuk mengubah tekanan
udara menjadi gerakan translasi dari batang piston.
Jenis Silinder a. Single Acting Cylinder SAC
Gerakan keluar dari batang piston dilakukan oleh udara
bertekanan, sedangkan gera- kan balik dilakukan oleh pegas.
b. Double Acting Cylinder DAC Gerakan keluar maupun gera-
kan balik dari batang piston dilakukan oleh udara berteka-
nan.
Simbol: Single Acting Cylinder SAC
Prinsip kerja: Pada kondisi normal posisi silin-
der seperti pada gambar di ba- wah ini, yaitu batang piston se-
lalu berada pada posisi “0” karena adanya gaya dorong
dari pegas.
Apabila udara bertekanan dima- sukkan ke lubang P maka gaya
tekan udara akan mengalahkan gaya dorong pegas sehingga
P 0 1
P 0 1
Di unduh dari : Bukupaket.com