mereka  tidak  akan  menduga-duga  mengenai  produk  dan  mempengaruhi kepuasannya  Rao  dan  Monroe  dalam  Lee,  2014.  Hal  ini  sesuai  dengan  asumsi
dasar  teori  product  knowledge  yang  menyatakan  bahwa  product  knowledge berperan  penting  dalam  perilaku  konsumen,  karena  akan  mempengaruhi
konsumen dalam bersikap terutama pada usaha mencari informasi. Product  knowledge
erat  hubungannya  dengan  informasi  yang  dimiliki konsumen terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Dalam memilih produk
atau  jasa  konsumen  biasanya  mencari  informasi  tentang  produk  atau  jasa  dan pengalaman  sebelumnya  menggunakan  produk  atau  jasa  yang  hampir  serupa,
setelah  itu  mereka  akan  membuat  keputusan  berdasarkan  pertimbangan  tersebut Brucks dalam  Lee, 2014. Konsumen satu berbeda dengan konsumen yang lain,
mereka  juga  memiliki  perbedaan  pengetahuan  terkait  produk  atau  jasa  yang nantinya  akan  mempengaruhi  kepuasan  Lee,  2014.  Scribner  dan  Weun  dalam
Lee 2014 menegaskan banyaknya pengetahuan yang dimiliki konsumen tentang produk atau jasa akan mempengaruhi proses persepsi mereka yang terbentuk dari
sikap, hal ini akan mempengaruhi respon mereka tehadap kepuasan. Menurut  Peter  dan  Olson  dalam  Syamsu  dan  Sanaji,  2014  konsumen
memiliki  tingkat  pengetahuan  produk  yang  berbeda.  Untuk  produk  Speedy  Pre Wired,  jenis  pengetahuan  produk  yang  disampaikan  kepada  konsumen  telepon
rumah  oleh  pihak  Telkom  adalah  pengetahuan  tentang  manfaat  produk  seperti konsumen  tidak  perlu  pergi  ke  warnet  apabila  membutuhkan  koneksi  internet
karena  konsumen  dapat  menggunakan  layanan  speedy  Pre  Wired  Syamsu  dan
Sanaji  2014.  Begitu  pula  dengan  BPJS  kesehatan,  jenis  pengetahuan  yang disampaikan  kepada  konsumennya  adalah  pengetahuan  tentang  manfaat  produk
seperti  konsumen  tidak  perlu  mengkhawatirkan  biaya  berobat  apabila  sakit, karena  dengan  BPJS  kesehatan  semua  biaya  pengobatan  telah  ditanggung  oleh
pemerintah  bagi  konsumen  yang  mendapatkan  bantuan  pemerintah  dan ditanggung pribadi berdasarkan premi yang dibayarkan setiap bulannya.
Beberapa penelitian terdahulu  yang telah dilakukan menunjukkan adanya hubungan antara product knowledge dengan kepuasan konsumen. Penelitian yang
dilakukan oleh Kussujaniatun dan Wisnalmawati 2011 pada 100 pemilik mobil Toyota  menunjukkan  adanya  hubungan  positif  product  knowledge  dan  kepuasan
konsumen.  Konsumen  pemilik  mobil  Toyota  yang  memiliki  product  knowledge yang tinggi ditemukan memiliki kepuasan yang tinggi. Penelitian yang dilakukan
An  Sheng  Lee  2014  pada  konsumen  furniture  discount  di  Taiwan    juga menunjukkan  hal  yang  sama  yakni  adanya  hubungan  positif  antara  furniture
product  knowledge dan  kepuasan  konsumen.  Berdasarkan  hasil  penelitian  yang
dilakukan,  peneliti  tertarik  untuk  melakukan  penelitian  penelitian  mengenai hubungan  product  knowledge  dan  kepuasan  konsumen  BPJS  Kesehatan.  Hal
tersebut dikarenakan sedikitnya penelitian yang dilakukan di bidang jasa. Peneliti tertarik untuk menelitinya dengan latar belakang masalah BPJS Kesehatan karena
selama  ini  penelitian  mengenai  product  knowledge  jarang  menyoroti  mengenai jasa.
Berdasarkan  uraian  tersebut,  penelitian  ini  selanjutnya  akan  melihat hubungan  antara  hubungan  product  knowledge  dan  kepuasan  konsumen  BPJS
Kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara product knowledge
dengan kepuasan konsumen BPJS Kesehatan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  untuk  mengetahui  hubungan  antara  product knowledge
dengan kepuasan konsumen BPJS Kesehatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menambah  pengetahuan  pada kajian  ilmu  Psikologi  Industri  dan  Organisasi  terlebih  psikologi  konsumen
mengenai  kepuasan  konsumen  BPJS  Kesehatan  dan  hubungannya  dengan product knowledge.
2. Manfaat Praktis
a Konsumen BPJS Kesehatan
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  pengetahuan  bagi konsumen  BPJS  Kesehatan  mengenai  product  knowledge  yang  ada  pada
diri mereka dan tingkat kepuasan konsumen yang dirasakan.
b Pihak  BPJS Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi BPJS Kesehatan  mengenai  pandangan  konsumennya  terhadap  product
knowledge yang dimiliki dan tingkat  kepuasan konsumen  yang dirasakan
konsumennya.  Hal  tersebut  selanjutnya  diharapkan  dapat  menjadi masukan  bagi  pihak  BPJS  Kesehatan  dalam  melakukan  intervensi  untuk
meningkatkan kepuasan
konsumen BPJS
Kesehatan
10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Product knowledge
1. Pengertian
Product  knowledge dalam  bahasa  Indonesia  dapat  diartikan  sebagai
pengetahuan  yang  dimiliki  oleh  konsumen  mengenai  produk  atau  jasa  yang akan  atau  sudah  dikonsumsinya.  Pengetahuan  produk  adalah  kumpulan
berbagai  macam  informasi  mengenai  produk.  Pengetahuan  ini  meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut produk, atau fitur produk,
harga produk, dan kepercayaan mengenai produk Sumarwan, 2011. Peter dan Olson 2013 menyatakan bahwa product knowledge adalah seluruh informasi
yang  terkandung  dalam  suatu  produk  jasa  yang  diinterpretasikan  oleh konsumen.  Pengetahuan  produk  diperlukan  sebagai  dasar  suksesnya  suatu
produk atau jasa, sebab suatu pengetahuan akan membuat produk lebih realistis Kussujaniatun dan Wisnalmawati, 2011.
Product  knowledge merupakan  seluruh  cakupan  informasi  yang  akuran
dan  disimpan  di  dalam  memori  konsumen,  yang  nantinya  informasi  tersebut dapat  membantu  sebagai  bahan  petimbangan  dalam  menentukan  tindakan
selanjutnya  Sumarwan  dalam  Wahyuni  dan  Suparna,  2014.  Menurut  Hoyer dan Maclnnis  1997 pengetahuan produk bisa didapat  dari produk itu sendiri
ataupun  dari  pengalaman  penggunaan  produk,  seperti  periklanan,  interaksi dengan  tenaga  penjual,  informasi  dari  teman  atau  media,  pengambilan
keputusan  sebelumnya  atau  penggunaan  produk,  dan  ingatan  konsumen.  Rao dan  Monroe  dalam  Lee,  2014  berpendapat  bahwa  menjadi  kenal  atau  tahu
terhadap pentingnya informasi produk, konsumen memiliki product knowledge dan mereka sedikit menduga dan cenderung menggunakan kualitas dan fungsi
produk  dalam  menentukan  keputusan  pembelian.  Hanzaeee  dan  Khosrozadeh 2011 berpendapat bahwa product knowledge merupakan kesadaran atau level
pemahaman  konsumen  tentang  produk  tertentu  secara  spesifik.  Product knowledge
tercipta  dari  memori  atau  pengetahuan  yang  konsumen  tahu Brucks, 1985.
Berdasarkan  pendapat  para  ahli  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  product knowledge
adalah  pengetahuan  mengenai  produk  atau  jasa  yang  dimiliki konsumen,  yang  diinterpretasikan  oleh  konsumen  dan  digunakan  sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan tindakan selanjutnya.
2. Tingkat product knowledge
Konsumen  memiliki  tingkat  pengetahuan  produk  levels  of  product knowledge
berbeda  yang  digunakan  konsumen  untuk  menafsirkan  informasi baru dan membuat keputusan pembelian. Peter dan Olson 1999 menyebutkan
bahwa  konsumen  memiliki  tingkat  pengetahuan  produk  yang  berbeda.
Pengetahuan ini meliputi kelas produk product class, bentuk produk product form,
merek brand, dan model modelfeatures. Peter dan Olson 1999 membagi tingkatan produk menjadi 4, yakni:
a. Kelas  produk  product  class  adalah  tingkatan  pengetahuan  produk  yang
paling  luas  dan  terbuka  inklusif,  yang  meliputi  beberapa  bentuk,  merek atau model.
b. Bentuk  produk  product  form  adalah  ketegori  lebih  luas  yang  mencakup
beberapa  merek  sejenis  dalam  beberapa  hal.  Hal  dasar  kategori  bentuk produk adalah karakteristik atau ciri fisik merek-merek tersebut.
c. Merek brand, sebagian besar strategi pemasaran berfokus atau berorientasi
pada  merek,  dalam  arti  mereka  sengaja  membuat  konsumen  menyadari merek,  mengenalkan  mereka  pada  merek,  dan  memengaruhi  mereka  untuk
membelinya.  Sebagian  besar  penelitian  pemasaran  berfokus  pada pengetahuan dan kepercayaan konsumen mengenai merek.
d. Model modelfeatures adalah contoh spesifik sebuah merek yang memiliki
satu atau lebih fitur atau atribut unik.
3. Jenis-jenis product knowledge
Berikut ini jenis-jenis product knowledge  Peter dan Olson, 2013: a.
Atribut produk adalah segala aspek fisik dari suatu produk jasa yang dapat dilihat  atau  dirasakan. Dalam  halnya  dengan  jasa,  atribut  dapat  dilihat
misalnya dari reputasi dan harga yang harus dibayar untuk memperoleh jasa.
b. Manfaat  fisik  adalah  hasil  nyata  akibat  penggunaan  produk  yang  dialami
konsumen  secara  langsung,  yang  termasuk  dalam  aspek  ini  contohnya adalah  ketika  seseorang  merasakan  pengalaman  menyenangkan  ketika
menikmati  suatu  pertunjukan,  mendapatkan  kembali  kesegaran  tubuh setelah meminum kopi atau teh.
c. Manfaat  psikososial  adalah  hasil  psikologis  dan  sosial  dari  penggunaan
produk atau jasa. Manfaat psikososial bersifat internal dan personal, seperti hal  yang  dirasakan  dengan  menggunakan  produk  atau  jasa  yang
bersangkutan,  sebagian  besar  konsekuensi  psikososial  memiliki  kualitas afektif.
d. Nilai merupakan tujuan hidup secara luas. Nilai sering kali dikaitkan dengan
tujuan  dan  kebutuhan,  nilai  merupakan  perasaan  internal  yang  tidak  dapat diwujudkan dan subjektif.
4. Pengukuran product knowledge
Brucks  1985  menjelaskan  bahwa  Objective  Knowledge  merupakan pengetahuan  sebenarnya  yang  memiliki  5  area  pengetahuan  yang  digunakan
untuk mengukur product knowledge, antara lain: a.
Terminology yakni definisi mengenai produk atau jasa. b.
Available Attributes merupakan atribut umum produk atau jasa.