Tabel 8 Blue Print skala kepuasan konsumen setelah Pengguguran Manual
Aspek Favorable
Unfavorable Jumlah
Reliability 8 31, 35, 46,
49 12 9, 28, 29,
32, 47, 48 20 10 item
Responsiveness 10 33, 34,
56, 58, 59 10 50, 53, 54,
55, 60 20 10 item
Assurance 12 3, 4, 10,
25, 38, 57 8 1, 12, 26,
37 20 10 item
Emphaty 10 13, 14,
17, 18, 22 10 15, 16,
19, 20, 45 20 10 item
Tangibles 10 23, 24,
36, 39, 51 10 21, 40,
41, 44, 52 20 10 item
TOTAL 50 25 item 50 25 item 100 50 item
Setelah dilakukan pengguguran manual, peneliti mendapatkan 50 item dari 54 item yang sebelumnya lolos seleksi item dengan kualitas yang
baik. Setelah dilakukan pengguguran manual didapatkan kisaran koefisien korelasi item total menjadi r
ix
= 0,387 sampai 0,806. Jumlah keseluruhan item yang dipakai peneliti untuk skala kepuasan konsumen pada penelitian
ini adalah 50 item.
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan pengukuran tanpa menghiraukan atribut apa yang diukur Nunnally dalam Supratiknya, 2014. Peneliti menggunakan
estimasi reliabilitas internal yang didasarkan pada hubungan antar skor pada masing-masing item atau antar skor pada kelompok-kelompok item dalam tes,
yang datanya diperoleh dari satu kali pengadministrasian tes pada sekelompok subjek Supratiknya, 2014. Metode yang digunakan adalah metode berbasis
kovarians item, yaitu Alpha Cronbach yang akan dibantu dengan bantuan program IBM SPSS versi 21. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien r
xx’
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi
koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin
rendah reliabilitas Azwar, 2007. Pada penelitian ini, koefisien reliabilitas dari tes product knowledge
adalah 0, 833, sedangkan koefisien reliabilitas skala kepuasan konsumen adalah 0, 963.
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya asumsi korelasional yang digunakan untuk uji hipotesis. Untuk itu dilakukan dua
macam uji asumsi, yaitu normalitas sebaran data dan linearitas hubungan antar variabel. Uji normalitas dan uji linearitas mengacu pada Santoso 2010,
yaitu: a.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal
dari populasi yang sebarannya normal. Uji normalitas dilakukan dengan
teknik Kolmogorov-Smirnov menggunakan program IBM SPSS versi 21. Data tergolong normal apabila memenuhi syarat p 0,05. Data dengan
nilai p 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dengan data normal. Sebaliknya, apabila data memiliki nilai p
0,05 menunjukkan bahwa data tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan data yang normal. Hal ini berarti sebaran datanya
normal. b.
Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel
yang diteliti, apakah kedua variabel tersebut linear atau tidak. Untuk menguji linearitas digunakan alat bantu berupa IBM SPSS versi 21. Data
tergolong linear apabila memenuhi syarat p 0, 05.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasi yang terdapat dalam SPSS. Uji hipotesis akan dilakukan dengan
menggunakan korelasi Product Moment Pearson untuk menguji hipotesis yang telah dijabarkan terkait hubungan antara variabel product knowledge
dengan kepuasan konsumen apabila data yang dihasilkan normal. Jika data yang dihasilkan tidak normal, maka uji hipotesis akan dilakukan
menggunakan Spearman Rho karena teknik tersebut tidak mensyaratkan
normalitas data Santoso, 2010. Pengolahan data akan dibantu menggunakan IBM SPSS versi 21.
Kategorisasi koefisien korelasi yang digunakan menurut Sarwono 2006 adalah :
Tabel 9 Kategorisasi perhitungan korelasi
Rentang Nilai Kategori
0,20 Hubungan dapat dianggap tidak ada
0,20-0,40 Hubungan ada tetapi rendah
0,40-0,70 Hubungan cukup
0,70-0,90 Hubungan tinggi
0,90-1,00 Hubungan sangat tinggi
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyebarkan surat permohonan ijin ke beberapa rumah sakit yang ada di Klaten, namun hanya Balai Kesehatan Paru
Masyarakat BKPM Klaten yang memberikan ijin penelitian pada peneliti. Selanjutnya peneliti menemui Kepala Balai Kesehatan Paru BKPM Klaten
untuk meminta ijin secara langsung. Setelah mendapatkan ijin, peneliti menemui Kepala bagian tata usaha BKPM untuk menyusun waktu pengambilan data. Pihak
BKPM Klaten memberikan ijin dua kali pengambilan data dalam waktu berbeda. Pertama untuk try out dan yang kedua untuk pengambilan data sesungguhnya.
Berkaitan dengan ijin yang diberikan untuk pengambilan data hanya dua kali maka dari itu peneliti tidak bisa melakukan try out ulang pada tes product
knowledge yang memiliki korelasi item total
≤ 0,30. Hal tersebut mengakibatkan item-item pada tes product knowledge gugur lebih dari 50. Selain itu,
berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan Prof. Dr. Agustinus Supratiknya tes product knowledge
yang memiliki korelasi item total ≤ 0,30 tetap boleh
diloloskan asalkan tidak memiliki korelasi item total ≤ -0,01.
Peneliti melakukan pengambilan data secara langsung dibantu salah satu pegawai BKPM Klaten bagian pendaftaran pasien BPJS Kesehatan. Pasien yang
mendaftar berobat diberikan 1 eksemplar booklet penelitian beserta pulpen untuk mengerjakannya, apabila ada pertanyaan atau sudah selesai mengerjakan, subjek
dapat mengajukan pertanyaan atau memberikan booklet penelitian pada peneliti yang sudah menunggu di meja informasi. Pengambilan data dilakukan pada
tanggal 20 Oktober 2015 hingga 22 Oktober 2015 mulai pukul 08.00-12.00 WIB bertempat di BKPM Klaten. Peneliti penyebarkan 125 eksemplar kepada pasien
BPJS Kesehatan yang berobat di BKPM Klaten. Setelah dilakukan pengolahan data, 8 eksemplar dinyatakan gugur karena data demografi tidak terisi lengkap,
sehingga hanya 117 eksemplar yang dapat digunakan.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 117 orang yang terdaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan baik PBI maupun non-PBI. Subjek dalam penelitian ini
terdiri dari laki-laki dan perempuan, berada pada rentang usia 18-60 tahun. Subjek penelitian juga memiliki frekuensi berobat menggunakan BPJS Kesehatan, jadi
peneliti tidak akan membagi skala pada subjek yang belum pernah menggunakan BPJS Kesehatan untu berobat.