Sejarah dan Perkembangan Kebun Raya Bogor

BAB 4 GAMBARAN UMUM AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

4.1 Sejarah dan Perkembangan Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor adalah sebuah kebun botani besar tertua di Asia dan memiliki keindahan tersendiri yang terletak di Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Penggagas Kebun Raya Bogor berasal dari Jerman yaitu Prof. Dr. Caspar George Carl Reinwardt. Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk mendirikan Kebun Botani kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda yaitu Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen pada tanggal 15 April 1817. Reinwardt tertarik meneliti berbagai macam tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Sehingga, ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman yang ditelitinya di sebuah kebun otani di Bogor. Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium dan dikenal sebagai seorang penidiri Herbarium Bogoriense. Pada masa itu Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan holtikultura di Indonesia, dan diperkirakan memiliki sekitar 900 tanaman hidup. Kemudian, pada tanggal 18 Mei 1817 Kebun Raya Bogor pun diresmikan dengan nama s’Lands Plantentuin te Buitenzorg. Tahun 1949, s’Lands Plantentuin te Buitenzorg berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam JPA, kemudian menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam LPPA yang dipimpin dan dikelola oleh Prof. Ir Koestono Setyodiwiryo, dan merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai pimpinan lembaga penelitian bertaraf internasional. Dalam perkembangan koleksi tanaman sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia, Kebun Raya Bogor membentuk cabang di beberapa tempat yaitu: a. Kebun Raya Cibodas Bergtuin te Cibodas, Hortus, dan Laboratorium Cibodas di Jawa Barat, dengan luas 120 hektar yang didirikan oleh Teysman pada tahun 1866 untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim basah dan tanaman sub-tropis. Pada tahun 1891 kebun ini dilengkapi dengan laboratorium penelitian flora dan fauna. b. Kebun Raya Purwodadi Hortus Purwodadi di Jawa Timur, dengan luas 40 hektar yang didirikan oleh Van Stolen pada tahun 1941 untuk koleksi tanaman dataran rendah dan iklim kering daerah tropis. c. Kebun Raya ”Eka Karya” Bedugul-Bali, dengan luas 159,4 hektar yang didirikan oleh Prof. Ir. Koestono Setyodiwiryo untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim kering. Kebun Raya Bogor merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropis terlengkap di dunia, dibangun dengan konsep pertamanan yang indah. Luas KRB mencakup areal 87 hektar, jumlah koleksinya terakhir tercatat sekitar 15.000 jenis. Kebun Raya Bogor dilengkapi perpustakaan, bank biji, museum biji, pembibitan tanaman, rumah kaca, dan laboratorium. Kebun Raya Bogor juga meniliki banguan-banguan peninggalan masa lalu sebagai bukti sejarah, seperti kompleks kuburan Belanda, Lady Raffles Memorial, tugu J.J. Smith, dan patung Sudjana Kassan. Tempat wisata alam ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WIB dengan harga tiket Rp. 9.500, 00 per orang dan Rp. 15.500, 00 per mobil, serta harga parkir motor sebesar Rp. 3.000, 00 KRB meneyediakan jasa pemandu berbahasa Inggris, Belanda, Jepang, Jerman, dan Perancis. Untuk siswa sekolah, kelompok-kelompok remaja atau kelompok-kelompok khusus, tersedia paket wisata flora dan pendidikan lingkungan. Pengunjung juga bisa membeli berbagai jenis biji-bijian di bank biji, bibit pohon langka dan pohon hias di bursa tanaman.

4.2 Visi, Misi, Tujuan, Kegiatan, Tugas dan Fungsi Kebun Raya Bogor