Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Definisi Operasional

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini menjelaskan korelasi antar variabel penelitian. Perilaku pengunjung dalam penelitian ini memiliki hubungan dengan faktor internal dan faktor eksternal dari responden. Faktor internal dari responden adalah karakterstik pengunjung yang meliputi usia, pendidikan, pendapatan, pengalaman, dan motivasi. Karakteristik pengunjung ini dapat memberikan gambaran umum kondisi pengunjung, serta dapat menentukan perilaku dalam proses keputusan pada saat akan berkunjung. Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah pelaksanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Kebun Raya Bogor yang meliputi jenis bauran promosi dan frekuensi pelaksanaan. Pelaksanaan komunikasi pemasaran dapat memuat informasi mengenai keunggulan yang dimiliki oleh Kebun Raya Bogor, sehingga calon pengunjung dapat tertarik untuk datang. Faktor internal dan eksternal ini akan dapat menentukan perilaku pengunjung. Pengetahuan yang didapat berupa informasi tentang Kebun Raya Bogor diharapkan membentuk suatu sikap yang positif rasa suka dan dilanjutkan dengan tindakan pengunjung untuk mengunjungi Kebun Raya Bogor. Selain itu, dengan mengunjungi Kebun Raya Bogor, diharapkan pengunjung dapat bertambah pengetahuannya. Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan: = Berhubungan Karakteristik Pengunjung: Usia Tingkat Pendidikan Tingkat Pendapatan Motivasi Pengalaman Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran: Jenis bauran promosi Frekuensi pelaksanaan Perilaku Pengunjung

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan antara karakteristik pengunjung dengan perilaku pengunjung Kebun Raya Bogor. 2. Terdapat hubungan antara pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan perilaku pengunjung.

2.4 Definisi Operasional

Pengukuran variabel-variabel dijabarkan dan dibatasi secara operasional. 1. Karakteristik pengunjung merupakan faktor-faktor di dalam diri pengunjung yang diduga memilki hubungan dengan perilaku pengunjung agrowsata Kebun Raya Bogor. Beberapa variabel yang diukur sebagai karakteristik pengunjung, diantaranya adalah usia, pendidikan, pendapatan, motivasi dan pengalaman. a. Usia adalah lama hidup pengunjung pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam tahun. Umur dapat dikategorikan sebagai berikut: Muda 15-20 tahun = skor 1 Dewasa 21-27 tahun = skor 2 Tua 27 tahun = skor 3 b. Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti pengunjung sampai dengan saat penelitian. Tingkat pendidikan dapat dikategorikan sebagai berikut: Rendah SMP = skor 1 Sedang SMASMK-D1 = skor 2 Tinggi perguruan tinggi D3S1S2 = skor 3 c. Tingkat pendapatan adalah jumlah rupiah pemasukan atau pendapatan yang diperoleh pengunjung dalam sebulan. Diukur dengan melalui rata-rata skor data lapang dan dikategorikan sebagai berikut: Rendah Rp. 250.000,00 - Rp. 2.499.999,00 = skor 1 Sedang Rp. 2.500.000,00 - Rp. 4.749.999,00 = skor 2 Tinggi Rp. 4.750.0000,00 - Rp. 7.000.000,00 = skor 3 d. Motivasi adalah sesuatu hal yang mendorong pengunjung untuk berkunjung ke Kebun raya Bogor. Motivasi dapat dikategorikan menjadi motivasi internal dan motivasi eksternal. Jika Motivasi internal lebih besar dari motivasi eksternal maka diberi skor 2. Jika motivasi eksternal yang lebih besar dari motivasi internal maka diberi skor 1. e. Pengalaman adalah kegiatan pengunjung pernah mengunjungi Kebun Raya Bogor. Pengalaman dibagi menjadi dua kategori yaitu pengalaman seluruhnya dan pengalaman selama satu tahun terakhir. Pengalaman seluruhnya dikategorikan sebagai berikut: Jarang 1-4 kali kunjungan = skor 1 Sedang 5-8 kali kunjungan = skor 2 Sering 9-13 kali kunjungan = skor 3 Pengalaman selama satu tahun terakhir dikategorikan sebagai berikut: Sedikit 1 kali kunjungan =skor 1 Sedang 2-3 kali kunjungan = skor 2 Sering ≥ 4 kali kunjungan = skor 3 Total skor dari pengalaman seluruhnya dan pengalaman selama satu tahun terakhir dikategorikan sebagai berikut: Jarang 2 kali kunjungan = skor 1 Sedang 3-4 kali kunjungan = skor 2 Sering 4 kali kunjungan = skor 3 2. Pelaksanaan komunikasi pemasaran adalah komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Kebun Raya Bogor agar calon pengunjung dapat mengetahui informasi tentang keberadaan dan keunggulan yang dimiliki Kebun Raya Bogor. Pelaksanaan komunikasi pemasaran meliputi jenis bauran komunikasi pemasaran bauran promosi dan frekuensi pelaksanaan. a. Jenis bauran promosi adalah variasi bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan agrowisata Kebun Raya Bogor agar pengunjung mendapatkan informasi dan berkeinginan untuk berkunjung. Bauran promosi meliputi mass selling yaitu periklanan dan publisitas, hubungan masyarakat, dan informasi dari mulut ke mulut. Jenis bauran promosi dapat dikategorikan sebagai berikut: Rendah = skor 1 Sedang = skor 2 Tinggi = skor 3 b. Frekuensi pelaksanaan komunikasi pemasaran adalah tingkat keseringan pelaksanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Kebun Raya Bogor kepada calon pengunjung dalam periode waktu satu tahun. Frekuensi pelaksanaan komunikasi pemasaran dapat dikategorikan sebagai berikut: Tidak pernah = skor 1 Jarang = skor 2 Sering = skor 3 Pelaksanaan komunikasi pemasaran Kebun Raya Bogor diukur berdasarkan rataan skor dari jenis bauran pemasaran dan frekuensi pelaksanaan komunikasi pemasaran yang dikategorikan sebagai berikut: Buruk 1-2 = skor 1 Sedang 3-4 = skor 2 Baik 4 = skor 3 3. Perilaku pengunjung adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan pengunjung pada saat sebelum dan ketika berkunjung, serta mengevaluasinya. Perilaku pengunjung Kebun Raya Bogor diukur berdasarkan rataan skor yang dikategorikan sebagai berikut: Buruk 9= skor 1 Sedang 9-11= skor 2 Baik 11= skor 3

BAB 3 PENDEKATAN LAPANGAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitan ini dilakukan di Kebun raya Bogor di Jalan Ir. H. Juanda No.13 Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sengaja dengan mempertimbangkan: 1 Kebun Raya Bogor merupakan kebun botani besar tertua di Asia yang terletak di Bogor. 2 Kebun Raya Bogor merupakan tempat wisata untuk memenuhi kebutuhan pendidikan sekaligus rekreasi. 3 Kebun Raya Bogor sempat mengalami penurunan pengunjung pada tahun 2008. Waktu penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan April sampai bulan Mei 2011.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data kuantitatif yang didukung dengan data- data kualitatif. Pengumpulan data primer kuantitatif diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh responden. Waktu pengambilan sampel disesuaikan berdasarkan jam kunjungan dalam Kebun Raya Bogor. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pengunjung Kebun Raya Bogor. Unit analisisnya adalah indvidu. Pemilihan responden pada penelitian ini adalah dengan teknik accidental sampling. Populasi dalam penelitian tidak diketahui secara pasti. Teknik ini mengambil sampel yang sedang berada di lokasi penelitian pada saat penelitian dilakukan. Sampel yang akan dijadikan responden harus memenuhi kriteria tertentu, seperti usia sampel yang akan dijadikan responden minimal 15 tahun. Hal tersebut dipertimbangkan karena responden yang memiliki usia minimal 15 tahun sudah dapat memahami dari pertanyaan- pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Sampel yang diambil sebanyak 100 orang. Pengambilan sampel dilakukan pada hari kerja dan hari libur di dalam Kebun Raya Bogor. Tempat pengambilan sampel di dalam Kebun Raya Bogor menyebar tidak hanya di satu tempatobjek wisata yang terdapat di Kebun Raya Bogor. Penelitian juga mengambil data kualitatif melalui wawancara dengan pihak manajemen Kebun raya Bogor. Wawancara dengan pihak manajemen