Sebagian besar responden mengetahui fast food yaitu 99,1, dan kandungan nutrisi dalam fast food yaitu 94,1.
Dari pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa mahasiswa sudah mengetahui berbagai macam tentang makanan siap saji. Dalam hal ini mahasiswa
memiliki tingkat pengetahuan yang baik disebabkan karena latar belakang pendidikan mahasiswa adalah di bidang kesehatan dan sudah banyaknya sumber
informasi mengenai makanan siap saji. Seperti penjelasan Bloom yang dikutip oleh Notoadmodjo 2012, bahwa pengetahuan adalah dengan mengetahui situasi
dan rangsangan yang dapat mempermudah terjadinya perilaku seseorang sehingga dengan keadaan pengetahuan mahasiswa yang baik kemungkinan dapat
mendorong mahasiswa untuk dapat memilih dan melihat jenis makanan yang baik untuk dikonsumsi.
Dari hasil ini dapat diketahui bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki pengetahuan yang baik tentang fast food. Hal tersebut sesuai dengan
tingkat pendidikan mahasiswa yaitu mahasiswa kedokteran yang lebih mengerti tentang kesehatan, sehingga tingkat pengetahuan mereka tentang fast food adalah
baik.
5.3.2 Pengetahuan Mahasiswa Tentang Dampak dari Mengonsumsi Makanan Siap Saji
Fast Food Secara Terus-Menerus
Berdasarkan hasil penelitian dari pertanyaan tentang dampak dari mengonsumsi makanan siap saji secara terus menerus adalah diketahui sebesar
83,8 menjawab benar bahwa dampak makanan siap saji secara terus menerus dapat menyebabkan penyakit diabetes mellitus, hipertensi, kanker, stroke, dan
kolestrol tinggi, dan sebagian lagi menjawab kurang tepat yaitu sebesar 10,0
Universitas Sumatera Utara
menjawab hanya dapat memicu faktor kegemukan dan sebesar 6,2 menjawab membuat tubuh sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elsa 2012 di FK USU Tahun 2011 yang menyatakan bahwa sebesar 71,6 menjawab benar tentang dampak
mengonsumsi makanan siap saji dan sebesar 28,4 menjawab salah tentang dampak mengonsumsi makanan siap saji.
Makanan siap saji umumnya mempunyai nilai nutrisi yang rendah, mengandung lemak jenuh kolesterol tinggi, tinggi garam dan rendah serat,
sehingga apabila terlalu sering dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit seperti kegemukan obesitas, hipertensi, aterosklerosis, stroke dan kolestrol dan
trigliserida tinggi Sayogo, 2006. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil penelitian
diketahui mahasiswa mengetahui dampak konsumsi makanan siap saji secara terus-menerus terhadap kesehatan mereka. Namun, mudahnya akses terhadap
makanan siap saji, tingginya aktivitas perkuliahan dan tidak ditemukannya buah- buahan di kantin fakultas menyebabkan mahasiswa tidak memiliki pilihan lain
dalam memilih makanan yang akan mereka konsumsi termasuk tidak dapat mengkonsumsi buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral mereka.
5.3.3 Pengetahuan Mahasiswa Tentang Zat Kimia yang Terkandung dalam Makanan Siap Saji
Fast Food
Berdasarkan hasil penelitian dari pertanyaan tentang zat yang terkandung dalam makanan siap saji fast food adalah diketahui sebesar 33,8 menjawab
benar bahwa zat kimia yang terkandung dalam makanan siap saji fast food adalah zat aditif, 33,8 menjawab salah bahwa zat kimia yang terkandung di
Universitas Sumatera Utara
dalam makanan siap saji adalah zat sukrosa dan 32,4 menjawab salah bahwa zat kimia yang terkandung di dalam makanan siap saji adalah zat besi. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elsa 2012 di FK USU Tahun 2011 yang menyatakan bahwa sebanyak 87 mahasiswa 91,6
menjawab benar tentang zat gizi yang terkandung dalam makanan siap saji dan sebanyak 8 orang 8,4 menjawab salah tentang zat gizi yang terkandung dalam
makanan siap saji. Makanan siap saji adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan,
praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan
mengandung zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut serta dapat membuat ketagihan dan merangsang mahasiswa untuk ingin
terus memakannya sesering mungkin Tarigan, 2012. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil penelitian diketahui
mahasiswa mengetahui zat kimia yang terkandung dalam makanan siap saji. Namun mahasiswa tetap mengonsumsi makanan siap saji sebagai dampak
konsumsi zat aditif yang dapat menyebabkan ketagihan dan dapat membuat ketagihan dan merangsang mahasiswa untuk ingin terus memakannya sesering
mungkin.
5.3.4 Pengetahuan Mahasiswa tentang Frekuensi Mengonsumsi Makanan Siap Saji